Lorong-lorong berliku Kastil Morgoth tampak seperti ular raksasa yang melilit mangsanya, menjebak Kael, Elara, dan Lyra dalam kegelapan yang mencekam. Obor-obor yang tergantung di dinding memberikan sedikit cahaya, namun bayangan-bayangan yang menari-nari di sudut-sudut lorong seakan menyembunyikan makhluk-makhluk mengerikan yang siap menerkam. Udara dipenuhi aroma lembap dan apak, bercampur dengan bau busuk yang samar-samar tercium, menambah kesan menyeramkan dari tempat itu.Kael, dengan Mata Dewa yang aktif, terus memindai setiap sudut lorong. Ia melihat status dinding-dinding yang terbuat dari batu hitam legam, dipenuhi retakan dan lumut yang tumbuh liar. Ia juga melihat status obor-obor yang tergantung di dinding, beberapa di antaranya mulai redup dan hampir padam.
Dinding Kastil Morgoth Level: -
HP: 500/500
Status: Kokoh, Diperkuat dengan Sihir Gelap
Obor Dinding Level: 5
HP: 10/10
Status: Redup, Hampir Padam
"Kita harus berhati-hati," bisik Kael kepada teman-temannya. "Tempat ini penuh dengan jebakan."Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki berat dari kejauhan. Suara itu semakin dekat, menggema di lorong-lorong yang sunyi. Kael melihat ke arah sumber suara dan melihat status makhluk yang mendekat:Golem Batu Level: 20
HP: 180/180
Kemampuan: Kekuatan Luar Biasa, Pertahanan Tinggi
Kelemahan: Sihir Petir, Serangan Berat
"Golem batu!" seru Elara, suaranya dipenuhi kekhawatiran. "Makhluk itu sangat kuat dan sulit dikalahkan."Golem batu itu muncul dari balik tikungan, tubuhnya yang besar dan terbuat dari batu tampak mengancam. Matanya yang merah menyala menatap mereka dengan tatapan kosong, dan tangannya yang besar mengepal erat, siap untuk menyerang."Kael, gunakan pedangmu untuk menyerangnya!" perintah Elara. "Lyra, cari celah di pertahanannya! Aku akan menggunakan sihir petir untuk melemahkannya!"Kael menerjang maju, pedang Cahaya Bulan di tangannya berkilauan dengan cahaya putih yang menyilaukan. Ia mengayunkan pedangnya dengan kekuatan penuh, mencoba menembus pertahanan golem batu itu. Namun, pedangnya hanya meninggalkan goresan kecil di kulit batu golem yang keras.Lyra, dengan kelincahannya yang luar biasa, bergerak cepat di sekitar golem, mencari titik lemahnya. Ia melihat bahwa persendian golem itu tampak lebih rentan daripada bagian tubuh lainnya. Ia melompat ke udara, lalu menusukkan belati kembarnya ke persendian golem itu dengan kekuatan penuh.Golem itu meraung kesakitan, gerakannya menjadi lebih lambat. Elara memanfaatkan kesempatan ini untuk meluncurkan mantra petir yang kuat ke arah golem. Petir itu menyambar tubuh golem, membuatnya bergetar hebat dan mengeluarkan suara berderak yang menakutkan.Setelah beberapa saat, golem itu akhirnya runtuh, tubuhnya yang besar hancur berkeping-keping. Kael, Elara, dan Lyra terengah-engah, kelelahan setelah pertempuran yang melelahkan.Mereka melanjutkan perjalanan mereka, menghadapi berbagai monster lain yang menjaga lorong-lorong kastil. Mereka harus melawan laba-laba raksasa yang beracun, hantu-hantu yang marah, dan bahkan sekelompok orc yang haus darah. Namun, dengan kerja sama dan kemampuan mereka, mereka berhasil mengatasi setiap rintangan.Setelah berjam-jam menjelajahi labirin lorong, mereka akhirnya menemukan sebuah pintu rahasia yang tersembunyi di balik permadani usang. Lyra, dengan keahliannya dalam membuka kunci, berhasil membuka pintu itu tanpa menimbulkan suara.Di balik pintu itu, terdapat sebuah ruangan yang luas dan megah. Dinding-dindingnya dihiasi dengan lukisan-lukisan indah yang menggambarkan pemandangan alam dan makhluk-makhluk mitos. Lantainya terbuat dari marmer putih yang berkilauan, dan langit-langitnya dihiasi dengan lampu kristal yang indah. Di tengah ruangan, terdapat sebuah meja besar yang dipenuhi dengan harta karun: koin emas, permata berkilauan, dan artefak kuno yang tak ternilai harganya.Kael melihat status ruangan itu:Ruang Harta Karun Level: -
Status: Tersembunyi, Dipenuhi Harta Karun yang Tak Ternilai, Berpotensi Berbahaya
"Ini dia!" seru Lyra, matanya berbinar-binar melihat harta karun itu. "Kita kaya raya!"Namun, Elara tetap waspada. "Hati-hati," katanya. "Mungkin ada jebakan di sini."Kael mengangguk setuju. Ia mengaktifkan Mata Dewa dan memindai ruangan itu dengan seksama. Ia melihat beberapa ubin lantai yang tampak mencurigakan, dan di atasnya muncul peringatan:Ubin Jebakan Level: 20
HP: 150/150
Status: Aktif, Terhubung dengan Perangkap Gas Beracun
Kael memberi tahu Elara dan Lyra tentang jebakan itu, dan mereka berhati-hati untuk tidak menginjak ubin yang salah. Mereka kemudian mulai menjelajahi ruangan itu, mencari artefak atau senjata magis yang mungkin bisa membantu mereka dalam perjalanan mereka.Mereka menemukan sebuah jimat pelindung yang terbuat dari batu akik merah, sebuah pedang pendek yang terbuat dari baja Valyrian, dan sebuah buku mantra sihir yang berisi mantra-mantra kuno yang kuat. Mereka juga menemukan beberapa ramuan penyembuh dan energi, serta beberapa koin emas dan permata yang mereka ambil sebagai bekal perjalanan mereka.Setelah mengumpulkan semua yang mereka butuhkan, mereka meninggalkan ruang harta karun dan melanjutkan perjalanan mereka menuju ruang tahta Morgoth. Mereka tahu bahwa mereka semakin dekat dengan tujuan mereka, tetapi mereka juga tahu bahwa bahaya yang menanti mereka akan semakin besar.