Chereads / Empat kata buat kamu, bodoh, kikuk, manja, polos. / Chapter 10 - Selamat datang kembali Bu Guru

Chapter 10 - Selamat datang kembali Bu Guru

Setalah beberapa hari dia sakit dia pun pulih dan sudah hari kedua dia masuk sekolah lagi, Ada berita yang akan dia bawa kedalam kelasnya, "Baiklah, mari kita mulai..." Gumamnya di sebelum berhadapan di pintu masuk kelas.

"Selamat Pagi murid-murid."

"Selamat pagi Bu guru!"

Pagi yang menyenangkan bagi Bu Ani, semua yang dia tahan sudah dituntaskan semalam, raut wajah tampak berseri, bibir tipis dengan diameter mulut kecil itu nampak sedikit tersenyum, ini kontras dari julukan ratus Es yang disematkan kepadanya, namun kelugasan dan juga ketidak sukaannya kepada murid yang tak patuh masih tetap ada dirinya.

"Kalian mungkin akan senang mendengarkannya." Ucap dia duduk di kursi guru, dia membuka daftar nama-nama murid lalu memanggil nama mereka. "Baik nampaknya ada yang tiga Absen, 1 sakit. biarkan mereka, sekarang kita punya beberapa berita yang akan membuat kalian senang." Beliau lalu berdiri, berjalan diantara deretan bangku murid sembari berbicara, "Hari ini kalian akan pulang cepat, disebabkan oleh rapat guru." murid-murid dikelas bersorak riang bahkan ada yang berselebrasi layaknya sesudah mencetak goal. "Diam! dengarkanlah terlebih dulu." seperti julukkannya, murid-murid langsung terdiam dan membeku mendengar nada tinggi yang dihasilkan oleh pita suaranya, "Inilah mengapa aku selalu kesal melihat kalian." untuk seorang pengajar dia cukup tak bisa bersikap selayaknya pengajar lemah lembut dan pengertian, Anton yang menyimak dengan tenang melihat istrinya kesal, langsung memalingkan wajah agar tidak menjadi pelampiasan kemarahan istrinya itu.

"Baiklah, kalian tau kenapa ada rapat antar guru?" tetap diam, adalah jalan terbaik agar sang guru tak membekukan mereka lagi, "Karena bulan april akan ada festival budaya, untuk memperingati hari jadi kota kita, paham?!" Ah... siapa yang akan bilang paham kepadanya yang dari raut wajah bisa saja mengeluarkan sihir es kepada siapa saja yang berkata-kata, walau pun mereka tak paham?

"Baiklah, untuk sekarang kalian berkumpul lah di lapangan."

Mereka patuh tanpa mengulang, langsung saja berjalan keluar dari kelas, hanya Anton yang dengan santai berjalan bukan untuk keluar kelas, namun dia menghampiri bu guru, "Apakah aku harus pulang?"

"Jika bisa kamu menunggu, aku akan sangat senang, namun itu bisa saja sampai jam 7 malam." dia kecewa karena tak bisa menghabiskan waktu itu bersama, tapi karena besok adalah akhir pekan dia bisa sedikit lega, Ah... dia menghembuskan nafas kesal dan berjalan keluar kelas, dan di ikuti Anton tepat di sampingnya, mereka mengobrol selayaknya murid dan guru.

"Apa yang harus aku lakukan?" Anton yang memiliki banyak waktu luang pulang ke apartemen mereka, nampak membosankan bagi siswa berumur 17 tahun itu, "Aku harus apa?" dia duduk di pinggir tempat tidur, menengok jam dinding yang masih terlalu dini untuknya tidur siang.

"Rupanya aku bisa pulang cepat! jam 2! horeee!!!" pesan yang tertulis di hpnya.

"Hem, aku baru saja berpikir ini membosankan tanpa kamu."

Dia menulis itu tanpa ragu sedikit pun, Ibu ani yang membaca balasan pesan itu hanya bisa menjatuhkan dirinya di meja rapat, menutupi wajah yang sedikit memerah di bagian pipinya itu, bergumam kecil "Bodoh."

Selagi masih ada waktu, Anton berencana jalan-jalan disekitar lingkungan apartemen mereka, duduk ditaman yang tak terawat, dia dengan santai menenggak air soda yang dia beli, menatap kosong kearah depan, "Rupanya beginilah keadaan sepi itu, menenangkan." ucapnya, melihat jam menunjukan pukul dua, dia kemudian meneruskan perjalannya dan tiba lah dia di halte bis, "Selamat datang kembali Bu guru." sambutan hangat dari orang yang terkasih membuat tenaga yang habis seharian bekerja pulih kembali.

"Terimakasih." Wajah mereka nampak bahagia, tampaknya cerita mereka masih berlanjut, cerita Romcom yang begitu penuh gula.