"Hm... Mana ada darah, ini mungkin hanya kotoran, guna nya spon itu untuk ini, noda membandel," ia mencontohkan membersihkan noda itu dengan spon membuat Elmera hanya mengangguk mengerti.
Ketika ia melanjutkan membersihkan nya, ia tak sengaja melihat salah satu ruangan itu yang memperlihatkan bahwa ada yang berjalan ke tangga atas. "Apa dia akan ke loteng?" gumam nya dengan bingung, tapi di susul orang yang lain mengikuti ke tangga atas.
Ada yang aneh karena Elmera berwajah terkejut melihat itu. "Itu!!!" ia tampak tak percaya membuat Syanza menoleh bingung. "Kenapa?" ia ikut melihat ke kaca.
"Syanza... Diam lah..." Elmera mengisyaratkan untuk diam, lalu dia berbisik dengan pelan. "Orang itu... Aku melihat wajah sales rumah di kompleks itu, dia baru saja akan ke loteng!"
"Apa?!" Syanza terkejut.
"Sht... Ssst," Elmera langsung membuat nya diam. "Aku tak tahu yang aku lihat ini benar atau salah... Jangan percaya padaku begitu saja, mengerti, kita hanya harus memastikan," tatap Elmera lalu Syanza langsung mengangguk cepat. "Ini suatu kebetulan yang hebat..."
Ketika sudah selesai, mereka menjadi tertawa lega. "Haha.... Wah, benar benar perjuangan hebat, tapi ini menyenangkan," tatap Elmera.
"Tentu... Oh, hei, kita belum menyelesaikan itu," Syanza menunjuk loteng membuat Elmera baru sadar.
"Apa kau yakin?"
"Tentu, kita harus menyelesaikan ini," Syanza menaikan alat itu lagi dan mereka berhenti di depan kaca loteng yang berbentuk bulat. Tapi mereka terdiam karena noda merah itu bahkan hampir menutupi kaca itu.
Mereka membersihkan nya bersama tapi ketika perlahan akan mengusap untuk melihat pantulan ke dalam. Mereka terdiam bingung karena sedikit demi sedikit debu yang hilang memperlihatkan ada sosok di dalam sana.
Siapa sangka, itu adalah wajah pria sales rumah yang telah menipu Elmera, tak hanya itu, terlihat dia sedang menutupi cacahan daging mayat di salah satu meja. Mendadak dia menoleh ke arah mereka yang terkejut.
Elmera dan Syanza benar benar terkejut tak percaya. "Elmera... Katakan padaku dia tidak akan membunuh kita kan?" Syanza menatap dengan gemetar dan Elmera hanya bisa menggeleng cepat.
Tapi tiba tiba saja kaca loteng pecah dari dalam dan yang melakukan nya adalah pria itu yang akan mengambil salah satu dari mereka dengan tangan nya, rupanya dia akan mengambil Elmera.
"Ahh!!" Elmera terkejut akan menghindar.
"Sial, menjauh darinya!!" untung nya Syanza langsung memegang kedua tangan pria itu dan menguncinya, dia menarik tubuh pria itu dan membuat pecahan kaca yang masih tersisa dan tajam itu mengenai tubuh pria itu sehingga tubuhnya terkunci di sana. "Akh!!" dia berteriak kesakitan.
Sementara Elmera segera menghubungi polisi.
Syanza menatap ke pria itu. "Hei, kenapa kau melakukan ini!!? Kau menipu Elmera!! Kau juga membunuh orang!! Dimana akal sehat mu?" dia menatap tegas.
Tapi pria itu menjawab dengan senyuman kecil. Sudah jelas itu senyuman psikopat. "Memang nya aku harus punya alasan untuk itu?"
Hal itu membuat Elmera kesal. "Sial... Kau benar benar membuat ku gila!!" dia mengepal tangan dan langsung memukul wajah pria itu dengan pukulan keras membuat pria itu masih bisa tersenyum.
"Aku akan memegangi nya sampai polisi datang," kata Syanza.
"Aku masih belum terima!!" Elmera masih benar benar marah dan memukul wajah pria itu lagi. "Kau benar benar orang gila!! Kau membunuh seorang wanita bukan!!??" dia bahkan menarik kerah pria itu dengan kencang untuk menghadapi wajahnya.
Lalu pria itu menjawab. "Ini bukan urusan kalian!!" dia malah menjawab begitu membuat Elmera semakin kesal. "Kau memang pantas mati!!"
"Elmera, kendalikan dirimu!!" Syanza mencoba menenangkan nya mengingat bahwa Elmera tak bisa terbawa suasana nya.
"Kau tahu, orang seperti ini ada banyak di dunia ini, biarkan hukum mengatasi ini dan kita akan tahu apa yang akan terjadi lagi," kata Syanza membuat Elmera terdiam dengan napas masih kesal, tapi ia mencoba tenang dan membuang wajah. "Dia telah membuat ku sangat takut..."
Tak lama kemudian polisi datang dan mengamankan pelaku dan satu polisi berbicara dengan Elmera dan Syanza, dia juga sembari mencatat. "Baik, terima kasih telah menemukan pelaku pembunuhan, dan setelah kami analisa. Pria itu dulu menikah dengan wanita yang di sebut sebagai wanita merah, tapi wanita itu berselingkuh di tempat laundry, sehingga pria itu termakan emosi dan membunuh nya ketika menginterogasi wanita itu di salah satu komplek rumah yang dia miliki... Sehingga kebetulan di pakai oleh mu, Nona Elmera," dia menatap Elmera yang menjadi menghela napas panjang.
"Jadi? Kamu sudah tahu aku?" Elmera menyilang tangan.
"Tentu saja, kami bisa melihat dari mata milik mu, bagaimana kabar bisnis mu?" Polisi itu malah mengobrol hal yang tidak penting. Sepertinya karena Ayah Elmera berpengaruh di negara, kabar gadis seperti Elmera yang unik menjadi terkenal dan semua orang mengetahui Elmera.
Tapi Elmera hanya kesal. "(Aku benci kehidupan ini... Aku tak suka orang tahu tentang ku.... Aku benci mereka... Kecuali mereka yang tidak tahu aku....) Sudahlah..." ia tampak masih kesal lalu berjalan pergi, Syanza menjadi terkejut. "Ah.... Terima kasih, aku akan mengurusnya," dia menatap ke polisi lalu mendekat ke Elmera yang rupanya menghubungi seseorang.
Dia menghubungi Axe. "Nona Elmera? Apa ada masalah?" Axe langsung mengangkat nya. Tapi di belakang Elmera, ada Syanza yang terdiam. Dia hanya mendengar percakapan Elmera.
"Kemarilah, aku ingin kamu menjemput ku saja... Aku tak mau pulang sendiri," kata Elmera lalu mematikan ponsel nya sambil menatap ke belakang. "Sepertinya sudah cukup untuk hal hal yang tak masuk akal ini," tatap nya pada Syanza yang masih terdiam.
"Aku akan bangun, dari mimpi buruk ku..." tambah Elmera.
Lalu Syanza mendekat dan menghela napas panjang. "Dengar, tak semuanya harus di hadapi dengan baik, kau tinggal di lingkungan yang memang berbahaya... Dan mata milik mu mencoba memberitahu semuanya... Jangan terlalu menekan dirimu... Aku tak mau gadis kecil harus menanggung pikiran berat nya sendiri... Ingat Elmera... Ingat bagaimana kau bersikap ceria ketika di militer," tatap Syanza mencoba menghiburnya tapi Elmera tak tersenyum sama sekali, dia malah membalas hal yang berbeda.
"Itu sebelum aku menyadari sesuatu yang membuat ku mati dan bermimpi buruk..."
Hari berikutnya terlihat sebuah mobil hitam berhenti di lokasi rumah Syanza. Siapa lagi jika bukan Axe yang keluar sambil mengecek ponsel nya.
Kebetulan di dalam Elmera sudah siap siap dan akan keluar tapi Syanza mengikuti nya, justru dia menghentikan nya. "Elmera, tunggu sebentar... Apa kau yakin ingin pergi? Kenapa tidak di sini lebih lama...?" Syanza menginginkan Elmera masih ditempat nya.
Elmera terdiam menatap padanya lalu dia menghela napas panjang. "Aku akan kemari lagi... Jangan khawatir... Aku hanya akan bertemu dengan Ayah ku sebentar saja," kata Elmera.
Hal itu membuat Syanza terdiam, lalu dia mengangguk dan perlahan mendekat memeluk Elmera. "Jika kau ada masalah, kau boleh datang kemari," tambah nya.
Lalu Elmera mengambil sesuatu yakni kunci mobilnya sendiri yang dari kemarin terparkir di halaman rumah Syanza, dia memberikan nya pada Syanza. "Untuk mu saja..."
"Eh?" Syanza tampak terkejut tak percaya. "Tapi... Tapi..."
"Kau bisa menggunakan mobil itu untuk apapun, aku memberikan nya padamu... Terima kasih sudah menolong ku saat itu," kata Elmera.
"Elmera... Aku membantu mu tak mengharapkan apapun, aku tak bisa menerima nya..." Syanza mencoba menolak.
"Jangan khawatir, anggap saja sebagai pertemanan kita... Terima kasih sudah menjadi teman ku," kata Elmera membuat Syanza benar benar terdiam lalu Axe membuka pintu bangku dekat supir untuk Elmera masuk dan Axe mengemudi pergi dari tempat itu.
Tapi Syanza masih terdiam, dia lalu menghela napas panjang. "Dia terlalu banyak pikiran..."
Di jalan, sembari Axe fokus mengemudi, dia juga meluangkan pandangan untuk menoleh ke arah Elmera yang duduk di samping nya, dia sedang menatap jendela dengan banyak pikiran.
"Nona Elmera," dia memanggil memulai pembicaraan. "Apa anda sadar akan sesuatu, bahwa selama ini... Anda merenungkan diri dengan berpetualang?" tatapnya.
Elmera yang mendengar itu menjadi menatap ke arahnya. "Apa maksudmu?"
"Selama ini anda berpetualang untuk merenungkan diri anda, hingga pada puncak untuk saat ini, anda lelah melakukan semua itu..."
"Aku sudah bilang, ini hanya mimpi, ketika aku pulang nanti, aku pasti akan bangun..."
"Anda berkata begitu, karena anda tak terima dengan kondisi anda..." Axe langsung menyela membuat Elmera terkejut.
"Apakah tubuh mu mulai berhenti membuat mu semangat akan sesuatu yang di sebut kondisi fisik, apa yang membuat mu berhenti menerima keadaan mu... Nona Elmera yang ku kenal tak pernah begitu sedih menunjukan kekecewaan nya pada orang lain... Dia justru seharusnya bangga akan keadaan nya dan dia seharusnya senang sudah berjalan sejauh ini untuk menerima kondisimu sendiri," kata Axe.
Elmera terdiam sebentar hingga dia harus tersenyum kecil dan menggeleng pelan. "Ayah ku bahkan tak pernah mengatakan hal seperti itu... Kenapa kau bisa lebih baik darinya?" tatapnya.
Axe hanya fokus ke depan lalu menjawab spontan. "Rasa sayang seseorang berbeda beda...."
Seketika Elmera melebarkan senyuman nya dan tertawa. "Hahhaa.... Terima kasih... Axe," tatapnya seketika Axe bermata lebar dan menatap ke arahnya.
"Kita masih... Berteman kan?" tatap Elmera, pandangan mereka saling menatap tapi mendadak Axe menghentikan mobil nya membuat Elmera terkejut karena rem yang mendadak apalagi Axe masih menatap ke arahnya.
"Axe? Ada apa?" Elmera menatap tak mengerti.
"Nona Elmera... Tentu saja... Kita masih berteman," tatapnya dengan antusias membuat Elmera terdiam tapi ia kembali tersenyum. "Kau benar benar payah...."
"Aku selalu berharap Nona Elmera mengatakan hal itu lagi.... Rupanya tidak ada kelupaan di sini," tatap Axe.
"Yeah, maaf sudah melupakan pertemanan kita... Kau menemani ku... Oh ngomong ngomong apa yang akan aku lakukan setelah di rumah?" tatap Elmera.
"Bukankah kau bilang ingin bangun dari tidur mu?" Axe melirik bercanda.
"Haiz... Setelah mendengar mu... Aku mulai berpikir bahwa ini bukan mimpi... Sebaiknya kita berencana untuk kedepan nya..."
"Yeah, tentu, anda akan bertemu dengan paman anda...."
"Ugh... Bertemu paman? Apa yang asik dari seorang pria paruh baya?" Elmera menatap membosankan.
"Anda akan senang, karena dia tipe orang yang suka berpetualang juga..." kata Axe seketika Elmera terkejut tak percaya.
"Apa maksud mu, setahu aku, dia bukan tipe orang yang baik kan?" Elmera menatap bingung.
"Itu dulu, memang nya apa yang dikatakan fakta masa lalu, mereka tidak pernah benar, sekarang dia sudah sangat berubah... Dia akan lebih menyenangkan..." kata Axe membuat Elmera semakin penasaran.