Chereads / The Status Seeker / Chapter 32 - Visi Masa Lalu: Terungkapnya Kebenaran

Chapter 32 - Visi Masa Lalu: Terungkapnya Kebenaran

Napas Kael memburu saat ia bersandar pada dinding gua yang dingin. Luka-luka di tubuhnya, meski telah diobati oleh Elara, masih terasa perih. Api unggun yang berkedip-kedip memberikan sedikit kehangatan di tengah dinginnya malam pegunungan. Aroma daging panggang yang sebelumnya menggugah selera kini terasa hambar di mulutnya. Pertempuran melawan makhluk-makhluk bayangan telah menguras tenaga dan semangatnya.Elara, dengan wajah cemas, memeriksa luka-luka Kael sekali lagi. "Istirahatlah, Kael," katanya lembut, suaranya dipenuhi kekhawatiran. "Kamu perlu memulihkan tenaga."Lyra, yang biasanya sinis dan acuh tak acuh, tampak gelisah. Ia mondar-mandir di depan mulut gua, sesekali melirik ke arah hutan yang gelap. "Aku tidak suka perasaan ini," gumamnya. "Sepertinya kita belum melihat yang terakhir dari mereka."Kael mengangguk lemah, lalu memejamkan mata, berusaha mengabaikan rasa sakit yang masih berdenyut di tubuhnya. Saat ia memejamkan mata, ia merasakan getaran aneh dari Mata Dewa yang tergantung di lehernya. Batu itu terasa hangat di kulitnya, dan ia melihat cahaya putih yang berdenyut-denyut di balik kelopak matanya.Tiba-tiba, ia merasa dirinya ditarik ke dalam pusaran cahaya. Ia membuka mata dan menemukan dirinya berada di tempat yang sama sekali berbeda. Ia tidak lagi berada di gua yang dingin dan gelap, tetapi di sebuah ruangan yang terang benderang dan penuh dengan peralatan canggih yang tidak ia kenal.Ia melihat dirinya sendiri, atau lebih tepatnya, versi dirinya yang lebih muda, duduk di depan layar komputer yang besar. Ia mengenakan headphone dan fokus pada permainan yang sedang ia mainkan. Kael melihat status dirinya di masa lalu:

Kael (Masa Lalu) Level: 28 (Game)

HP: 180/180

MP: 220/220

Kelas: Penyihir Kemampuan: Sihir Api, Sihir Es, Sihir Petir

Tiba-tiba, layar komputer berubah menjadi hitam, dan suara seorang pria terdengar dari speaker. "Selamat, Kael. Kamu telah terpilih untuk menjadi bagian dari proyek rahasia kami. Kamu akan dikirim ke dunia lain, dunia di mana sihir adalah nyata. Di sana, kamu akan menjadi pahlawan, penyelamat dunia. Apakah kamu siap menerima tantangan ini?"Kael muda terdiam sejenak, lalu mengangguk dengan semangat. "Aku siap!" jawabnya dengan suara yang penuh tekad.Penglihatan itu berakhir, dan Kael kembali ke gua yang gelap. Ia membuka mata, napasnya memburu. Ia sekarang mengerti mengapa ia bisa sampai di Eterra dan mengapa ia memiliki Mata Dewa. Ia adalah bagian dari sebuah eksperimen, sebuah permainan yang menjadi kenyataan.Ia menceritakan penglihatannya kepada Elara dan Lyra, yang mendengarkan dengan penuh perhatian. Elara tampak terkejut dan khawatir, sementara Lyra tampak marah dan skeptis."Jadi, kita semua hanya pion dalam permainan orang lain?" tanya Lyra dengan nada sinis.Kael menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu," jawabnya jujur. "Tapi aku tahu satu hal: aku tidak akan membiarkan siapa pun mengendalikan takdirku. Aku akan menggunakan Mata Dewa untuk melindungi Eterra dan orang-orang yang kusayangi, dan aku akan mencari cara untuk kembali ke rumah."Elara menggenggam tangan Kael, memberikan dukungan dan kekuatan. "Aku percaya padamu, Kael," katanya dengan lembut. "Apa pun yang terjadi, kita akan menghadapi ini bersama-sama."Lyra mengangguk setuju, lalu berdiri dan mengambil belati kembarnya. "Ayo kita lanjutkan perjalanan kita," katanya dengan tekad yang membara di matanya. "Kita harus menemukan Morgoth dan menghentikannya sebelum terlambat."Mereka bertiga meninggalkan gua, melangkah kembali ke dalam kegelapan hutan. Mereka tidak tahu apa yang akan mereka hadapi di depan, tetapi mereka siap untuk menghadapi apa pun yang menghadang mereka. Mereka adalah tiga pahlawan yang terikat oleh takdir, bersatu untuk melawan kegelapan dan menyelamatkan Eterra.