Ruang tahta Morgoth adalah sebuah ruangan yang megah namun mengerikan, bagaikan mimpi buruk yang menjadi kenyataan. Dinding-dindingnya yang terbuat dari batu hitam legam dihiasi dengan ukiran-ukiran yang menggambarkan makhluk-makhluk kegelapan yang mengerikan, seperti setan bertanduk, kerangka yang menari-nari, dan wajah-wajah manusia yang tersiksa. Obor-obor yang menyala dengan api biru kehijauan menerangi ruangan dengan cahaya yang suram dan tidak wajar, menciptakan bayangan-bayangan yang menari-nari di dinding seperti hantu-hantu yang kelaparan. Udara dipenuhi aroma belerang yang menyengat, bercampur dengan bau busuk daging yang membusuk dan aroma logam darah yang mengering.Di tengah ruangan, terdapat sebuah singgasana yang terbuat dari tulang belulang raksasa, tengkorak-tengkorak manusia dan hewan bertumpuk menjadi satu, membentuk tumpuan yang mengerikan. Di atas singgasana itu, duduk Morgoth, sang Penyihir Kegelapan, sosok yang begitu menakutkan sehingga membuat jantung siapa pun yang melihatnya berdebar kencang.Morgoth tampak seperti bayangan kelam yang menyelimuti singgasananya. Jubah hitamnya yang panjang dan compang-camping berkibar-kibar, seolah-olah memiliki kehidupan sendiri, tertiup oleh angin yang tidak terasa di dalam ruangan itu. Wajahnya yang pucat dan keriput tersembunyi di balik tudung jubahnya, hanya menyisakan mata merahnya yang menyala-nyala seperti bara api di tengah kegelapan. Tangannya yang kurus dan keriput, dengan kuku-kuku panjang dan tajam seperti cakar burung elang, menggenggam tongkat tengkorak yang memancarkan aura jahat yang kuat. Tongkat itu berdenyut-denyut dengan energi gelap, seolah-olah jantung iblis yang berdetak di dalam genggamannya.Kael, dengan Mata Dewa yang aktif, melihat status Morgoth yang muncul di atas kepalanya. Informasi yang ia lihat membuatnya terkesiap.Morgoth, Penyihir Kegelapan Level: 50 HP: 500/500 MP: 500/500 Kelas: Penyihir Kegelapan Kemampuan: Sihir Kegelapan (Api, Es, Petir, Angin, Tanah, Nekromansi), Pemanggilan Makhluk Kegelapan, Manipulasi Pikiran, Kutukan Kelemahan: Sihir Cahaya, Senjata Perak Murni, Kristal Cahaya"Jadi, kalian akhirnya sampai juga," suara Morgoth bergema di seluruh ruangan, terdengar seperti bisikan iblis yang menusuk telinga. Suaranya yang dalam dan serak, seperti suara batu yang bergesekan, membuat bulu kuduk Kael berdiri. "Kalian pikir kalian bisa menghentikanku? Kalian hanya manusia biasa yang lemah dan bodoh."Kael melangkah maju, pedang Cahaya Bulan di tangannya berkilauan dengan cahaya putih yang menyilaukan, kontras dengan kegelapan yang menyelimuti ruangan. "Kami tidak takut padamu, Morgoth," katanya dengan suara yang lantang dan tegas, setiap kata diucapkan dengan keyakinan yang tak tergoyahkan. "Kami datang untuk menghentikanmu dan menyelamatkan Eterra dari kegelapanmu."Morgoth tertawa mengejek, suaranya menggelegar seperti guntur yang mengguncang langit. "Kalian terlalu percaya diri, anak muda," katanya dengan nada meremehkan, seolah-olah sedang berbicara dengan serangga yang tidak berarti. "Kalian tidak tahu siapa yang kalian hadapi. Aku adalah Morgoth, penguasa kegelapan! Kekuatanmu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekuatanku!"Ia mengangkat tongkat tengkoraknya, dan seketika, ruangan itu dipenuhi dengan kabut hitam yang tebal dan menyesakkan. Makhluk-makhluk kegelapan, seperti serigala bayangan dengan bulu hitam legam dan mata merah menyala, beruang bayangan dengan cakar tajam dan raungan yang menggelegar, serta hantu-hantu dengan wajah mengerikan dan jeritan yang menusuk telinga, muncul dari kabut itu, siap untuk menyerang.Elara dan Lyra segera bersiap untuk bertarung. Elara mengeluarkan tongkat sihirnya yang terbuat dari kayu oak kuno, ujungnya berkilauan dengan energi magis. Ia melantunkan mantra dengan cepat, memanggil kekuatan elemen api, angin, dan air. Bola api melesat dari ujung tongkatnya, menerangi kegelapan dan membakar makhluk-makhluk bayangan. Pusaran angin berputar-putar di sekitar mereka, melindungi mereka dari serangan musuh. Dan air dari sungai terdekat membentuk perisai pelindung, menangkis serangan sihir gelap Morgoth.Lyra, dengan kelincahannya yang luar biasa, bergerak seperti bayangan di antara musuh-musuhnya. Ia melompat, berguling, dan menghindar dengan cepat, menghindari cakar dan taring makhluk-makhluk kegelapan. Belati kembarnya yang beracun menari-nari di udara, meninggalkan jejak cahaya perak saat ia menyerang dengan kecepatan kilat. Setiap tebasan belatinya mengenai sasaran dengan tepat, melumpuhkan dan melemahkan musuh-musuhnya.Kael, dengan pedang Cahaya Bulan di tangannya, menerjang maju ke arah Morgoth. Ia menggunakan Mata Dewa untuk melihat kelemahan Morgoth, lalu menyerang dengan pedang Cahaya Bulan yang telah ia tingkatkan dengan sihir cahaya. Setiap tebasan pedangnya meninggalkan jejak cahaya putih yang menyilaukan, membakar kulit Morgoth yang gelap dan membuatnya meraung kesakitan.Pertempuran itu berlangsung sengit dan berdarah. Makhluk-makhluk kegelapan terus berdatangan, seolah-olah tak ada habisnya. Kael, Elara, dan Lyra mulai kelelahan, tetapi mereka tidak menyerah. Mereka terus bertarung, didorong oleh tekad yang membara untuk mengalahkan Morgoth dan menyelamatkan Eterra.