"Oh ayolah, jangan memancing ketakutan ku."
"Jangan khawatir, sampai sekarang aku percaya itu hanya urban yang di besar besarkan, karena aku selalu mencuci pakaian ku di sini bahkan pada saat malam hari, toh aku juga tidak ketemu sama makhluk itu."
"Tapi, ada aku di sini lo," tatap Elmera dengan ketakutan membuat Syanza bingung.
"Setiap kali sesuatu yang di ceritakan mengandung undur tidak nyata, jika ada aku di sini, pasti kita akan ketemu," tambah Elmera tapi Syanza tertawa. "Ahahahha!!"
Hal itu membuat Elmera kesal. "Yasudah jika tidak percaya!!"
"Ahahah sudahlah, ayo cepat, kita harus menyelesaikan cucian sebelum malam tiba untuk bekerja membersihkan kaca klien," kata Syanza memasukan bajunya di mesin cuci sementara Elmera yang di samping nya menjadi was was.
"Apakah tempat ini memang selalu sepi?" ia mengusap leher belakang nya apalagi hari sore ini akan menjadi malam sebentar lagi.
"Jangan khawatir, tak akan ada apapun... Hanya perlu berpikir positif," balas Syanza, lalu dia melihat sekitar seperti kurang sesuatu.
"Oh, bisa kamu membantu ku, mengambil sabun di bagian belakang laundry?" Syanza menunjuk pintu di bagian belakang membuat Elmera mengangguk dan berjalan ke sana sementara Syanza masih memasukan baju bajunya.
Tapi ia mendengar suara pintu berdering membuat nya berpikir bahwa ada yang datang dan ia tidak menoleh karena tengah berlutut memasukan baju. Tapi beberapa lama dirasakan, dia tak merasakan ada orang yang datang melewati mesin cuci itu membuat Syanza menoleh ke pintu yang rupanya tak ada orang sama sekali.
Ia berwajah bingung. "Aneh sekali, perasaan aku mendengar suara, apa ada yang mengerjai?" ia memutuskan untuk keluar laundry dan melihat keluar, tapi memang tak ada siapa siapa di parkiran luas itu, lalu dia memutuskan untuk berbalik akan masuk, tapi ia terkejut karena melihat ada kertas tertempel di dinding kaca laundry, kertas itu ia ambil dan menunjukan sesuatu yakni sebuah foto yang tidak jelas karena foto itu buram, hitam putih dan tidak jelas.
"Hm.... Apa ini?" ia bahkan tak bisa melihat dengan jelas, tapi tiba tiba ada teriakan Elmera dari belakang. "Ahhh!!!"
Hal itu membuat Syanza terkejut dan langsung masuk untuk ke pintu belakang tempat dimana gudang rak sabun berada. "Elmera!!" ia memanggil membuka pintu dan terkejut melihat rak sabun itu jatuh menimpa Elmera yang terjatuh tak bisa bergerak. "Syanza... Apa kau yang melakukan ini?!" Elmera menatap kesal.
"Apa, tidak!!" Syanza menggeleng, dia juga menolong Elmera dengan mengembalikan rak itu dengan kekuatan nya, padahal rak itu berat tapi wanita sepertinya bisa mengangkatnya. "Kau baik baik saja?" dia mengulur tangan.
"Ugh shit, aku tak percaya dengan apa yang terjadi?" Elmera tampak kesakitan di tubuhnya.
"Kenapa? Apa kau mengalami sesuatu?" Syanza menatap.
"Aku tadi masuk kemari dan ingin mengambil sabun di rak ini, tapi aku mendengar ada yang membuka pintu itu, kupikir itu kamu karena aku tak menoleh memastikan, kemudian rak itu seperti terdorong dari arah lain dan menimpa ku seperti ada yang sengaja mendorong nya," kata Elmera.
"Apa?! Tapi aku bisa bersumpah tak ada yang lewat pintu depan," tatap Syanza seketika Elmera terdiam kaku.
"Li... Lihat kan.... Apa yang aku bilang... Jangan jangan.... Wanita merah itu memang ada... Dan itu karena aku ada di sini," tatap Elmera dengan cemas.
"Jangan cepat berpikir, itu mungkin hanya perasaan kita masing masing," kata Syanza, tapi di saat itu tak sengaja foto tadi keluar dari kantong Syanza dan jatuh ke bawah membuat mereka menatap ke arah foto itu. Elmera menjadi berlutut mengambilnya dan melihat foto itu. Tapi ia mendadak terkejut memegang mulutnya dengan wajah pucat.
"Ugh, shit... Apa maksudmu!" dia mendorong Syanza dengan foto itu membuat Syanza tak mengerti menatap foto itu. "A... Apa yang kau lihat, aku bahkan tak bisa berpikir tempat apa ini?!"
"Itu... Itu adalah foto yang mengerikan... Dan itu..." Elmera kembali mengambilnya dan melihat dengan menahan kejijikan nya karena yang dilihat mata Elmera adalah foto itu berisi sebuah kamar yang memperlihatkan ranjang penuh cacahan daging maupun bentuk mayat. Tapi semakin Elmera melihat, dia terdiam menyadari sesuatu. "Tunggu... Ini... Ini adalah kamar di komplek rumah itu!!" kata Elmera seketika Syanza terkejut.
"Apa?!"
"Dari mana kau dapat ini?" Elmera menatap.
"Aku tadi keluar, dan menemukan kertas itu tertempel di kaca. Tapi, bagaimana kau bisa melihat nya?" tatap Syanza dengan bingung.
"Aku sudah mengalami ini dua kali.... Yang pertama adalah saat aku di kereta, menemukan kertas itu yang merupakan sebagai petunjuk, lalu sekarang... Hanya aku yang bisa melihat pesan ini... Dan ketika aku sudah mengetahui foto ini, maka foto ini akan hilang," kata Elmera menunjukan gambar nya yang rupanya memang benar, kertas itu tak memunculkan foto, hanya kertas kotor yang sudah terbuang.
"Apa?! Dimana fotonya?!" dia bahkan terkejut.
"Kau juga heran kan, aku juga heran..." kata Elmera.
"Waw Elmera... Kau memiliki kekuatan yang hebat...." Syanza memuji.
"Jangan sekarang, kita masih harus berpikir kenapa ada foto ini di sini, apa ada hubungan nya?" Elmera mulai berpikir.
"Sebaiknya kita pikirkan nanti, karena hari sudah malam," kata Syanza membuat Elmera mengangguk kemudian mereka keluar dari gudang sabun itu dan mengambil cucian, tapi Syanza tampak bingung ketika melihat ke dalam, dia mendadak terkejut dan langsung membuka paksa mesin cuci nya membuat Elmera terkejut. "Kenapa?"
"Elmera!!!" Syanza berteriak tak percaya sambil menunjukan baju nya yang rupanya berlumur darah membuat Elmera terkejut menutup mulutnya. "Tidak mungkin... Shit, Syanza, maafkan aku.... Ini semua salah ku... Hantu itu, pasti yang melakukan nya..." Elmera tampak panik.
"Hei, tenang lah.... Kau hanya harus berpikir positif," Syanza mencoba menenangkan nya membuat Elmera mengangguk cepat dengan masih ketakutan.
"Bagus, sekarang hanya harus..." Syanza mendadak berhenti bicara dan tak sengaja menoleh ke arah kaca laundry di belakang Elmera yang menatap nya, siapa yang menyangka bahwa di malam itu Syanza melihat wanita dengan baju gaun merah mencolok berjalan melewati kaca itu dan berjalan ke belakang membuat Syanza masih terkaku bahkan menjatuhkan cucian nya.
"Syanza, ada apa?" Elmera mencoba melihat ke belakang tapi mendadak Syanza langsung menahan bahunya untuk tidak menoleh ke belakang. "E.... El.... Elmera... Mari cepat selesaikan ini, kita hanya harus pakai pemutih, aku tak peduli baju ku luntur, aku ingin kita cepat pulang... Ki... Kita harus bekerja," kata Syanza dengan tubuh gemetar membuat Elmera mencoba mengangguk dan akhirnya mereka keluar dari laundry itu dan berjalan cepat ke arah rumah Syanza.
"Syanza, sebenarnya apa yang terjadi?" tatap Elmera dengan khawatir lalu Syanza menghela napas panjang. "Ini, baik baik saja, sebaiknya kita lupakan saja... Sekarang ayo, katamu mau ikut aku kan?" tatap Syanza lalu Elmera mengangguk.
"Kita akan kemana dulu?"
"Kita akan ke perusahaan dan mengambil mobil pembersih, kita membawa mobil itu ke tempat klien pada malam ini," kata Syanza membuat Elmera kembali mengangguk semangat.
-
Terlihat sebuah mobil pick-up yang bergambarkan pembersih kaca yang sedang berjalan di jalanan malam dan yang mengendarai nya adalah Syanza dengan Elmera duduk di samping nya.
"Wah... Kenapa ini sangat seru..." Elmera tampak senang duduk di sana membuat Syanza tersenyum kecil. "Pertama kali ya... Kupikir kau tak akan menyukai nya karena mobil ini tipe mobil keras... Suara keras bahkan terlalu berisik," tatap Syanza.
"Tidak kok, ini baik baik saja... Sungguh menyenangkan, kau benar, pekerjaan mu memang santai," kata Elmera membuat Syanza tertawa kecil melihat tingkah Elmera.
Hingga ketika mereka sampai di rumah klien, rupanya rumahnya sangat besar dan itu ada di tengah tengah ladang luas, seperti tempat itu memang tersembunyi untuk apapun, ketika di sana, ada gerbang yang terbuka dan mempersilahkan mobil Syanza masuk.
"Kenapa kita tak di sambut atau apapun?" tanya Elmera melihat sekitar. Halaman rumah itu cukup luas sehingga mobil Syanza harus butuh waktu untuk mendekat ke kaca rumah, siapa yang menyangka, kaca rumah itu sangat banyak.
"Untuk apa di sambut, kita sudah tahu tugas kita, lihat itu, mari kita hitung kacanya. Ada tiga lantai dan panjang rumah nya itu lebih banyak ke samping, jika kita tarik kaca dari bawah, total nya ada tiga, dan ke samping ada 6 kaca. Tapi ada satu kaca kecil di atas sendiri, sepertinya itu loteng," kata Syanza membuat Elmera mengangguk menatap.
"Sepertinya kita akan butuh waktu ya?" tambah Syanza.
"Tapi, bukankah ini cukup mencurigakan? Ada rumah besar di tempat yang kosong ini, apakah orang orang nya juga mencurigakan?" Elmera mulai tak nyaman.
"Oh ayolah Elmera, jangan mulai lagi, bukankah kita sudah sepakat untuk melupakan hal itu, hanya perlu membersihkan," kata Syanza, lalu mereka keluar dan Syanza mengambil peralatan dari bagasi mobil itu dan ketika sudah mengambil semprotan pembersih, spon, juga kain pengering, dia juga menggunakan alat khusus yang ada di mobilnya, alat yang digunakan untuk naik secara otomatis tanpa memerlukan tangga.
"Ayo..." Syanza mengajak lalu Elmera masuk ke sana dan alat itu membantu mereka untuk lebih tinggi dan mencapai kaca dinding pertama di sebelah kiri.
"Biar aku tunjukan caranya," Syanza mengambil semprotan dan menyemprotkan nya pada kaca itu, kemudian menggunakan kain lap untuk membersihkan nya, seketika kaca itu bersih memperlihatkan ruangan yang di sana ada pintu kamar mandi.
"Wah, itu hebat..." Elmera terkesan, lalu alat itu membawa mereka ke kaca berikutnya.
"Kau mau coba?" Syanza memberikan semprotan itu. Lalu Elmera langsung dengan semangat mencobanya. Dia membersihkan dengan baik dan memperlihatkan ruangan bersantai dimana ada pria yang membelakangi mereka duduk di sofa menatap televisi.
"Oh, ada orang," tatap Elmera.
"Yeah, mereka ada di sini, mereka bersantai pada malam hari," kata Syanza.
Lalu mereka melanjutkan pekerjaan sampai melihat banyak ruangan termasuk ruang makan, kamar, dan ruangan ruangan lain nya.
Awalnya memang mereka tampak baik baik saja, tapi ketika di lantai 3, Elmera terdiam bingung ketika dia melihat yang pertama kali kaca itu. Bahwa ada noda merah seperti darah membuat nya bingung, bahkan tak hanya satu, tapi semua kaca pasti juga akan ada, karena bingung dia bertanya. "Syanza, apa ini bukan darah?"