Chereads / IDOLIZE / Chapter 8 - Bab 7: RP710

Chapter 8 - Bab 7: RP710

Dua hari berlalu setelah audisi diadakan, menghabiskan semalaman suntuk begadang, Rian dan Lea dengan kerasnya menilai setiap calon dengan begitu teliti. Perdebatan, komentar, sanjungan, kritikan, saling mereka lempar satu sama lain sewaktu di kantor. Semuanya dilakukan demi mendapatkan calon-calon idol yang cocok untuk mereka latih nantinya di RP710."Fix kan... ini...?""Ya... udah fix itu semua..."Dara mengambil list dari sepuluh orang kandidat yang telah ditetapkan kedua orang tersebut. Sementara menunggu Dara menyelesaikan bacaannya, Lea dan Rian merebahkan badan pada sofa, wajah mereka tidak bisa menahan lagi lelah serta kantuk yang telah terkumpul sejak lama."Akan saya bacakan ya anggota yang telah ditetapkan. Clarissa Reine, Augustina Celine, Simione Citra Valentin, Laksmita Yuna, Sofi Wulandari, Grace Lili Kirana, Puspa Nur Dewi, Tiara Intan Berlian, Sandra Isla, dan yang terakhir... Jasmine Prilla Istari."Secara bersamaan Rian dan Lea mengangkat jempol ke atas sebagai tanda bahwa list tersebut telah valid."Kalau begitu, akan saya buatkan dokumen kontraknya. Sementara itu, kalian berdua sebaiknya istirahat dulu hari ini.""Istirahat...?"Mendengar kata-kata yang terkesan meremehkan tersebut, Rian bangkit dari kursinya, sementara Lea masih menelungkupkan kepada di sofa. Setelah semua nama idol ditetapkan, bagaimana bisa dia menghabiskan waktu untuk berleha-leha, sebaiknya sekarang dia menyiapkan undangan serta persiapan untuk menyambut gadis-gadis tersebut."Produser, apa yang hendak anda lakukan?" Melihat Rian yang berjalan ke arah meja kerjanya, Dara melirik ke arahnya."Tentu saja ngerjain sesua—""IS. TI. RA. HAT.""Ta-tapi.."Dara memandangnya dengan kedua mata tajam, gerakan Rian terhenti pada tempatnya bagaikan seekor anak ayam yang tengah diawasi oleh elang. Sekali Dara menunjukkan ekspresi penuh amarahnya itu, tidak ada satu pun yang berani melawan, kecuali Lea, yang artinya hanya Rian saja yang tidak bisa melawan."Baik..." Dengan penuh kecewa, Rian kembali berbalik ke arah sofa."Soal undangan, persiapan segala macam, serahkan saja pada saya. Kalian berdua sudah bekerja keras selama dua hari bukan, kalau terjadi apa-apa sebelum hari penyambutan... saya yang repot.""Udah Rian... nurut aja, tiduran sini..." Lea mengatakan hal tersebut sementara wajahnya masih terkubur di dalam empuknya sofa."Rasanya kalo ga ngapa-ngapain tuh agak gimana gitu loh, Lea...""Kamu tuh, sejak kerja di sana kamu kok jadi gitu, jangan kaya dara yang workaholic. Sini kuajari pentingnya power nap buat orang penting kaya kamu.""Kamu sedang ngomongin saya ya, Lea?""Udah ah cepet tiduran aja Rian, daripada aku ribut lagi sama dia!"Tanpa menunggu lama lagi, Rian segera melemparkan tubuhnya pada sofa tepat di samping Lea. Memejamkan matanya sejenak, meski dirasa begitu sulit untuk bisa langsung tidur karena kekhawatiran pada kepalanya sekarang, Rian tetap berusaha untuk tenang. Kali ini, dirinya semakin dekat, langkah menuju impiannya semakin dekat, maka dari itu ia tidak boleh tumbang sebelum hal tersebut terjadi. Ia telah diberkahi rekan-rekan yang peduli kepadanya, baik Dara, Lea, dan Ruri... sebagai ucapan terima kasih dan sebagai produser, tentu dia perlu mendengarkan nasihat dari karyawannya. Sebab itu, sebisa mungkin, Rian akan mengistirahatkan tubuhnya sejenak.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Rumah Produksi... Tujuh... Sepuluh.."Tiara menghela nafas dalam-dalam sembari mengamati kembali alamat yang tertera dari layar handphonenya. Selepas memastikan kembali, tempat dirinya berdiri sekarang memang betul, namun gedung di depannya tampak jauh berbeda dari bayangannya. Dirinya memang sangat bahagia bahwa untuk pertama kalinya berhasil lolos dari audisi idol, makanya begitu bersemangat ketika disuruh untuk datang ke agensi tersebut sehingga dia datang jauh lebih awal dari yang dijadwalkan. Ekspetasinya sedari awal tidaklah tinggi, dari hasil stalking menunjukkan agensi RP710 masih baru, tapi tidak begini juga."Harus tanya ke siapa aku..."Ia ingin bertanya kepada seseorang, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana. Lantai pertama gedung itu saja berupa toko rongsokan yang penuh sesak dengan barang-barang bekas. Tiara yang merupakan anak rumahan, tentu merasa takut apabila terjun ke tempat yang penuh sesak oleh barang dan orang yang tidak kenalnya."Apa aku tanya ke grup aja ya... tapi takut dikacangin. Apa nunggu aja sampai ada yang datang... tapi masih setengah jam lagi dari jadwalnya..."Sambil mencoba menenangkan diri, Tiara memutuskan untuk menunggu sejenak, berharap menemukan petunjuk lebih lanjut. Ia berdiam sembari menyenderkan punggung di bawah pohon rindang. Ketika ia tengah mengecek beranda media sosial, tiba-tiba seseorang menyapanya."Loh? Kamu yang ikut audisi juga kan!" suara yang tak asing terdengar di telinganya.Ia menoleh dan melihat dua orang yang dikenalnya, mereka dua gadis sejoli yang ditemuinya saat audisi beberapa hari yang lalu. Mereka berdua terlihat sangat dekat sewaktu di ruang tunggu, saling berbicara satu sama lain. Bahkan si salah satu gadis, dengan rambut coklat pendeknya mau mengajak ngobrol Tiara. Dia tersentak kaget, tidak menyangka akan bertemu mereka di sini."Si... Si... Ti.. Tia...""Tiara, masa kamu lupa sih Kirana. Baru ketemu kemarin-kemarin loh!""Maaf... aku emang susah nginget nama ahaha.""Kirana... sama Reine... kalau gak salah kan ya?""Wah masih inget ternyata.""Kalian lolos kah!"Kirana tersenyum dan mengangguk. "Ya, kita berdua lolos. Waktu liat kamu berdiri sendirian, aku gak nyangka kalo itu kamu. Wah... kita bakal jadi satu grup kah."Kebingungan Tiara perlahan menghilang, berganti dengan rasa lega dan senang. Bersyukur bahwa ada seseorang yang kini bisa menemani dirinya. Selepas mengobrol sejenak, mereka berkata kalau ragu juga bahwa alamat yang ada di grup itu benar. Sehingga sepakat untuk mengirim pesan pada grup agar bisa diberi petunjuk."Oke... kirim..."Begitu Kirana mengirimkan pesan pada grup untuk memastikan alamat yang tepat, terdengar suara langkah kaki menuruni tangga. Sesosok pria tinggi dengan pakaian kantor rapi menyapa mereka. Ketiga gadis tersebut segera mengenali wajahnya, ia adalah Rian, salah satu juri yang pernah mereka temui semasa audisi."Maaf bikin nunggu, alamatnya kurang jelas ya. Agensinya ada di lantai tiga, biar kutunjukkan jalannya." Sapa Rian dengan senyum ramah.Mereka akhirnya mengikuti jalan Rian untuk menaiki tangga gedung, sampai akhirnya tiba di lantai tiga. Di depan pintu bertuliskan "Rumah Produksi 710", mereka berdebar-debar untuk masuk ke dalamnya.Begitu Rian membuka pintu, mereka disambut oleh dekorasi yang penuh warna dan suasana yang hangat di dalam kantor."Kantornya kecil emang... tapi yah... kuucapkan kepada kalian, selamat datang di Rumah Produksi 710! Selamat atas diterimanya kalian sebagai seorang idol!"Tiara, Kirana, dan Reine menerima sambutan dengan wajah penuh berseri. Meski ruangannya sempit dan minim furnitur, tiada kekecewaan terlihat pada wajah gadis-gadis itu. Mereka begitu antusias melihat tempat di mana mereka akan memulai perjalanan baru mereka sebagai idol. Lea dan Dara pun menyambut kedatangan mereka, memberikan tempat duduk pada ketiga gadis pertama yang datang ke agensi.Sementara para gadis mengagumi dekorasi kantor dan saling bercerita satu sama lain, Rian dan Lea, terlibat dalam percakapan serius mengenai lokasi kantor yang memang sulit ditemukan."Kan dah kubilang buat pasang penanda..." ucap Lea dengan nada tegas."Takutnya dimarahin yang punya gedung... dianggep ngotor-ngotorin nanti..." Rian membantah saran Lea tersebut."Yang nanti ya biar nanti! Toh bikinnya yang bisa dilepas, sekarang kita perlu penanda itu. Kalo mereka semua pada nyasar gimana coba?"Akhirnya Rian mengambil beberapa bahan serta alat yang diperlukan untuk membuat penanda sementara, penanda tersebut niatnya akan ditaruh di dekat tangga agar setiap orang tahu dimana lokasi RP710. Sembari menunggu hal tersebut, Lea mencoba untuk ikut dalam obrolan para gadis tersebut, berusaha membuat Tiara dan kawan-kawan merasa lebih nyaman di lingkungan baru mereka. Meskipun awalnya bingung, menyaksikan betapa seriusnya para staff, mereka kini merasa yakin bahwa mereka berada di tempat yang tepat untuk menggapai impian mereka.Satu per satu, gadis-gadis lain mulai berdatangan ke Rumah Produksi 710. Reaksi yang didapatkan dari mereka pun sangatlah beragam. Ada yang terkejut melihat ukuran kantor yang jauh dari bayangan mereka. Ada pula yang tampak begitu senang karena melihat meja yang penuh dengan makanan ringan dan minuman. Namun, tidak sedikit juga yang menyuarakan kekecewaannya karena kantor itu tidak sesuai dengan ekspektasi mereka.Suasana semakin meriah ketika semua anggota telah berkumpul di dalam kantor, suasana menjadi begitu hidup dari sebelumnya. Hari-hari sepi berisikan hanya Rian, Lea, dan Dara kini akan dipenuhi oleh para idol tersebut. Rian memperhatikan wajah-wajah mereka satu per satu. Beberapa gadis saling mengobrol dengan antusias, tertawa bersama, saling mencoba makanan ringan di meja, dan sisanya tampak asyik dengan gadget masing-masing.Melihat para idol yang nantinya akan dia latih berdiri di depannya membuat semangat Rian membara. Ia tahu bahwa ini adalah awal dari perjalanan panjang, dan meskipun kantor ini sederhana, ia percaya bahwa mereka dapat mencapai hal-hal besar. Mengingat bahwa setengah gajinya digunakan untuk menyelenggarakan penyambutan ini, Rian merasa pengorbanan dari dompetnya tidaklah sia-sia."Udah sofanya keras, gak ada AC lagi, panas...""Iya, walau gitu mayan sih ada kipas.""Tetep aja panas, tau gitu gue bawa AC sendiri aja.""Enak... aku gak pernah cobain jajan ini, ternyata enak...""Eh eh, tau gak soal ini yang lagi rame di Fastgram?""Jadi kak Lea yang kemarin ngejuri, gimana menurut kak Lea soal penampilanku?""Penampilanmu ya, mayan sih, cuman yang kurang tuh—"Dara berdiri diam di samping Rian yang tersenyum-senyum sendiri ketika menyaksikan setiap orang tengah mengobrol satu sama lain merasa kesal. Seharusnya sekarang sudah bisa dimulai penyambutannya, untuk menyingkat waktu tapi dia malah cengar cengir seperti orang aneh. Sehingga ia menepuk pria tersebut dari belakang sembari memberi isyarat padanya untuk segera mendiamkan mereka semua."EKHEM— Eee... semuanya bisa minta perhatiannya sebentar."Selepas Rian memberikan isyarat di hadapan setiap orang, semua mata tertuju kepadanya. Menghirup nafas lebar-lebar, ia mempersiapkan seluruh tekad dan keberaniannya, sembari melepaskan ketegangan bersamaan dengan hembusan angin."Saya ucapkan terimakasih atas kehadiran kalian semua pada hari ini. Dengan setiap anggota yang telah berkumpul di agensi, menandakan bahwa kalian telah resmi menjadi salah satu idol dari Rumah Produksi 710. Ucapan selamat serta sambutan kami ucapkan kepada para idol baru agensi RP710!"Tepuk tangan diberikan oleh Lea untuk kemudian diikuti oleh yang lain selepas Rian memberikan pidato penyambutannya."Sebelum itu, mungkin perkenalan terlebih dahulu dari agensi RP710 sendiri. Perkenalkan, nama saya Rian, selaku Produser untuk RP710. Kemudian di sebelah saya sendiri,""Saya Dara, sebagai Sekretaris serta Bendahara. Tugas saya di sini mengenai dokumentasi dan pengurusan inventaris, keuangan, dan segala hal yang berhubungan dengan kertas atau data.""Le-Lengkap banget..." Rian kaget sebab Dara memperkenalkan tugasnya sebegitu rinci kepada para gadis yang kebanyakan masih anak sekolahan."Selanjutnya mungkin aku, kenalin namaku Lea. Posisiku di RP710 adalah sebagai manajer, jadi tugasku tentu ngawasi kalian semua selama menjadi idol. Kalo ada pertanyaan, bingung, ragu, atau semacamnya jangan lupa dan jangan takut tanya ke aku ya!"Satu lagi justru memperkenalkan dirinya dengan begitu santai layaknya anak muda, namun begitulah Lea, sifatnya yang mudah bergaul tersebut bisa memudahkan orang lain dekat dengannya secepat mungkin. Karena itulah tidak sedikit idol yang tengah duduk di sebelahnya kaget sebab tahu bahwa Lea memegang jabatan cukup tinggi di agensi."Jadi... seperti itulah pengurus dari agensi RP710. Jujur, mungkin banyak di antara kalian yang merasa ragu atau kecewa ketika menjumpai bagaimana RP710 sebenarnya. Kami memang sebuah agensi kecil, yang baruuuu... banget dibentuk beberapa bulan kemarin."Begitu Rian mengatakan mengenai hal tersebut mereka saling memandangi wajah satu sama lain seperti merasa tidak enak, beberapa bahkan mengalihkan pandangan dari Rian karena apa yang dia katakan ada betulnya. Di sisi lain Lea dan Dara terkejut sebab tiba-tiba saja Rian mengatakan hal sebegitu vital seperti itu."Meski begitu, aku berjanji kepada kalian, bahwa kami akan memberikan yang terbaik bagi setiap idol di RP710. Sehingga suatu saat nanti, kalian bisa setara dengan Sirius."Mendengar perkataan Rian yang ingin menjadikan mereka setara dengan grup idol terkenal saat ini, banyak di antara gadis-gadis itu yang merasa skeptis. Mereka mengira apa yang dikatakan Rian hanyalah bualan belaka untuk membangkitkan semangat. Namun, begitu mereka menyaksikan wajah Rian yang penuh keseriusan dan ketulusan, keraguan mereka perlahan menghilang. Meskipun hanya sedikit, mereka mulai mempercayai tekad dari produser mereka.Rian memperhatikan reaksi mereka, menyadari bahwa ini adalah langkah pertama untuk membangun kepercayaan, kini ia tinggal memberikan sebuah sentuhan sedikit lagi untuk menyemangati—. Tetapi sebelum ia bisa melanjutkan omongannya, Dara menyenggol lengan Rian, memberi isyarat bahwa sudah waktunya untuk memulai agenda selanjutnya."Baik, untuk agenda selanjutnya adalah perkenalan antar member satu sama lain. Sembari kalian saling berkenalan, setiap nama yang dipanggil bisa menuju ke meja sebelah bersama dengan Kak Dara dan saya untuk menandatangani kontrak. Saya yakin semuanya sudah mendapatkan izin juga dari orang tua sebab kemarin telah memberikan dokumen persetujuannya."Para gadis pun mengangguk paham mendengar penjelasan dari Rian, Lea mengambil alih alih peran Rian sebagai produser, memulai tugasnya untuk me-manage para member idol agar bisa saling akrab satu sama lain.Dimulailah sesi penandatanganan kontrak. Para idol baru satu per satu dipanggil untuk menerima penjelasan rinci mengenai kontrak yang akan mereka tanda tangani. Dara mengambil peran utama dalam menjelaskan detail kontrak tersebut, memastikan bahwa setiap idol memahami hak serta kewajiban mereka sebagai bagian dari agensi."Kalian nanti akan mendapatkan gaji bulanan." Dara menjelaskan."Digaji?!" Sofi yang mendapat giliran pertama langsung kaget bukan kepalang begitu mendengar hal tersebut."Tentu saja, kalian bisa dianggap telah menjadi seseorang yang bekerja di bidang hiburan, seperti artis-artis muda.""No-nominalnya..." Melihat angka yang tersusun pada kontrak, mata Sofi segera terbutakan. Bahkan gaji dua pekerjaan sambilan yang ia lakukan saja tidak sama dengan apa yang dilihatnya di kertas."Maka dari itu, kuharap kamu ke depannya kurangi kerja sampingannya ya. Soalnya kegiatanmu di agensi bakal sibuk, ada latihan sebagainya." Rian menambahkan nasihat pada Sofi."Selain digaji, kalian diharapkan untuk mengikuti semua jadwal dan aturan yang telah ditetapkan oleh agensi. Ini termasuk latihan, penampilan, dan kegiatan promosi lainnya."Dara memastikan setiap detail dijelaskan dengan teliti agar para idol tidak asal menandatangani tanpa memahami sepenuhnya apa yang mereka setujui. Sementara itu, Rian membantu dengan memberikan dukungan dan menjawab pertanyaan yang mungkin timbul saat proses tanda tangan."Setiap agensi idol punya kebijakan berbeda-beda, seperti—" Ketika muncul pertanyaan dari salah satu idol, Rian segera menjelaskan.Setiap agensi idol memiliki kebijakan yang berbeda-beda. Ia menjelaskan beberapa aturan umum yang sering diterapkan oleh agensi idol lain, seperti larangan berpacaran, pengawasan ketat terhadap media sosial, dan mengatur kegiatan pribadi para idol. Namun, Rian menekankan bahwa agensi RP710 memiliki pendekatan yang sedikit berbeda."Buat saat ini, RP710 membebaskan kalian dalam hal kehidupan pribadi. Sedikit hal dijelaskan di bagian sini." Ucap Rian sembari menunjukkan kepada gadis tersebut paragraf pada kontrak."Hooh... jadi begitu... aku bisa memahaminya." Ucap Citra sembari mengangguk.Para idol mendengarkan dengan seksama, beberapa dari mereka merasa lega mendengar kebijakan yang lebih fleksibel. Rian memperhatikan proses ini dengan seksama, membantu mereka saat diperlukan, memastikan semuanya berjalan lancar. Ia merasa senang melihat para idol menerima tanggung jawab ini dengan serius."Sekarang, dengan kontrak yang telah ditandatangani, kalian resmi menjadi bagian dari agensi RP710," kata Rian dengan senyum bangga.Dara berdiri di samping Rian seusai membereskan dokumen berisikan kontrak, sembari membawa sekumpulan kertas di tangannya."Selanjutnya adalah pembagian jadwal. Untuk seminggu ke depan kalian akan mengikuti jadwal yang tertera pada kertas yang dibagikan oleh Kak Dara." Rian berhenti sejenak sembari menunggu Dara selesai membagikan kertas pada setiap idol."Tentu saja jadwal ini masih sebatas penyelarasan, kami buat berdasarkan pertimbangan yang diperoleh dari data sewaktu audisi. Kalau semisal ada pertanyaan, sanggahan, atau sebangsanya bisa disampaikan, jadwalnya masih bisa disesuaikan."Setiap gadis saling mengamati jadwal yang telah berada di tangan. Mereka saling berkomentar dan bahkan bertanya satu sama lain mengenai apa yang tertera di sana."Aku sih kuliah ya, jadi jadwal ini aman-aman aja." Ucap Citra."Sama, gue juga kuliah, waktu luangnya mayan banyak. Kalau yang lain gimana, banyak yang masih sekolah kan?""Hmm... latihannya kebanyakan sore hari seusai sekolah... aku gak ikut eskul juga, jadi oke sih, Reine gimana. Kan kamu ikut eskul gambar." Kirana bertanya pada Reine di sebelahnya."Eskul gambar mah ga perlu dipikir, yang penting yang sekarang kan.""Enak ya masih pada muda semua ahaha..." Celine hanya bisa tersenyum mendengar pembicaraan para gadis-gadis tersebut."Kak Celine juga lulusan kuliah ya?""Iya, Puspa baru lulus kan kalo gasalah?""Ya... kita sama berarti, haha."Mendengar bahwa kebanyakan dari mereka tidak memiliki protes, jadwal bisa dikatakan sesuai dengan preferensi setiap idol. Selepasnya adalah kegiatan terakhir dan yang paling penting dalam menjadi seorang idol, peran Dara kini digantikan oleh Lea yang berdiri di samping Rian."Oke semuanya. Sekarang kita langsung ke kegiatan pertama kalian sebagai seorang idol. Sebelumnya, ada yang tahu mengenai image gak?""Image? Gambar kan?" Yuna langsung menjawab tanpa ba-bi-bu."Iya ya, gambar, apa hubungannya sama idol?" Kirana kini malah bertanya balik."Pandangan kan? Gimana orang mandang kita... gitu?" Jasmine yang mendalami bidang tersebut langsung paham bahasan dari Rian sendiri."Jawaban kalian memang benar, image memang gambar dan juga pandangan orang. Tetapi, silahkan kak Lea sebagai manajer bisa menjelaskannya lebih rinci." Rian melemparkan topik tersebut bagi Lea."Ekhem— Dalam bidang hiburan sendiri, image artinya citra seseorang di mata orang lain. Intinya ialah, bagaimana kita dipandang oleh orang lain, sebagai apakah kita dianggap oleh orang lain. Di idol sendiri bentuk image bisa dicontohkan seorang idol yang memiliki image imut maka sebisa mungkin akan berperan sebagai gadis yang imut di hadapan setiap penggemar. Image tersebut harus dijaga dengan kuat, sebab dengan itulah para fans dapat mengenal kalian. Hal tersebut dapat dibangun atau diubah seiring waktu melalui pilihan peran, perilaku di luar sana, dan interaksi."Setiap orang menyimak penjelasan Lea dengan sangat serius, Lea yang sebelumnya berdiri di samping Rian pun tiba-tiba saja bergerak sembari menjelaskan. Sehingga posisinya sekarang adalah di samping papan tulis, lengkap dengan papan putih tersebut yang telah terisi visual dari penjelasan Lea."Oleh karena itu, sekarang kegiatan kita ialah menetapkan image apa yang akan kalian perankan semasa jadi idol. Jika image tersebut telah tertanam di diri kalian, sampai akhir kalian akan mempertahankannya. Paham?!"Gadis-gadis menenggak ludahnya masing-masing, tidak mengetahui bahwa rupanya image memiliki peran begitu penting dalam dunia idol."Sekarang, kalian akan diwawancarai satu per satu di ruangan kantor bersama Lea. Dia akan membantu kalian mengetahui image idol yang paling cocok bagi kalian," jelas Rian."Lea sangat ahli dalam bidang psikologi, jadi percayalah, dia akan menemukan potensi terbaik kalian."Gadis-gadis itu saling bertukar pandang, merasa sedikit gugup mendengar penjelasan Rian. Bagi Rian yang sudah mengenal lama Lea, dia memang dikenal sebagai sosok yang sangat pandai membaca orang, dan gadis-gadis itu tidak sadar bahwa tidak ada yang bisa menyembunyikan apapun darinya. Satu per satu, mereka dipanggil ke ruangan untuk bertemu dengan Lea. Setiap kali seorang gadis keluar dari ruangan, ekspresi mereka menunjukkan betapa beratnya sesi tersebut. Mereka tampak lelah secara mental dan fisik, dan segera membicarakan pengalaman mereka dengan gadis-gadis lain."Kak Lea... betulan bisa baca pikiran apa ya..." ucap Tiara dengan suara gemetar."Rasanya kaya dia bisa liat langsung ke dalam diriku... nakutin." Puspa pun merebahkan kepalanya pada sofa, begitu lemas.Yang lain mengangguk setuju, Sofi menambahkan, "Aku ngerasa kak Lea tahu lebih banyak tentang diriku daripada aku sendiri."Rian hanya bisa tersenyum mendengar komentar-komentar itu."Kak Lea memang yang terbaik dalam psikologi dan sosiologi. Kemampuannya benar-benar tidak bisa diremehkan," katanya.Bahkan Kirana, yang pernah merasakan kemampuan Rian membaca pikiran, mengakui bahwa Lea jauh lebih menakutkan. Setelah setiap wawancara selesai, Lea dengan cermat menuliskan catatannya. Ia mencatat kelebihan dan kelemahan masing-masing gadis, serta memberikan rekomendasi mengenai image idol yang paling cocok untuk mereka. Catatan ini akan menjadi acuan penting bagi pengembangan karakter mereka di masa depan.Sesi wawancara dan penetapan image telah selesai. Dengan catatan yang dipegangnya, Lea menyimpulkan,"Setiap dari kalian memiliki potensi unik. Tenang saja kami akan maksimalkan potensi tersebut, kalian bisa berkembang menjadi idol yang jauh dari bayangan kalian apabila terus semangat. Sekarang, ada kata-kata terakhir dari bapak Produser?" Lea sedikit menggoda Rian yang kini telah menjadi produser sesungguhnya.Rian berdiri di hadapan para gadis yang tampak begitu lelah setelah menjalani serangkaian agenda hari ini. Menatap mereka dengan penuh perhatian, pria tersebut meyakini bahwa mereka benar-benar bertekad untuk menjadi idol. Kejujuran dan semangat terpancar dari gadis-gadis tersebut, dan cukup membuat Rian tidak ingin mengecewakan mereka. Ia tahu bahwa dirinya tidak boleh membohongi kepercayaan yang telah mereka berikan.Dengan suara lantang dan tegas, Rian mengumumkan, "Tujuan kita di RP710 adalah untuk tampil di Dreamy Festival, panggung impian dimana setiap grup idol baru menunjukkan kebolehannya di bulan Agustus nanti."Para gadis saling berpandangan dengan campuran ekspresi, ada yang kaget, ada yang bingung, dan ada yang tertarik begitu mendengarnya. Bagi mereka yang tahu, Dreamy Festival adalah sebuah tantangan paling besar bagi setiap grup idol yang mengincar menjadi besar. Dalam artian, bagi mereka yang merupakan agensi baru akan sangat sulit dan bahkan mustahil untuk bisa tampil di sana.Lea dan Dara, yang mendengar pengumuman itu, tampak terkejut. Mereka segera berbisik pada Rian, mencoba mengingatkan bahwa keputusan tersebut mungkin terlalu nekat. "Rian, seharusnya kita tidak mengatakan ini sekarang. Ini terlalu berisiko," bisik Dara dengan nada cemas."Bener kata Dara, kalo semisal mereka jadi pesimis gimana. Nganggep kita terlalu ngarep." Lea menambahkan.Namun, Rian tetap pada pendiriannya. Ia memandang Lea dan Dara dengan tegas dan berkata, "Para idol ini perlu tahu bahwa kita tidak akan membohongi mereka. Mereka harus tahu tujuan kita sejak awal. Gadis-gadis tersebut berhak mengetahui kejujuran kita bahwa kita memang ingin mencapai tujuan itu bersama-sama."Lea dan Dara hanya dapat menerimanya, tanpa bisa berkomentar lain. Rian telah memiliki tekad yang begitu kuat di kedua matanya, Produser tersebut tidak bisa dihentikan sama sekali.Rian lantas berdiri tegak di hadapan para gadis yang masih terkejut dan termotivasi oleh pengumumannya sebelumnya. Dengan penuh keyakinan, ia melanjutkan,"Akan kunjanjikan kepada kalian, bahwa saya dan seluruh tim di RP710 akan bekerja keras untuk menjadikan kalian idol sepenuhnya sebelum hari itu tiba. Kami— bukan, kita akan bersama-sama menjadi sebuah grup idol sepenuhnya dan tampil pada Dreamy Festival!!!"