"Merepotkan!" Teriaknya didalam mobil Bu Sri, Ketiga guru itu berkumpul di dalam mobil, yang bisa muat 4 orang.
Bu Nur dengan kalem membaca lembaran yang ia dapatkan dari kepala sekolah, Bu Ani sedang mengeluarkan hawa dingin, membuat AC di mobil tak perlu dihidupkan. Beberapa kali ia tak dapat membendung kekesalannya sedari pagi, sesaat dia keluar dari rumah mood dia berantakan hari ini.
"Kamu tampak seperti biasa Ani." Ujar Bu Sri melihat dia dari kaca sepion dalam mobil.
Ibu Nur menoleh ke arah Bu Ani, "Aku minta maaf." Ucapnya meminta maaf karena kemarin sudah bermain-main dengan pasangannya, "Tak perlu, aku bukan kesal karena itu."
Dia menyenderkan tangannya di jendela mobil, melihat ke arah luar, "Dia selalu begitu, membuat ku kesal." Lanjutnya, membenarkan rambut indah itu.
"Ah?! pasti ini salah mu Ani." Bu Nur
"Aku tak pernah salah Nur." Bu Ani
"Aku suka pikiran wanita umum." Bu Nur
"Aku tak mengerti maksud kalian berdua." Bu Sri.
"Ya... Karena kamu sudah punya suami kamu bukanlah teman kami." Ujar Bu Nurmala kepada Bu Sri yang tengah menyetir mobil itu.
"Kalian menyalahkan ku karena tak punya pasangan? hei! Itu salah kalian sendiri yang terlalu pilih-pilih pasangan."
Tampak tempat parkir sudah kelihatan, Ibu Sri mencari tempat parkir kosong, "Kita sudah sampai!" semangat muda dari kedua rekannya tak bisa di hentikan oleh Bu Sri, Mereka langsung berlari kecil mencari-cari warung makanan.
"Ini Enak gak Bu Nur?"
"Gak dicobain mata tau enak apa engak Bu Ani." Jawab Bu Nur lalu mengambil satu suapan kue itu merasakan rasa apa yang di keluarkan kue itu di dalam mulutnya.
"Terlalu manis." Bisiknya ke Ibu Ani, membayar harga kue itu lalu di lanjutkan mengambil sepotong kue lagi, kali ini dia menyumpal kue itu ke mulut Ibu Ani "Enak gak?"
"Rasanya sama seperti kamu omongin."
"Oh, Gitu... cari yang lain aja yuk." Ajak Bu Nur, Orang Ini memang tak menyukai makanan yang manis, manis baginya tak sejalan sama hidupnya yang ada pahit-pahitnta dikit.
Ada suara ponsel berbunyi, Notif pesan di ponsel Bu Nur "Jangan terlalu memaksakan diri." Tulis pesan itu, secepat kilat dia mematikan ponselnya lagi, untung saja tak ada yang melihat isi pesan barusan.
"Kamu suka bakso kan Nur?"
Bu Sri sudah dari tadi duduk sembari menyantap bakso porsi penuh, "Kamu curang Sri." dia juga ikut duduk di susul Bu Ani duduk berdampingan dengan mereka, "Pak! Porsi penuh." Teriaknya memesan bakso porsi penuh ke penjual bakso.
"Kenapa wanita rakus berkumpul disini." Dia tak lah mengejek siapa pun, melainkan mereka bertiga, wanita yang mampu memakan makanan dalam jumlah banyak, ini selebihnya ke untungan untuk penjual bakso karena dangannya akan lari manis setidaknya beberapa porsi akan dilahap mereka.
"Hem...? Kayak kenal? siapa ya? Oh! Ibu Nur toh." istri dari pedang datang membawa seember air untuk mencuci mangkok bakso, "Ibu Nur? pantas aku mendengar suara yang engak asing ditelinga, tapi hari ini penampilan Bu Nur jauh berbeda dari biasanya." Ujar penjual bakso itu kepada Bu Nur yang rupanya pelangan bakso mereka.
"Bawa teman-teman ya hari ini."
"Sebenarnya kami lagi berkunjung ke kota **** untuk ke dinas pendidikan provinsi, Ada urusan disana soalnya."