Chereads / Greend-Eye Monster / Chapter 17 - Chapter 17: Siren Head

Chapter 17 - Chapter 17: Siren Head

Malam itu di hutan, Elmera dan pamannya Nikov masih duduk di depan perapian kecil yang mereka buat bersama. Hutan itu begitu luas dan gelap, dikelilingi oleh pepohonan tinggi yang tampak seperti bayang-bayang misterius di bawah cahaya bulan yang terhalang awan. Angin malam berdesir pelan, membawa bau lembab dari tanah dan daun yang membusuk. Suara burung hantu dan hewan malam lainnya terdengar samar di kejauhan. Di luar cahaya api yang redup, dunia terasa asing dan mencekam.

Nikov mengusap tangannya di dekat api, menghangatkan tubuhnya yang mulai lelah setelah perjalanan panjang. "Kita bermalam di sini. Hutan ini memang luas, tapi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tidurlah, besok kita masih harus berjalan lagi," katanya, matanya mulai terpejam mengantuk.

Tapi sepertinya Elmera terbawa suasana soal perkataan Nikov yang berbicara pasal Siren Head, pandangan Elmera tak mau berhenti memikirkan.

"Hei... Nak?" Nikov menatap bingung.

Seketika Elmera tersadar. "Maaf.... Aku hanya... Karena kau bicara begitu, aku jadi berpikir akan ada Siren Head di sini...."

"Memang nya kenapa? Itu memang benar... Ketika aku masih kecil, aku selalu mendengar suara sirene yang berbunyi aneh ketika aku memancing, tidur, atau apapun itu... Tapi aku tak pernah menemukan nya, dulu banyak turis berkunjung, tapi sekarang sudah tidak menjadikan hutan ini asing di mata dunia..." kata Nikov membuat Elmera semakin tegang bahkan menelan ludahnya.

"Tak perlu khawatir, selama kau berpikir positif, kau tak akan menemukan makhluk itu," tambahnya.

Elmera mengangguk, meskipun di dalam hatinya ada sesuatu yang terasa janggal. Sejak mereka tiba di hutan ini, perasaannya tak menentu. Heningnya malam dan gelapnya pepohonan seolah menyembunyikan sesuatu. Namun, ia tidak mengatakan apa-apa.

"(Memang benar perasaan ku tadi agak aneh ketika datang, tidak... Tapi ketika aku langsung bangun dari dalam mobil, rasanya seluruh tubuhku ada yang aneh....)" dia mencoba hal yang akan melupakan perasaan buruknya itu.

"Baiklah, jadi ayo tidur... Sedikit pemberitahuan, aku akan bersikap buruk jika aku sangat mengantuk, jadi kamu juga harus tidur...." kata Nikov lalu membuka tenda untuk Elmera. "Masuklah, aku akan tidur di luar berjaga..."

Lalu Elmera mengangguk dan masuk ke dalam tenda untuk tidur berbaring.

Namun, saat ia mulai berbaring di dalam tenda, telinganya menangkap sesuatu. Suara samar. Bukan suara angin, bukan suara binatang hutan, tetapi... suara sirine. Sangat jauh, hampir tidak terdengar, namun cukup jelas untuk membuat bulu kuduknya berdiri. Elmera mengangkat kepalanya perlahan, jantungnya berdetak lebih cepat. "Apa itu...?" gumamnya pelan, matanya membelalak dalam kegelapan. "(Kumohon jangan lagi, hanya karena Paman membahas itu, kenapa jadi muncul?)"

Semakin ia mencoba untuk mendengarkannya, semakin jelas suara itu terdengar. Sebuah sirine yang bergema jauh di tengah malam, suara yang aneh dan tidak wajar. Tidak mungkin ada sirine di tengah hutan ini. Elmera mulai merasa ada yang salah. Ia berusaha mengabaikannya, menenangkan pikirannya dengan berpikir bahwa mungkin itu hanya imajinasinya, atau mungkin suara angin yang kebetulan terdengar aneh. Tapi suara itu semakin nyata, semakin jelas, dan semakin menakutkan.

Elmera merasakan napasnya semakin berat. Suara itu kini seperti semakin mendekat, walaupun masih samar-samar. "(Ini bukan mimpi...)" pikirnya. Ketakutan mulai merayap ke dalam dirinya. "Paman... aku harus membangunkan Paman."

Dengan tangan gemetar, Elmera membuka dan keluar dari tenda melihat Nikov berbaring di luar dengan alat tidur khusus, dia langsung mengulurkan tangan dan mengguncang bahu pamannya yang sudah tertidur. "Paman! Paman, dengar! Ada suara aneh!" bisiknya dengan nada panik.

Nikov terbangun perlahan, membuka mata dengan kesal. "Elmera, apa yang kau lakukan? Tidurlah. Tidak ada apa-apa, hanya suara hutan," katanya dengan suara berat. Ia menoleh sejenak, matanya menyipit, mendengarkan. Namun, wajahnya tetap tenang. "Aku tidak mendengar apa-apa. Hanya angin, mungkin. Jangan khawatir, tidur saja."

"Tapi aku serius! Suara itu nyata! Itu seperti... suara sirine... sangat aneh," Elmera bersikeras, tapi Nikov hanya menggeleng pelan, matanya mulai tertutup lagi.

"Elmera, kau terlalu lelah. Jangan biarkan pikiranmu bermain-main. Tidak ada sirine di sini. Tidurlah... dan berhenti membayangkan hal-hal yang tidak ada," Nikov bergumam sebelum akhirnya terlelap kembali.

Elmera terdiam, memandang pamannya dengan rasa frustrasi. "(Tidak mungkin ini hanya imajinasi, bukankah kau yang membuat ku harus berpiki begitu...)" pikirnya keras-keras. Suara itu ada. Ia mendengarnya dengan jelas. Tapi bagaimana mungkin Nikov tidak mendengarnya? Apakah ini hanya terjadi padanya?

Pikiran Elmera mulai berputar. Siren Head. Ia ingat cerita-cerita yang pernah ia dengar tentang makhluk itu. Makhluk setinggi menara, dengan kepala sirine, yang muncul di tempat-tempat terpencil dan menipu orang-orang dengan suara-suara aneh. Apakah mungkin? Pikirannya penuh dengan teori-teori. "Tapi itu hanya cerita... kan? Itu hanya legenda kota. Mana mungkin Siren Head benar-benar ada?"

Namun, semakin ia mencoba untuk menenangkan dirinya, suara itu semakin keras. Tidak mungkin ini hanya kebetulan. Suara sirine itu kini terasa begitu dekat, seolah-olah sedang mendekat dari balik pepohonan gelap di sekeliling mereka. Elmera merasa tubuhnya kaku, napasnya terengah-engah. Ia tahu ada yang tidak beres.

Akhirnya, karena rasa penasaran yang tak tertahankan, Elmera memutuskan untuk bangun. Ia melangkah keluar dari tenda dengan hati-hati, memastikan Nikov tidak terbangun. Kegelapan di luar terasa dingin dan mencekam. Suara sirine itu masih terdengar, lebih jelas sekarang. Elmera merasa dirinya seperti sedang dipanggil, ditarik oleh suara itu ke dalam kegelapan yang tak berujung.

Langkah kakinya pelan tapi mantap, semakin menjauh dari tenda. Hatinya berdebar kencang, rasa takut dan penasaran bercampur menjadi satu. "(Apa yang sebenarnya terjadi? Apa ini benar-benar Siren Head?)" pikirnya lagi. Kakinya melangkah lebih dalam ke hutan, semakin dekat dengan sumber suara.

Tiba-tiba, suara sirine itu berubah. Tidak lagi samar, tapi begitu keras dan menyayat. Elmera menjerit kecil, menutup telinganya dengan kedua tangannya. Suara itu terlalu kuat, seperti gelombang yang memukul-mukul kepalanya. Sakit. "Shit... apa ini?" teriaknya dalam hati. Suara itu terasa begitu nyata, begitu menusuk, hingga ia merasa akan pingsan. Kepalanya berputar, dan rasa sakit itu semakin dalam.

"BERHENTI!" jerit Elmera, tubuhnya bergetar hebat. Telinganya berdenging, dan ia terjatuh ke tanah, terpuruk di antara akar-akar pohon yang besar. Suara sirine itu terus menggema di kepalanya, semakin menyakitkan. Elmera menutup matanya rapat-rapat, berusaha menghalau rasa sakit yang menghantamnya dari segala arah. "Aku tidak bisa… aku tidak bisa…" bisiknya, hampir tak mampu berpikir jernih.

Jeritannya menggema di malam yang sunyi, memecahkan keheningan.

Nikov, yang tertidur lelap, tiba-tiba terbangun dengan kaget. Matanya terbuka lebar, tubuhnya langsung tegak. "Elmera!" teriaknya, segera keluar dari tenda dan melihat keponakannya di tanah, menggeliat kesakitan. "Elmera, apa yang terjadi?!" ia berlari mendekat, lututnya jatuh ke tanah di samping Elmera.

Elmera masih menutup telinganya, tubuhnya bergetar hebat. "Suara itu... suara itu begitu keras... aku tidak tahan!" suaranya terputus-putus, penuh dengan rasa sakit dan ketakutan.

Nikov menatap sekeliling dengan bingung. "Suara apa, Elmera? Tidak ada apa-apa! Tidak ada suara apa-apa di sini!" ia mengangkat Elmera ke dalam pelukannya, mencoba menenangkannya. "Kau aman. Kau hanya kelelahan. Tidak ada suara sirine, tidak ada apapun."

Elmera membuka matanya perlahan, matanya berkaca-kaca. "Tapi aku mendengarnya... aku benar-benar mendengarnya... begitu dekat..." bisiknya lemah. Nikov hanya bisa memeluknya erat, mencoba menenangkan keponakannya yang ketakutan.

Namun, jauh di dalam dirinya, Elmera masih bertanya-tanya. "(Mengapa hanya aku yang mendengarnya?)"

"Elmera? Elmera! Elmera!!" teriak Nikov, membuat Elmera tersadar dan menatapnya.

"Katakan padaku bahwa kau baik-baik saja? Kau baik-baik saja?" Nikov menatapnya dengan cemas.

Tiba-tiba, dia terkejut ketika mendengar suara yang sama dengan Siren Head yang didengar oleh Elmera.

"Paman?" Elmera menatapnya bingung.

"Elmera... Aku... Aku mendengarnya..." kata Nikov dengan tatapan kosong. Namun, ia menambahkan, "Dan aku... juga melihatnya..." Pandangannya lurus ke depan, membuat Elmera ikut menatap. Tak disangka, makhluk tinggi dan kurus itu menatap mereka sambil mengeluarkan suara keras.

Namun, yang paling kesakitan mendengar suara itu adalah Elmera. "Akhhh!!" ia berteriak kesakitan, memegang kedua telinganya. "(Suaranya sangat aneh, ini membuatku merasa sangat buruk... Aku bisa sakit... Suaranya menyakitkan!)"

Melihat Elmera yang ketakutan, Nikov mengambil sesuatu dari pinggangnya, sementara Siren Head tampak berlari ke arah mereka, siap menyerang.

Sebelum Siren Head sampai, Nikov mengeluarkan pistol dan menembaknya. Tembakannya akurat, sementara Elmera masih di sampingnya, kesakitan dan menutup mata.

Tembakan Nikov mengenai Siren Head, membuat makhluk itu berteriak mengerikan dan menghilang dari pandangan. Nikov bernapas cepat, sementara Elmera perlahan membuka telinganya dan menatap pamannya.

"Paman?" tanyanya, bingung.

Nikov menyimpan pistolnya dan memegang tangan Elmera. "Elmera, berjanjilah padaku bahwa kita akan tidur sampai pagi... Jangan sampai kita terbangun. Dia belum sepenuhnya mati, jadi jangan takut lagi," katanya, membuat Elmera mengangguk cepat.

Mereka segera kembali ke tenda. "Aku benar-benar tak percaya..." gumam Elmera.

"Itu adalah hal yang wajar jika dia memancingmu dengan suara itu. Untungnya aku menembaknya. Seumur hidup, baru kali ini aku melihat makhluk itu dari dekat. Kau benar-benar membuatku melihatnya, Elmera..." kata Nikov sambil menatapnya.

"Tapi aku masih takut... Itu sangat mengerikan. Kepalaku pusing memikirkan suara itu..." balas Elmera.

"Itu karena suaranya mengguncang mentalmu. Tenang saja, ketika kau bangun, lupakan semua ini, mengerti?" Nikov menatap Elmera, dan dia mengangguk.

"Bagus. Aku akan tidur di luar..." Nikov berjalan keluar tenda, meninggalkan Elmera sendiri. Elmera langsung berbaring dan mencoba untuk tidur.

"(Aku harap aku tak mendengar suara itu lagi... Tapi aku penasaran... Suara makhluk itu, apakah memiliki dampak lain pada alam di sekitarnya? Dia benar-benar makhluk yang buruk...)" pikirnya. Sementara itu, Nikov diam-diam berjalan menjauh dari tenda Elmera. Perlahan, dia mencari jejak Siren Head hingga kembali mendengar suaranya. Nikov hanya berani mengintip dari balik pohon sambil berpikir.

"(Jadi, suara itu yang selama ini membuat alam begitu buruk di sekitarnya... Bahkan ikan yang aku makan...)"