Perjalanan Kael, Elara, dan Lyra berlanjut menyusuri medan Pegunungan Bayangan yang semakin menanjak dan berliku. Kabut tebal mulai menipis, digantikan oleh udara pegunungan yang sejuk dan menyegarkan. Sinar matahari sore yang hangat menembus celah-celah dedaunan, menciptakan pola cahaya dan bayangan yang menari-nari di atas tanah. Suara gemericik air dari sungai kecil yang mengalir di dekatnya menambah suasana damai dan tenang.Lyra, dengan naluri alaminya yang tajam, memimpin mereka menjauh dari jalan setapak utama, mengikuti jejak samar yang hanya bisa dikenali oleh mata yang terlatih. Jejak itu mengarah ke sebuah celah sempit di antara dua tebing batu yang menjulang tinggi. Kael melihat status celah itu:
Celah Batu Rahasia Level: - Status: Pintu Masuk Tersembunyi, Berbahaya, Membutuhkan Keterampilan Memanjat
"Ini jalan pintas yang akan menghemat waktu kita," Lyra menjelaskan, "tapi kita harus berhati-hati. Celah ini sempit dan licin, dan ada kemungkinan longsor batu."Dengan hati-hati, mereka mulai memanjat celah batu itu. Elara menggunakan sihirnya untuk menciptakan pijakan sementara di dinding batu yang licin, sementara Lyra, dengan kelincahannya yang luar biasa, melompat dari satu batu ke batu yang lain seperti seekor kucing. Kael, meskipun tidak memiliki pengalaman memanjat, berusaha keras untuk mengikuti mereka. Ia menggunakan pedang Cahaya Bulan untuk membantu dirinya memanjat, menancapkan bilahnya ke celah-celah batu untuk mendapatkan pijakan.Setelah beberapa jam memanjat yang melelahkan, mereka akhirnya mencapai puncak celah batu. Di hadapan mereka, terbentang pemandangan yang menakjubkan: sebuah gua besar yang dindingnya berkilauan dengan cahaya warna-warni. Kristal-kristal besar dan kecil, dengan berbagai bentuk dan ukuran, tumbuh dari dinding dan langit-langit gua, menciptakan pemandangan yang seperti mimpi. Cahaya matahari yang menembus celah-celah di langit-langit gua memantul pada kristal-kristal itu, menciptakan spektrum warna yang memukau, mulai dari merah ruby yang menyala, ungu amethyst yang misterius, hingga biru safir yang menenangkan.Kael melihat status gua itu:Gua Kristal Ajaib Level: -
Status: Tempat Suci, Dipenuhi Energi Magis yang Kuat, Kristal-kristal Memiliki Sifat Penyembuhan
"Ini... ini indah sekali," gumam Elara, terpesona oleh keindahan gua itu.Lyra mengangguk setuju. "Gua ini adalah salah satu rahasia terbaik Pegunungan Bayangan," katanya. "Kristal-kristal ini memiliki kekuatan magis yang luar biasa. Mereka bisa menyembuhkan luka, meningkatkan kekuatan sihir, dan bahkan memberikan penglihatan tentang masa depan."Mereka memasuki gua dengan hati-hati, kagum dengan keindahan kristal-kristal yang berkilauan. Beberapa kristal berbentuk seperti bunga, yang lain seperti bintang, dan ada juga yang berbentuk seperti hewan-hewan mitos. Kael menyentuh salah satu kristal, dan ia merasakan getaran energi yang kuat mengalir ke tubuhnya. Ia melihat status kristal itu:Kristal Amethyst Level: -
HP: -
MP: -
Status: Kristal Penyembuh, Meningkatkan Kecepatan Regenerasi, Membersihkan Energi Negatif
"Kristal ini memiliki kekuatan penyembuhan," kata Kael, "dan bisa meningkatkan kecepatan regenerasi."Elara dan Lyra juga menyentuh kristal-kristal lain, merasakan energi magis yang berbeda-beda mengalir ke tubuh mereka. Mereka menemukan kristal yang bisa meningkatkan kekuatan sihir, kristal yang bisa memberikan perlindungan dari serangan sihir, dan bahkan kristal yang bisa menunjukkan penglihatan tentang masa depan.Mereka menghabiskan beberapa jam di Gua Kristal, mengumpulkan kristal-kristal yang mereka butuhkan dan menyerap energi magis yang melimpah di sana. Mereka merasa tubuh mereka menjadi lebih kuat dan segar, dan pikiran mereka menjadi lebih jernih dan fokus. Mereka juga merasa lebih dekat satu sama lain, ikatan persahabatan mereka semakin kuat setelah berbagi pengalaman yang luar biasa ini.Saat mereka bersiap untuk meninggalkan gua, Kael melihat sebuah kristal besar yang berbentuk seperti mata. Kristal itu memancarkan cahaya putih yang sangat terang, seolah-olah memiliki kehidupan sendiri. Kael mendekatinya dan menyentuhnya, dan tiba-tiba, ia melihat sebuah penglihatan.Dalam penglihatannya, ia melihat dirinya sendiri berdiri di puncak sebuah gunung yang tinggi, dikelilingi oleh cahaya putih yang menyilaukan. Di hadapannya, terdapat sosok raksasa yang gelap dan menakutkan, dengan mata merah menyala dan sayap seperti kelelawar. Kael tahu bahwa sosok itu adalah Morgoth, sang Penyihir Kegelapan.Morgoth mengangkat tangannya, dan petir hitam menyambar ke arah Kael. Kael menangkis serangan itu dengan pedangnya, tetapi petir itu terlalu kuat. Kael terlempar ke belakang, tubuhnya terluka parah.Morgoth tertawa jahat, suaranya menggelegar seperti guntur. "Kau tidak bisa mengalahkanku, Penjaga Mata Dewa!" teriaknya. "Aku terlalu kuat untukmu!"Kael berusaha untuk bangkit, tetapi tubuhnya terlalu lemah. Ia merasa putus asa, tetapi tiba-tiba, ia mendengar suara Elara dan Lyra memanggil namanya. Mereka berlari ke arahnya, wajah mereka dipenuhi kekhawatiran."Kael, bangun!" teriak Elara."Jangan menyerah!" teriak Lyra.Kael membuka matanya dan melihat Elara dan Lyra berdiri di sampingnya, wajah mereka diterangi oleh cahaya Mata Dewa. Ia merasakan kekuatan baru mengalir ke dalam dirinya, kekuatan yang diberikan oleh teman-temannya.Ia bangkit, mengambil pedangnya, dan bersiap untuk bertarung lagi. Ia tahu bahwa pertempuran ini akan sulit, tetapi ia tidak akan menyerah. Ia memiliki Elara dan Lyra di sisinya, dan bersama-sama, mereka akan mengalahkan Morgoth.Penglihatan itu berakhir, dan Kael kembali ke kenyataan. Ia terengah-engah, keringat dingin membasahi tubuhnya. Ia menatap Elara dan Lyra, mata mereka penuh dengan pertanyaan."Aku melihatnya," kata Kael dengan suara serak. "Aku melihat Morgoth. Ia sangat kuat, tapi aku tahu kita bisa mengalahkannya."Elara dan Lyra mengangguk setuju. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka akan berbahaya, tetapi mereka tidak takut. Mereka memiliki satu sama lain, mereka memiliki Mata Dewa, dan mereka memiliki keyakinan bahwa mereka bisa menyelamatkan Eterra dari kegelapan. Mereka meninggalkan Gua Kristal dengan hati yang penuh tekad, siap untuk menghadapi tantangan apa pun yang menunggu mereka di depan.