Chereads / Empat kata buat kamu, bodoh, kikuk, manja, polos. / Chapter 16 - Acara yang merepotkan

Chapter 16 - Acara yang merepotkan

Kelas pagi ini di awali kesibukan, setelah upacara dan apel pagi mereka yang tak ikut dalam rangka HUT Kota tak bisa juga bersantai, sebab setiap kelas dari kereka akan menyumbang setidaknya 5 perwakilan, dari 5 perwakilan itu lah yang membuat teman-teman mereka yang tak ikut acara harus berkerja menyiapkan keperluan apa pun untuk 5 atau lebih teman kelas.

Anton sebagai orang yang tak ikut, harus mencari tata rias yang diperlukan itu semua karena tekanan dari wali kelas dan sebagian temannya, orang tau bahwa dia punya banyak koneksi sebab pengaruh keluarganya yang begitu besar.

Bu Ani sebagai Wali Kelas mereka selalu disibukan dengan banyak tumpukan pekerjaan di hadapannya, dia selalu pulang pergi dari sekolah ke pantia HUT di kantor dinas Wali Kota disana juga banyak guru muda yang kompeten bersamanya mengurusi keperluan acara.

"Menyebalkan!" Ucap mereka berkeluh kesah sesama mereka, raut wajah nampak kelelahan, ada yang juga terduduk di konblok tanpa alas apa pun, panas terik memang tak bisa menembus rimbunnya tanaman hias di halaman komplek kantor wali kota itu, tapi untuk hawanya masih saja bisa masuk menusuk setiap kulit mereka.

Pada akhirnya itu sampai ke sore hari, di kelelahan yang mendasar, Ibu Ani dan rekan guru sekolah lainnya mulai mengeluh dan sedikit kesal dengan menundaan yang berbelit-belit dari bawahan waki kota disana, Bahkan ada yang mengutarakan kekesalannya sembari tetap berkata sopan karena mereka tau guru haruslah sesopan mungkin dalam bicara, tapi... kita sopan pun orang tak mengerti.

Di tempat lain Anton sedikit menyesal mendapati dirinya yang terus menerus disibukan dengan pertanyaan dan tindakan yang di berikan teman kelasnya, dia ingin melarikan diri namun dia tau disana tepatnya ibu Ani sedang dalam masalah juga, tapi dia tak pernah melarikan diri.

"Apa yang kita lakukan dengan pakaian adatnya?"

"Kita akan bicarakan ini selepas Bu Ani menyelesaikan yang lain."

Dia tak dapat menyembunyikan kelelahan di dirinya, Hanya 7 hari waktu yang diberikan sekolah untuk bersiap, ya itu seperti karnaval berkeliling kota, mempertontonkan budaya, kostum atau pun karya yang dibuat kepada penonton yang menonton di setiap jalannya, ini adalah hiburan yang paling ditunggu-tunggu masyarakat setelah Karnaval 17 Agustus.

Perbedaannya adalah bahwa Karnaval Budaya dan 17 Agustus di terletak di bagai mana perayaan itu di gelar dan juga tentunya pesertanya.

Untuk HUT Kota itu di kususkan kepada masyarakat kota itu sendiri, atau bisa dibilang satu kota saja, sedangkan 17 agustus karena ini memperingati hari jadi negara pastinya ini yang merayakannya satu negara, namun dalam konteks setiap daerah berbeda-beda terutama daerah di sini, mereka menyambutnya dengan Karnaval meriah, setap kota akan berpartipasi mengirmkan banyak perwakilannya untuk ikut karnaval itu sangat meriah bahkan setelah karnaval selesai, akan ada pertunjukan teaterikal, mempertontonkan drama pangung, musik dan lain-lain.

HUT Kota adalah versi kecil dari HUT kemerdekaan Negara, namun juga tak kalah sibuknya dari itu.

Begitu dia melihat matahari...

Semua berlalu dan hanyalah nampak rasa kelelahan dari siapa saja yang berada di sekolah, "Apakah kamu baik-baik saja Bu Ani?" Dia berbicara pada dirinya sendiri, di setiap gerakannya dia begitu khawatir memikirkan istri tercintanya...

"Argh! Aku capek sekali!" Teriak salah satu guru peria, yang masih terjebak di halaman Kantor Wali Kota.