"Bagai mana kabar kalian? maksud ibu hubungan kalian berdua."
"Baik kok bu, Anton selalu ada untuk ku."
"Ya... ibu minta maaf untuk beberapa hari yang lalu tak bisa datang menjengukmu."
"Tidak usah khawatir berkat bantuan ibu aku bisa sembuh dengan cepat, dokter yang ibu datangkan sungguh membantu."
Mertua dan Menantu itu tanpak berhubungan baik satu sama lain, "Mari makan yang banyak." Menyendok nasi sebanyak pemikirannya tentang Ani, dia begitu bahagia mendapatkan menantu seperti bayangannya, "Ibu..." Hanya bisa pasrah dengan keadaannya dia melahap miniatur gunung semeru di depannya dengan sebisa mungkin dia menghabiskannya.
"Aku suka menantu tak banyak acara."
"Tapi kamu membuat ku repot dengan semua ini."
"Ahahahaaa... ah biasa pun kamu akan menghabiskannya nak."
Seruan dari kejauhan menolehkan mereka ke arah tersebut, Wanita berambut sepundak berwarna biru dengan berbola mata hijau, berlari setelah menaruh keperluannya itu, "Kau nampak cantik seperti biasanya Ani." dia adalah bibi nya Anton, seringkali berkunjung kerumah untuk membereskan masalah adik laki-lakinya ya... itu adalah ayah Anton sendiri.
"Aku ingin sekali bermain denganmu, tapi aku ingin mengurusi kekacauan yang dibuat seorang peria yang tak berguna."
"Ah! kalau kamu mencarinya dia ada ditempat yang sama."
"Baiklah aku akan kesana."
Sedangkan di ruangan luas dan berisi dengan buku-buku dan kaset-kaset yang tertata di rak Anton dan Ayahnya sedang asyik berlomba.
"Kamu sudah kalah ayah."
"Mengatakan kalah, walau pun ada babak selanjutnya? percaya diri sekali kamu Anton."
"Ya... bagai mana lagi, kamu sudah jauh tertinggal."
"Goal!!! Siapa bilang sudah tak bisa? sekarang cuma selisih 1 gol lagi, dari yang tadi meninggalkan dengan 3-0 sekarang apa? kamu terlalu cepat berpuas diri, Aw aw aw." Tiba-tiba saja ada yang menarik telinganya begitu kuat, rupanya itu adalah Kakak perempuannya, "Jika kamu berpuas diri aku akan menghajarmu Adik~ yang menyebalkan." ucap Bibi Anton ke telinga ayah Anton. "Aduh duh duh duh sakit kak."
Anton buru-buru pergi dari sana, setengah berlari dia mencari Ani yang tengah menerima kasih sayang berlebihan dari ibunya, "Ani~ kamu harus lah sehat, harus menjaga tubuh mu, laki-laki akan bertahan kepada kita bila kita selalu tampil cantik."
"Bahkan ini bisa saja membuatku gemuk ibu---"
"Apa dia tak terlalu berlebihan dimalam Ani?"
"Aaaa ti-ti-tidak kok bu."
"ya ibu tak seharusnya menanyakan itu."
"Bukankah guru seperti mu akan sibuk untuk beberapa pekan ini?"
"Tolong jangan di ingatkan dengan fakta itu!"
"Ani kamu sudah makan terlebih dahulu." Nampak dari jarak 5 meter Anton menghampirinya duduk di sebelahnya, lalu menyiapkan piring, "Apa yang dimasak."
"Seperti biasa."
"Ngomong-ngomong Kapan kalian akan memberikan cucu kepada ku?."
pertanyaan itu membuat Ani mematung, namun Anton hanya menangapinya dengan biasa-biasa saja "Aku ingin secepatnya, tapi ini mungkin akan jadi sekandal dengan judul hubungan terlarang antar murid dan guru muda."
"Kalau gitu cepatlah lulus."
Anton melihat Ani yang terdiam dan juga menatap kosong kearah lauk-lauk yang tersaji diatas wadah cantik dan mempunyai harga yang lumayan.
"Jangan terlalu dipikirkan, kami hanya tak bisa membendungnya." Ucap ibunya, Anton tiba-tiba saja menyentuh wajah mulus istrinya itu, bermaksud menenangkannya, dia raih dan juga dia taruh wajah itu di pundaknya, seperti biasa ke pekaan suaminya membuat dia merasa tenang.