Chereads / Greend-Eye Monster / Chapter 11 - Chapter 11: Help

Chapter 11 - Chapter 11: Help

"Sungguh, aku harus menghubungi seseorang," ia merogoh sakunya tapi ingat bahwa ponsel nya ada di meja sofa lantai bawah. Dan di saat itu juga, perutnya tiba tiba keroncongan membuat Elmera merasa sangat lapar memikirkan sereal tadi. "Shit, aku paling tidak harus makan jika ingin menghadapi mimpi buruk ini..." Dia memberanikan diri untuk keluar kamar dan berjalan ke lantai bawah, dia buru buru membuat sereal dengan rasa campur aduk yakni antara waspada, takut bahkan kelaparan di malam itu.

"Sebenarnya ada mitos mengatakan tak boleh memakan sereal di malam hari, tapi karena kelaparan, aku harus makan apapun di sini..." Ia menuangkan susu lalu membawa mangkuk sereal itu ke meja dan mulai perlahan memakan nya, ia juga mengunyah sambil menatap ponsel nya mencoba menghubungi sales rumah. Tapi sayang nya sales rumah itu tak menjawab panggilannya membuat Elmera terdiam cemas, tapi ia mencoba menghela napas panjang. "Positif saja, mungkin dia tertidur.... Tapi... Mayat yang di kamar itu.... Apa yang harus kulakukan..." Ia tampak memikirkan mayat itu, entah kenapa ketika dia memikirkan mayat itu, dia sama sekali tak muak pada makanan nya, justru dia fokus pada sereal nya yang enak.

Tapi mendadak ada suara kecil dari bawah mejanya membuat nya bingung dan mengintip dengan cepat, tak ada apa apa di sana hingga dia kembali mengangkat kepalanya, tapi tiba tiba ketika ia mengangkat kepala melihat meja di atas, ada benda kecil seperti laba laba menatap nya dengan mata merah di atas sereal.

"Ah!!" Elmera terkejut berteriak tapi ketika dia mengedipkan mata, hewan aneh itu hilang beserta sereal nya yang juga habis. "Hah?!" ia terdiam bingung padahal dia hanya makan beberapa suap saja tadi. "Oh ya ampun, apa yang sebenarnya terjadi... Aku masih harus makan..." Ia kehabisan makanan lagi membuat nya kesal.

Namun siapa sangka, suara tepukan tangan misterius datang beserta lampu mati membuat Elmera sontak berteriak. "Ah!?" ia panik dan menepuk dua kali, tapi siapa yang menyangka, ketika lampu menyala ada sosok bayangan hitam dengan wajah merah tepat di hadapan nya membuat Elmera terdiam kaku.

Apalagi ada bisikan. "Run," yang artinya lari membuat Elmera berbalik akan pergi, tapi ia tak melihat ada sesuatu di bawah apalagi posisi kakinya tak pas untuk berbalik membuat nya terjatuh. "Ah!"

BUGH!!

Suara kerasnya membuat nya kesakitan dan langsung menoleh ke arah makhluk itu, tapi makhluk itu akan menyerang membuat Elmera menggunakan teknik nya melarikan diri ketika dia ada di bawah, dia berguling dan merangkak hingga bangkit berdiri, dia berlari ke arah pintu dan membukanya, tapi pintu terkunci.

"Ahhhh buka!!!" ia terlalu panik dan seperti nya pintunya memang di kunci, sementara makhluk itu terbang ke arahnya, Elmera segera menghindari itu membuat makhluk itu menabrak ke pintu dan mengejar Elmera yang lari ke arah tengah. Tapi ia mencoba kembali berlari ke arah pintu, kebetulan di samping pintu rumah ada kaca yang muat untuk dia keluar, jadi dia memberanikan diri untuk melompat dan menabrakan diri di kaca itu hingga keluar. Bahkan ia berguling guling jatuh ke bawah melihat pecahan kaca yang berlumur darah miliknya, sementara makhluk tadi menatap nya dari kegelapan rumah itu, dia tak berani keluar.

Tapi Elmera tak mau berhenti sampai situ, dia mencoba bangun dan berlari ke arah rumah tetangga. Ia mengetuk pintu salah satu rumah tapi tak ada jawaban bahkan tiba tiba saja ia melihat bayangan hitam dari kaca rumah milik tetangga itu membuat Elmera terdiam ketakutan, dia bahkan langsung mundur tapi ia memegang kepalanya. "Akh... Aku mohon.... Jangan ganggu aku...!!" dia berakhir jatuh dan berlutut di tengah halaman komplek.

"Shit!! Shit!! Shit!! Sialan... Hentikan omong kosong ini..." Dia menyadari bahwa dia telah mengalami gangguan mata nya lagi jadi dia menilai bahwa itu semua adalah halusinasi tapi itu sudah jelas terlihat nyata.

Apalagi dia terluka dengan banyak darah mengalir dari banyak nya goresan di tubuhnya. "Ugh... Ini menjengkelkan... Menjengkelkan..." Ia mencoba kembali ke mobil nya yang ada di bagasi.

Karena tombol buka bagasi ada di dalam, dia tak ada pilihan lain selain membuka bagasi dengan tangan nya. Ia bahkan dengan kekuatan kuat membuka bagasi yang besar itu. "Akhh!!!! Buka!!!" sekuat tenaga gadis itu tarik hingga terbuka.

Kemudian menaiki mobilnya, dia segera meninggalkan tempat itu dan mencoba mencari jalan raya.

Tapi ketika hampir sampai di jalan raya, tiba tiba pandangan nya buram dan kabur bahkan warnanya hanya bisa melihat warna hijau, membuat nya menghentikan mobilnya. "Ugh, sial... Aku harus meminta bantuan..." Dia tampak pusing, lalu melihat ponsel nya dan melihat kontak milik Syanza.

"Ku dengar, dia tinggal tidak jauh dari jalan raya ini... Dari pada menghubungi Axe...."

--

Tak lama kemudian ada yang mengetuk kaca mobil milik Elmera yang tampak lemas dan bernapas cepat menatap ke arah kaca.

Tepatnya seorang wanita yang panik memanggilnya. "Elmera! Buka!! Buka!!"

"Dengan rasa lemas, Elmera membuka pintu dan wanita itu langsung membuka nya berlutut menatap. "Elmera apa yang terjadi?!" dia tampak panik.

"Syanza... Peluk aku..." Ia tampak memohon membuat wanita itu langsung memeluknya, tidak salah lagi, wanita itu adalah Syanza yang di bicarakan Elmera.

--

Terlihat pandangan Elmera terbuka, ia tampak tidur di ranjang dengan banyak penutup luka menutupi luka di tubuhnya, ia mencoba bangun duduk dan melihat sekitar. Rumah yang sederhana dan lengkap itu milik orang lain tapi siapa?

Hingga dia tahu bahwa pemilik rumah adalah Syanza karena terlihat Syanza masuk ke dalam membawakan secangkir teh hangat. "Oh, Elmera..." Dia mendekat dan duduk di samping ranjang. "Kau baik baik saja?"

Elmera memasang wajah diam dengan kecewa. Lalu ia menutup wajahnya dengan kedua tangan nya dan mulai merengek. "Huhu... Kenapa aku harus begini..."

"Kenapa? Cerita saja padaku, ingat siapa yang lebih akrab dari pada aku dan kamu?" Syanza mencoba menenangkan nya.

Lalu Elmera menatap tapi pandangan nya masih ke arah lain. "Maafkan aku, dan terima kasih... Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa aku bisa sampai di sini, dan rupanya benar... Rumah mu di sekitar sini."

"Hei, aku memang tinggal di sini, aku kan pernah bercerita padamu bahwa aku tinggal di sini, aku justru kaget karena kau menghubungiku dengan mengirim map lokasi, rupanya benar kau ingin aku datang dan menolong mu. Sebelum aku bertanya apa yang terjadi padamu, kau sudah takut sampai tak sadar diri bahkan luka mu banyak sekali, untung aku bisa mengobatinya karena itu tidak terlalu parah," kata Syanza.

Lalu Elmera menghela napas panjang. "Terima kasih," tatapnya.

"Ini baik baik saja, sekarang bisa katakan apa yang terjadi?"

"Aku... Membeli rumah di komplek yang bernama clap clap complex, tapi sesuatu terjadi... Aku menemukan mayat yang telah membusuk di salah satu kamar, bahkan tepuk tangan yang tidak tahu asalnya dari mana, aku benar benar tidak tahu, itu mengganggu pandangan dan pikiran ku," kata Elmera.

"Oh Elmera... Kau seharusnya tidak coba coba," tatapnya membut Elmera bingung. "Kenapa?"

"Komplek itu belum ada yang beli, kau tidak punya tetangga satu pun pastinya... Apakah sales rumah itu tak memberitahu mu... Dan dia seharusnya dilaporkan ke polisi karena ada mayat di kamar mu," kata Syanza dengan serius.

"Jadi, itu alasan nya tak ada yang menjawab panggilan ku ketika aku mengetuk pintu tetangga... Aku sepertinya sudah di tipu..." ia tampak putus asa.

"Tak apa, aku akan melaporkan ini ke polisi, berikan saja nomor sales itu padaku, untuk sebentar tinggalah di sini... Keluarlah ketika kau lebih baik untuk sarapan, ok?" kata Syanza sekali lagi sambil mengusap kepala Elmera lalu dia berjalan pergi membuat Elmera masih diam di sana.

"Aku tak tahu, apakah aku sudah gila... Imajinasi atau apapun ini adalah mimpi buruk yang tak akan pernah berakhir sampai kapan pun..." ia kembali kecewa dan merenung akan dirinya sendiri.

Tak lama kemudian, Elmera keluar dari kamar tapi ia terdiam karena melihat rumah itu, dimana rumah itu berisi banyak kucing yang manis dan berbulu lembut sedang menikmati kegiatan mereka di sana.

Ada yang menonton televisi, bermain sendiri, tidur pulas bahkan ada yang menatap Elmera dengan tatapan kosong saat ini.

Lalu Syanza muncul dari luar. "Aku sudah menyiapkan sarapan... Makanlah, kau harus mengisi tenaga mu," tatapnya.

"Kamu, habis dari mana?" tanya Elmera.

"Oh, memberi makan kucing ku yang ada di luar... Maaf jika mereka mengganggu pandangnya mu ya."

"Ah tidak, mereka sangat imut..." Elmera meluangkan waktu mengelus mereka satu persatu.

"Haha, baiklah, nikmati itu," kata Syanza yang duduk di kursi meja makan sambil meminum perlahan teh hangat.

Elmera terdiam menatap kucing kucing itu. "(Aku dan Syanza sangat dekat di militer... Selama beberapa tahun ini, dia sudah aku anggap seperti kakak sendiri karena sikap nya yang baik. Meskipun dia baik, dia juga yang paling tegas di antara banyak nya wanita militer... Tapi sisi lain nya, dia pernah bercerita padaku bahwa dia bercita cita ingin tinggal bersama sosok yang bisa menemaninya dalam keadaan apapun dan rupanya dia memilih kucing di sini,)" pikir Elmera. Tapi ia tak sengaja melihat ke jendela dan langsung melihat satu kucing yang terikat lehernya di pojokan pagar beserta kotak makanan nya.

Elmera terdiam, apalagi kucing itu hanya diam berdiri dengan kaki empatnya dan pandangan yang kosong, kucing oren itu sebenarnya berdiri seperti anjing dengan kaki terbuka.

"Um... Syanza," panggil Elmera yang tak nyaman membuat Syanza menaikan alisnya untuk memberi isyarat ada apa.

"Apakah itu memang kucing? Kenapa kau mengikat nya?" Elmera menatap.

"Oh, tidak apa apa, jangan khawatir dia hanya kucing... Yang bergaul dengan orang yang salah," kata Syanza dengan kalimat mencurigakan.

"Apa maksud mu? Kau mencoba menyembunyikan sesuatu?"

"Hahaha tidak, mari biar aku tunjukan..." Syanza berdiri dan mereka berjalan keluar mendekat ke kucing itu.

Bahkan kucing itu hanya diam menatap kosong ke depan ketika mereka datang.

"Ini adalah kucing yang paling berbeda sendiri, dia sangat ganas dari anjing dan yang aku maksud salah bergaul adalah... Dia bergaul dengan anjing," kata Syanza.

"Hah?" Elmera menatap polos. "Bukankah setahu aku, kucing akan bertarung dengan anjing jika bertemu....?"

"Ya begitulah..."

"Aku tak percaya padamu," Elmera menatap.

"Kalau begitu cobalah sendiri..."

"Apa yang harus aku coba..." Elmera bingung lalu dia menatap kucing itu dan perlahan berlutut. "Meng.... Halo?" ia mencoba mendekatkan tangan nya, tapi mendadak kucing itu menggonggong seperti anjing tapi masih dengan suara kucing nya membuat Elmera terkejut menarik tangan nya. "Oh shit.... Sekarang aku percaya..."

"Hahha... Apa ku bilang, karena dia kadang menjadi ganas dan bahkan dia seperti preman gang, karena itulah aku mengikat nya, dia bisa menyerang sesama jika aku biarkan masuk, lagipula dia juga berguna sebagai penjaga yang menakut nakuti dengan suaranya itu," kata Syanza.

"Hahaha, kucing mu benar benar unik..." Elmera ikut tertawa, akhirnya dia tertawa setelah sakit.