Mereka menyelesaikanya! sekarang mereka terbaring puas karena hasrat beberapa hari yang lalu tertunda bisa mereka tutaskan bersama.
Nampak juga bu Ani sudah sembuh total, dia yang sudah membersihkan semuanya dipagi hari nan cerah, muncul dengan lilitan handuk dari pintu kamar mandi, dia sadar bahwa tubuh yang terlilit handuk itu menjadi daya tarik pemikat suaminya, namun untuk melanjutkan di pagi hari rasanya tidak, dengan cepat dia berpakaian, selalu yang dia gunakan adalah terusan atau pun bawahan yang longar seperti rok, dia sama sekali tak senang dengan bawahan celana baik itu pendek atau pun panjang.
"Selamat pagi saaayang." itulah istri, dia akan selalu membangunkan suaminya dengan suara lembut, "Selamat pagi." Dia terjatuh karena tiba-tiba dipeluk suami, terjatuh kesisi suami membuat merasa aman untuk sementara waktu, dia hanya ingin waktu seperti ini terus bersama mereka.
"Ayo bangun, sekolah segera dimulai."
Pukul 06:30 terlihat didinding kamar berwarna merah motif lukisan bata, dia pun dengan agak malas dipagi hari, beranjak dari tempat tidur untuk bersiap-siap di pagi hari kamis ini.
Memang pagi hari adalah waktu tersusah untuk memulai aktifitas, selagi suaminya mandi, dia dengan kemaun tinggi membuat sarapan mudah untuk mereka berdua, roti tawar yang dipanaskan, dia hendak membuat sarapan ala barat pagi ini, dengan didampingi susu putih tawar yang dia dapatkan dari toko juli mart beberapa waktu yang lalu.
"Ah! segarnya!." Anton keluar dengan handuk yang menutupi bagian pinggang hingga atas lututnya, "Aku masih kagum dengan roti yang menjalar di perutmu itu." puji istrinya, menatap enam roti di perut suaminya, dia cukup pandai merawat diri, mantan capten sepak bola itu memang selalu berolahraga untuk kebugaran tubuhnya, ya itu juga didukung alat yang memadai di kediaman utama keluarganya, bahkan pelayan pun sering memakai alat-alat itu untuk mereka.
"Aku cukup khawatir kamu akan populer dikalangan siswi." ya, istrinya mulai berpikir jauh dan sedikit ada rasa kekhawatiran didalam dirinya, wajah itu nampak cemas dan mengemaskan, inilah apa yang di sukai siswa yang berhadapan dengannya sekarang.
"Aku tak akan pernah berpaling, selama masih ada kamu. Hidupku terasa berwarna setelah kamu datang ke sisiku." Dia menghampiri istrinya, yang masih khawatir itu, dua tangan yang saling terikat terletak di dadanya sendiri, mengetahui suaminya menghampiri dia secara natural memalingkan wajah ke sisi kanan, mengemaskan untuk seorang istri bagi mata yang melihatnya.
"Kamu membuatku jatuh cinta." dia sentuh pipi lembut itu, dia arahkan ke arahnya, mata bertemu mata pun tak bisa dipungkiri.
"Mata coklatmu sungguh tajam."
"Aku suka mata biru berlianmu, bu Guru."
pada akhirnya ini diteruskan dengan sebuah ciuman hangat sebelum mereka pergi ke sekolah.
Bisanya ibu Ani akan berangkat terlebih dahulu, sebelum Anton, itu agar tak menjadi kecurigaan bagi kebanyakan orang.
selain keluarga dan krabat, satu teman ibu ani dan tetangga apartemen yang berpikir terserah saja tak ada orang lain yang mengetahui bahwa mereka berdua adalah sepang suami istri sah, ini berawal dari hubungan perjodohan, siapa yang tau hanya dari perjodohan biasa membuat hubungan romantis juga, terlebih seharusnya perbedaan umur bisa menghalangi perkembangan hubungan mereka, tapi sekali lagi siapa yang tau kamu cinta dengan siapa dan dicintai siapa, dan dengan cara apa kamu jatuh cinta.