Bagian 1
Malam itu di kota Eldoria, suasana di guild petualang terasa ramai. Para petualang yang baru kembali dari berbagai misi berkumpul, berbincang, dan bersantai di area umum guild. Lampu-lampu minyak memberikan cahaya hangat, menciptakan suasana yang nyaman di malam yang dingin.
Louis, Darius, dan Sylphia duduk di sebuah meja di sudut guild, menikmati makan malam mereka setelah seharian berkegiatan. Louis memandang ke sekeliling dengan rasa puas. "Rasa makan malam ini memang selalu menghibur setelah seharian menjalankan misi," katanya sambil mengambil suapan terakhir dari piringnya.
Darius yang sedang menyeruput minuman, menambahkan, "Ya, rasanya sangat menyegarkan. Aku senang kita bisa pulang ke Gatewood besok. Terkadang aku merasa rindu dengan suasana desa yang tenang dan segar."
Sylphia, yang duduk di sebelah Louis, tersenyum dan memutar gelas minumannya dengan santai sambil menyangga dagunya. "Aku juga setuju. Aku juga merindukan kamarku yang penuh dengan buku dan alat-alat sihir kolesksiku."
Louis mengangguk. "Ya, aku juga merindukan ibu dan ingin merasakan masakannya."
Ketika mereka sedang berbincang, Alice tiba di meja mereka, tampak lelah tetapi tersenyum. "Hei, kalian. Aku minta maaf tidak bisa ikut pulang ke desa bersama kalian. Toko bungaku sangat sibuk akhir-akhir ini," katanya dengan nada meminta pengertian.
Louis berdiri dan memberikan pelukan singkat pada Alice. "Tidak apa-apa, Alice. Kami tahu kamu sibuk. Lagipula, pekerjaanmu di toko bunga juga penting."
Sylphia menatap Alice dengan penasaran. "Bagaimana toko bungamu? Banyak pelanggan yang datang?"
Alice mengangguk, menjelaskan, "Ya, beberapa hari terakhir ini kami sangat sibuk. Banyak orang datang untuk membeli bunga untuk acara khusus, dan toko kami juga sedang menjalani beberapa proyek dekorasi besar. Aku baru saja menyelesaikan beberapa pesanan dan masih ada yang menunggu."
Louis memperhatikan wajah lelah Alice dan berkata, "Kamu pasti sangat kelelahan. Jangan terlalu memaksakan diri."
Alice tersenyum lembut dan mengangguk. "Terima kasih, Louis. Aku memang sudah berencana untuk mengatur ulang jadwal pekerjaanku dan memastikan semuanya berjalan lancar sebelum kalian berangkat. Aku tidak ingin mengganggu rencana kalian."
Dengan percakapan itu, mereka melanjutkan makan malam mereka, dan suasana menjadi lebih ringan. Mereka bercakap-cakap tentang aktivitas dan rencana yang akan mereka lakukan ke depannya.
Setelah makan malam, mereka kembali ke penginapan mereka untuk beristirahat. Mereka mempersiapkan perlengkapan mereka, memastikan semua barang yang diperlukan untuk perjalanan kembali ke Gatewood sudah siap.
Keesokan paginya, udara di kota Eldoria terasa dingin dan segar. Embun pagi masih membekas di tanah, dan matahari baru saja mulai memancarkan sinarnya yang lembut ke seluruh kota. Louis, Darius, dan Sylphia, yang sudah bangun lebih awal, sibuk mempersiapkan diri untuk pulang ke desa Gatewood. Mereka mengemas barang-barang mereka dengan hati-hati, memastikan segala sesuatunya siap untuk perjalanan kembali.
Setelah selesai bersiap, ketiganya keluar dari penginapan mereka dan berkumpul di depan sebuah bar yang terletak tidak jauh dari guild petualang. Bar tersebut merupakan tempat yang sering mereka kunjungi untuk sarapan atau sekadar bersantai setelah seharian beraktivitas. Mereka memasuki bar dengan wajah sumringah, dan kemudian memilih meja yang berada di dekat jendela, sehingga mereka bisa menikmati pemandangan kota Eldoria yang masih diselimuti embun pagi.
Setelah mereka duduk, pelayan bar menghampiri mereka dengan senyuman ramah. "Selamat pagi! Apa yang bisa saya bantu hari ini?" tanyanya sambil menyiapkan buku menu.
Louis tersenyum dan berkata, "Kami akan memesan satu porsi daging panggang, satu roti panggang dengan daging dan sayuran di dalamnya, satu porsi sup buah dengan susu, satu jus melon, dan satu gelas anggur."
Pelayan mencatat pesanan mereka dan meninggalkan meja untuk menyiapkan makanan. Sembari menunggu, ketiganya mulai bercakap-cakap tentang rencana mereka ke depan.
Ketika mereka asyik berbincang, tiba-tiba pintu bar terbuka dengan suara berderit. Dua orang prajurit kota masuk dengan langkah yang mantap, menuju ke tengah-tengah bar tersebut. Salah satu prajurit kemudian mengeluarkan sebuah gulungan dan membukanya. Dengan langkah yang penuh percaya diri, prajurit itu berdiri di tengah bar dan mulai membacakan pengumuman dengan suara lantang.
"Perhatian kepada semua petualang peringkat A, B, dan C yang ada di kota Eldoria!" Suaranya bergema di seluruh bar, menarik perhatian setiap orang yang ada di sana. "Adipati Eldoria meminta kehadiran kalian di depan kediamannya pagi ini. Ada hal yang ingin belau sampaikan. Mohon kehadirannya dengan tepat waktu."
Setelah pesanan datang, mereka segera menyelesaikan sarapan mereka dan membayar tagihan. Setelah itu, mereka meninggalkan bar dan menuju ke kediaman adipati. Jalan menuju kediaman adipati tidak jauh dari bar, dan mereka tiba di sana dalam waktu singkat.
Di depan kediaman adipati, sudah terlihat banyak petualang peringkat A, B, dan C yang berkumpul, seperti yang diumumkan. Suasana di sekitar kediaman tampak tegang dan penuh rasa ingin tahu. Beberapa petualang terlihat saling berbicara, berusaha menebak apa yang mungkin akan terjadi.
Louis, Darius, dan Sylphia bergabung dengan kerumunan, mencari tempat yang strategis agar bisa melihat dan mendengar dengan jelas. Mereka menunggu dengan sabar sambil berharap bahwa pengumuman dari adipati Eldoria ini akan memberikan mereka informasi yang penting.
Suasana di depan kediaman adipati Eldoria dipenuhi oleh ribuan petualang yang berkumpul dengan penuh perhatian. Jalanan yang biasanya sibuk dengan aktivitas kota kini dipadati oleh mereka yang datang dari berbagai peringkat A, B, dan C membuat kerumunan tampak seperti lautan manusia.
Ketika matahari mulai memancarkan sinar hangatnya, pintu besar kediaman adipati terbuka, dan seorang pria paruh baya dengan penampilan yang karismatik melangkah keluar. Pria itu mengenakan pakaian resmi yang megah, dihiasi dengan lambang adipati yang mencolok. Di sisinya, beberapa pengawal berdiri tegap, serta sejumlah bangsawan yang tampak serius. Semua mata tertuju pada pria itu saat ia melangkah menuju panggung yang telah disiapkan di halaman depan kediaman.
Ketika pria tersebut berdiri di atas panggung, ia memberi isyarat kepada pengawalnya untuk mundur, memberikan kesempatan bagi semua orang di kerumunan untuk melihat dan mendengar dengan jelas. Suasana hening dan penuh rasa ingin tahu menyelimuti kerumunan saat pria itu mulai berbicara.
"Selamat pagi, para petualang yang terhormat," kata pria itu dengan suara yang dalam dan penuh wibawa. "Bagi kalian yang belum mengenal saya, saya akan memperkenalkan diri. Nama saya Maurice, saya adalah orang yang diberi amanah untuk mengelola wilayah Eldoria. Saya ucapkan terima kasih atas kesediaan kalian untuk hadir di sini di pagi yang cerah ini. Kehadiran kalian menunjukkan dedikasi dan komitmen kalian terhadap keselamatan dan keamanan wilayah Eldoria."
Adipati Eldoria kemudian mengalihkan pandangannya ke arah kerumunan, terlihat serius dan penuh tekad. "Kita semua tahu bahwa wilayah Eldoria—yang mencakup kota-kota besar dan desa-desa kecil—telah menghadapi banyak tantangan akhir-akhir ini. Bandit-bandit yang berkeliaran di antara desa-desa dan kota-kota kita telah menjadi ancaman serius bagi keamanan penduduk. Mereka tidak hanya mengganggu ketertiban, tetapi juga mengancam keselamatan mereka yang melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain."
Beberapa petualang di kerumunan saling bertukar tatapan, jelas bahwa masalah bandit telah menjadi topik hangat di kalangan mereka. Mereka tampak serius dan tertarik dengan apa yang akan dikatakan adipati selanjutnya.
Adipati melanjutkan pidatonya dengan penuh semangat. "Sebagai bagian dari upaya kami untuk menciptakan rasa aman bagi setiap penduduk dan pelancong di wilayah kami, kami telah memutuskan untuk memberantas semua bandit yang berkeliaran. Kami membutuhkan bantuan dari setiap petualang yang hadir di sini untuk bergabung dalam upaya ini."
Setelah menyampaikan pidatonya, Adipati Eldoria melanjutkan dengan memberikan instruksi tambahan yang penting. Semua petualang yang berkumpul di depan kediaman adipati kini berada dalam situasi yang menuntut keputusan cepat dan tindakan tegas.
"Sebagai tambahan dari apa yang telah saya sampaikan," kata Adipati Eldoria, suaranya semakin tegas dan serius, "kami membutuhkan penyelesaian yang cepat dan efektif untuk masalah ini. Meskipun misi pemberantasan bandit umumnya bisa diajukan kepada petualang kelas C atau D, kali ini kami memutuskan untuk mengerahkan petualang dengan peringkat lebih tinggi untuk memastikan hasil yang lebih cepat dan efektif."
Kerumunan petualang berbisik-bisik, saling bertukar pendapat tentang keputusan ini. Sejumlah petualang kelas A, B, dan bahkan beberapa C terlihat bersemangat, sementara yang lain tampak lebih berhati-hati.
Adipati melanjutkan, "Kami memahami bahwa misi ini memerlukan tindakan yang tegas. Oleh karena itu, kalian diizinkan untuk menggunakan semua kekuatan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas ini. Para bandit yang kalian hadapi merupakan ancaman serius bagi keamanan wilayah kita. Kalian diperbolehkan untuk membunuh mereka tanpa ragu-ragu dan menghabisi mereka secepat mungkin. Jika perlu, kalian bahkan boleh membakar jasad mereka hingga menghilang untuk memastikan bahwa mereka tidak lagi dapat menimbulkan bahaya."
"Sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan keberanian kalian," Adipati Eldoria menambahkan, "kami akan memberikan imbalan yang besar setelah misi ini selesai. Setiap petualang yang berhasil menyelesaikan tugas ini akan menerima imbalan yang setimpal dengan risiko dan usaha yang kalian lakukan."
Imbalan besar ini membuat beberapa petualang tampak lebih bersemangat, memotivasi mereka untuk segera memulai misi. Louis, Darius, dan Sylphia saling bertukar tatapan, mengerti betapa seriusnya situasi ini dan bahwa mereka perlu bertindak cepat.
Dengan pidato yang selesai, adipati dan para pengawalnya mundur dari panggung, memberikan ruang bagi para petualang untuk menyusun rencana dan mempersiapkan diri. Kerumunan mulai bubar, masing-masing kelompok mulai mendiskusikan strategi mereka dan merencanakan langkah selanjutnya.
Bagian 2
Saat matahari mulai meninggi, kota Eldoria mulai terlihat lebih tenang dibandingkan dengan pagi hari yang sibuk. Setelah perintah dari Adipati Eldoria, para petualang yang berkumpul di depan kediaman adipati segera memulai misi mereka dengan penuh semangat. Regu Louis, Darius, dan Sylphia juga ikut serta, mempersiapkan diri untuk aksi yang akan datang.
Louis, Darius, dan Sylphia meninggalkan gerbang kota dan menuju ke arah wilayah yang sudah ditentukan untuk mencari bandit. Mereka tahu bahwa kecepatan dan ketepatan sangat penting dalam misi ini. Oleh karena itu, mereka bergerak dengan langkah cepat, menggunakan kemampuan dan pengalaman mereka untuk menemukan jejak-jejak bandit.
Di sepanjang jalan, mereka melihat banyak petualang lain yang juga memulai misi mereka. Beberapa dari mereka sudah terlibat dalam pertempuran sengit, dengan kilatan pedang dan dentingan panah memenuhi udara. Beberapa petualang tampaknya tidak ragu untuk menggunakan kekuatan mereka secara maksimal, bahkan mengeluarkan serangan tingkat tinggi yang menghancurkan.
Di satu lokasi, seorang petualang dengan armor berat dan senjata besar memimpin serangan terhadap sekelompok bandit yang tengah bersembunyi di sebuah hutan. "Habisi mereka semua, jangan ada yang tersisa!" teriak petualang tersebut dengan semangat yang membara. Para bandit, yang awalnya tampak yakin dengan posisi mereka, kini ketakutan melihat gelombang serangan yang datang dari berbagai arah dan dengan kekuatan yang dahsyat pula.
Louis dan regunya juga terlibat dalam aksi pemburuan ini. Mereka mengikuti jejak bandit yang mereka temukan di sepanjang rute mereka, berhati-hati agar tidak terjebak dalam serangan mendadak atau jebakan. Mereka menggunakan strategi yang telah mereka rencanakan dengan seksama, mengatur formasi untuk menyerang dari berbagai arah.
Sylphia, dengan kemampuannya sebagai penyihir, memanfaatkan sihirnya untuk melindungi regu mereka dan melumpuhkan bandit dari jarak jauh. "Bersiaplah!" teriaknya sebelum melepaskan serangan sihir yang mematikan, menyebabkan ledakan cahaya dan energi yang membuat bandit terlempar dan tak berdaya.
Darius, ahli panah dan memiliki ketangkasan yang tinggi, dengan cepat menembakkan anak panahnya yang mematikan ke arah bandit yang mencoba melarikan diri. Setiap panah yang dilepaskan dari busurnya selalu tepat sasaran, membuat bandit yang terkena panah terjatuh dengan cepat.
Louis, dengan keahlian pedangnya yang tajam, memimpin serangan langsung. Dia bergerak dengan kecepatan dan keterampilan yang menakjubkan, memotong lawan-lawannya dengan serangan yang terampil dan akurat. "Ayo, terus maju! Jangan beri mereka kesempatan untuk melawan!" teriaknya kepada regunya, memastikan bahwa semangat mereka tetap tinggi.
Di beberapa lokasi lain, pertarungan berlangsung dengan intensitas yang sama. Para petualang tidak menunjukkan belas kasihan terhadap bandit-bandit yang mereka temui. Beberapa dari mereka menggunakan teknik pembakaran untuk memastikan bahwa tidak ada jejak yang tersisa dari jasad para bandit. Api yang menyala menghanguskan tubuh bandit hingga hanya tersisa abu, sejalan dengan instruksi adipati untuk menghapus ancaman sepenuhnya.
Sementara itu, beberapa kelompok petualang melakukan penyisiran lebih mendalam ke area-area yang dianggap sebagai markas bandit. Mereka menggali informasi dan mencari tempat-tempat persembunyian, menginterogasi bandit yang tertangkap untuk mendapatkan lokasi-lokasi penting lainnya.
Misi pemberantasan bandit di wilayah Eldoria sudah memasuki sore hari, dan suasana di lapangan menunjukkan betapa intensnya upaya yang dilakukan oleh para petualang. Regu Louis, Darius, dan Sylphia terus melanjutkan pencarian mereka, namun dengan pendekatan yang sedikit berbeda dibandingkan dengan regu lainnya. Mereka tetap menunjukkan belas kasihan, berusaha untuk memberi kesempatan kepada para bandit untuk pergi tanpa membunuh mereka, asalkan mereka berjanji untuk tidak mengganggu penduduk sekitar lagi.
Louis, dengan hati yang penuh empati, berkata kepada seorang bandit yang tampaknya ingin menyerah, "Pergilah dari sini dan jangan sekali lagi mengganggu warga di wilayah ini. Kami hanya ingin memastikan keselamatan semua orang."
Namun, saat bandit itu hendak melarikan diri, seorang petualang berpakaian serba abu-abu tiba-tiba datang, tanpa ragu ia langsung menghunuskan pedangnya. Dalam sekejap, bandit-bandit tersebut tewas di tempat, tubuh mereka terjatuh ke tanah dengan luka-luka yang mengerikan. Louis dan regunya hanya dapat menatap dengan terkejut dan sedikit kesal, namun mereka memilih untuk tidak terlibat lebih jauh. Mereka tahu bahwa melibatkan diri dalam pertikaian dengan petualang lain hanya akan memperumit situasi, dan mereka memutuskan untuk melanjutkan pencarian mereka tanpa menambah masalah.
Selama perjalanan pulang, pemandangan yang mereka temui menggambarkan betapa berdarahnya hari ini. Mayat-mayat bandit, potongan-potongan tubuh, dan percikan darah tersebar di berbagai titik, menandakan kekejaman dari para petualang kelas atas yang begitu bersemangat untuk menyelesaikan misi ini dengan cepat. Bukti-bukti ini menjadi saksi bisu dari kekuatan dan keganasan yang ditunjukkan oleh para petualang kelas atas di kota itu yang tidak sabar menunggu imbalan besar yang dijanjikan oleh adipati.
Saat senja mulai turun dan langit berwarna jingga, regu Louis berjalan pulang ke Eldoria setelah seharian penuh melakukan misi pemberantasan bandit. Mereka melewati pemandangan yang mengerikan, di mana mayat-mayat para bandit berserakan dengan kondisi yang sangat mengerikan. Tubuh-tubuh yang terpotong-potong, darah yang menggenang di tanah, dan raut wajah bandit yang mati dengan ketakutan dan kesakitan. Mereka tak dapat menyembunyikan raut wajah prihatin saat melihat semua itu.
"Mengerikan sekali." Kata Darius sambil memperhatikan apa yang ada di sekeliling mereka. "Bukankah ini terlalu berlebihan?" Sahut Sylphia.
Louis seketika teringat kata-kata Griselda saat berlatih. "Louis, seorang kesatria sejati tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak seharusnya dilakukan, mana yang benar dan mana yang salah."
Ia juga kembali mengingat kata-kata dari Arlan, "Seorang pendekar tak akan melawan orang yang tak bisa melawannya. Dan di saat lawannya terjatuh, ia akan menunggu hingga lawannya bangkit."
Ia juga mengingat kata-kata Aria, "Kasihanilah musuhmu. Jangan sakiti mereka yang sudah tak sanggup melawan."
Louis berjalan dengan langkah perlahan, menanyakan kepada dirinya sendiri tentang keputusan dan tindakan yang telah diambil. "Apa yang akan dilakukan Griselda, Arlan, dan yang lain jika mereka melihat ini?" gumamnya, berbicara pada dirinya sendiri.
Sylphia, yang berjalan di sampingnya, mendengar gumaman Louis lalu memberinya nasehat. "Griselda, Arlan, dan regu mereka tidak akan melakukan hal seperti ini," katanya dengan nada penuh keyakinan. "Meskipun mereka sangat kuat dan memiliki kemampuan yang mengesankan, seorang kesatria dan petualang peringkat S tidak akan menggunakan kekuatan mereka dengan cara yang kejam seperti ini. Mereka juga selalu berpesan kepada kita untuk memegang teguh prinsip yang pernah mereka ajarkan kepada kita. Dalam setiap pertempuran, kita harus menjaga etika dan moral, tidak peduli seberapa besar godaan untuk menggunakan kekuatan kita dengan cara yang tidak benar."
Darius yang berada di depan pun menoleh ke belakang. "Kita harus ingat, kita juga memiliki prinsip yang harus kita pegang," katanya. "Meski misi ini memaksa kita untuk bertindak keras, kita harus tetap berpegang pada nilai-nilai yang kita yakini."
Mereka semua setuju dengan Darius. Meski mereka adalah petualang yang ditugaskan untuk menghadapi ancaman dan melindungi penduduk, mereka tahu bahwa tindakan mereka harus tetap didasari oleh rasa kemanusiaan. Membunuh mungkin tak terhindarkan dalam situasi tertentu, tetapi pembantaian yang tidak perlu dan brutal bukanlah cara mereka.
Namun, di balik kekacauan ini, ada juga sisi positif dari misi ini. Wilayah Eldoria yang sebelumnya terancam oleh ancaman bandit kini terasa jauh lebih aman. Penduduk desa dan kota yang sebelumnya hidup dalam ketakutan mulai merasakan kedamaian yang belum pernah mereka rasakan selama bertahun-tahun. Hutan-hutan yang sebelumnya dipenuhi dengan bandit kini tenang, dan jalan-jalan yang dahulu berbahaya kini menjadi lebih aman untuk dilalui.
Bagian 3
Di guild petualang dan beberapa bar di kota Eldoria, suasana malam itu dipenuhi dengan suara riang para petualang yang merayakan keberhasilan mereka. Gelas-gelas anggur diangkat, sorak-sorai terdengar, dan tawa memenuhi ruangan saat mereka berbagi kisah tentang petualangan hari itu. Misi pemberantasan bandit yang sukses besar dan imbalan yang memuaskan membuat malam itu penuh dengan euforia.
Namun, suasana berbeda terlihat di sebuah bar kecil di ujung kota. Bar itu tidak terlalu ramai, memberikan suasana yang lebih tenang dan damai. Di salah satu meja, Louis, Darius, dan Sylphia duduk bersama, menikmati makan malam mereka. Mereka tampak tenang, tetapi wajah-wajah mereka menunjukkan tanda-tanda merenung dalam keheningan.
Louis, yang duduk di dekat jendela, memandang keluar ke arah rembulan yang bersinar terang di langit malam. Dengan suara lembut, ia bergumam, "Griselda, Arlan, Aria, apa yang akan kalian lakukan dalam situasi itu..."
Darius, yang duduk di seberang Louis, meletakkan sendoknya dan menatap sahabatnya. "Mereka pasti akan menemukan cara yang lebih manusiawi untuk menyelesaikan misi ini. Mungkin kita bisa belajar dari mereka."
Sylphia, yang duduk di antara keduanya, mengangguk. "Mereka adalah petualang peringkat S, bukan hanya karena kekuatan mereka, tetapi juga karena kebijaksanaan dan pengalaman mereka."
Setelah beberapa saat, Louis mengalihkan pandangannya dari jendela dan menatap kedua sahabatnya. "Kita akan pulang ke desa Gatewood besok pagi. Aku tak sabar ingin membagikan pengalaman kita pada Griselda dan yang lain."
Darius dan Sylphia mengangguk. "Pulang ke Gatewood akan memberi kita kesempatan untuk berpikir dan merencanakan langkah selanjutnya."
Tiba-tiba, pintu bar terbuka dan Alice masuk dengan senyuman lebar di wajahnya. Ia segera mendekati meja mereka dan duduk di samping Louis. "Aku punya kabar baik!" katanya dengan penuh semangat. "Pemilik toko bunga memberiku cuti selama sepuluh hari sebagai bentuk apresiasi karena telah bekerja keras. Jadi, aku bisa ikut pulang ke desa Gatewood besok."
Wajah Louis cerah mendengar kabar itu. "Itu bagus sekali, Alice! Kita bisa pulang bersama-sama."
Sylphia tersenyum dan menatap kakaknya dengan bangga. "Kamu benar-benar pantas mendapatkan cuti itu, Alice. Kita semua bisa menghabiskan waktu bersama di Gatewood."
Mereka bertiga melanjutkan makan malam mereka dengan suasana hati yang lebih cerah. Kehadiran Alice membawa energi positif yang mereka butuhkan setelah hari yang berat. Mereka berbicara tentang rencana mereka di Gatewood, tentang keluarga, teman, dan kenangan yang mereka miliki di desa itu.
Sementara itu, di dalam kediaman adipati Eldoria yang megah, suasana di dalam ruangan besar terasa tenang dan serius. Setelah membagikan imbalan kepada beberapa petualang terakhir yang baru saja kembali setelah menyelesaikan misi pemberantasan bandit, Adipati Maurice kini tampak sedikit lebih santai dan kembali ke dalam kediamannya. Ia didampingi oleh beberapa pengawal dan beberapa bangsawan lainnya. Mereka menuju ke sebuah ruang pertemuan besar yang dihiasi dengan perabotan mewah dan lukisan-lukisan indah di dinding.
"Bagus, sangat bagus," kata Maurice dengan nada puas. "Pemberantasan bandit ini telah berjalan sesuai rencana."
Maurice kemudian duduk di ujung meja panjang, sementara para bangsawan lainnya mengambil tempat duduk di sekelilingnya. Di hadapannya, seorang bangsawan berambut putih dan berjanggut tipis berbicara pertama kali. "Tuan Adipati, langkah yang anda ambil sangatlah berani dan cepat. Namun, mengapa anda begitu ingin melibatkan petualang peringkat A dan B? Padahal kita bisa memberikan misi ini kepada petualang peringkat C dan D. Dengan begitu, kita bisa menghemat anggaran."
Maurice tersenyum tipis, menatap setiap orang di ruangan itu satu per satu sebelum menjawab. "Saya mengerti pertanyaan Anda, Tuan Frederick. Pemberantasan bandit memang umumnya diajukan kepada petualang peringkat C dan D. Namun, saya tidak bisa menunggu berhari-hari untuk menyelesaikan masalah ini, seperti yang terjadi tahun lalu. Memberantas bandit bukanlah misi yang mudah, karena mereka juga memiliki orang-orang berbakat. Dalam beberapa kasus, petualang berperingkat C pun kesulitan menghadapi mereka."
Ia mengambil jeda sejenak, menatap keluar jendela dengan pandangan penuh perhitungan. "Dengan memberikan misi ini kepada petualang peringkat A, B, dan C, kita dapat menyelesaikan pemberantasan bandit ini dalam waktu yang sangat singkat, bahkan tak sampai sehari, meski kita harus menyiapkan anggaran lebih besar. Ini menunjukkan kepada rakyat bahwa kita mampu memberikan keamanan dan kenyamanan dengan segera. Mereka tidak perlu khawatir lagi akan ancaman bandit saat melakukan perjalanan di wilayah Eldoria."
Bangsawan lain, seorang wanita berusia sekitar 50 tahun dengan tatapan tajam, angkat bicara. "Dan tentu saja, ini akan memberikan anda keuntungan politik yang besar, Tuan Adipati. Kampanye ini akan meningkatkan popularitas anda menjelang pemilihan periode selanjutnya."
Pertemuan pun berlanjut dengan diskusi tentang langkah-langkah berikutnya dalam kampanye politik Adipati Eldoria. Mereka merencanakan bagaimana cara terbaik untuk menyampaikan keberhasilan ini kepada publik, serta strategi-strategi lainnya untuk memastikan kemenangan dalam pemilihan mendatang.