Chereads / The Status Seeker / Chapter 19 - Melewati Padang Rumput Emas dan Hutan Berkabut

Chapter 19 - Melewati Padang Rumput Emas dan Hutan Berkabut

Perjalanan Kael dan Elara menuju Pegunungan Bayangan dimulai dengan melintasi Padang Rumput Emas, sebuah hamparan luas yang ditumbuhi rerumputan tinggi berwarna keemasan yang berkilauan di bawah sinar matahari pagi. Angin sepoi-sepoi membelai rerumputan itu, menciptakan gelombang-gelombang keemasan yang indah. Di kejauhan, terlihat siluet Pegunungan Bayangan yang tampak gelap dan misterius, puncak-puncaknya yang bergerigi menusuk langit biru yang cerah.Kael dan Elara berjalan berdampingan, langkah kaki mereka menimbulkan suara gemerisik di rerumputan kering. Kael, dengan indra yang dipertajam oleh Mata Dewa, mengamati sekelilingnya dengan waspada. Ia melihat status berbagai hewan yang menghuni padang rumput itu, mulai dari kelinci liar yang lincah hingga rusa bertanduk besar yang anggun. Ia juga melihat beberapa burung pemangsa yang terbang tinggi di langit, mencari mangsa.

Kelinci Liar Level 3

HP: 20/20

Kemampuan: Lari Cepat, Pendengaran Tajam

Rusa Bertanduk Besar Level 10

HP: 70/70

Kemampuan: Lari Cepat, Tanduk Tajam

Elang Emas Level 15

HP: 100/100

Kemampuan: Terbang Tinggi, Penglihatan Tajam, Cakar Kuat

"Kita harus berhati-hati," kata Kael kepada Elara. "Ada banyak predator di padang rumput ini."Elara mengangguk setuju. "Kita harus tetap waspada dan siap untuk menghadapi apa pun yang mungkin terjadi," jawabnya.Mereka melanjutkan perjalanan mereka, berjalan selama berjam-jam di bawah terik matahari. Panas matahari yang menyengat membuat mereka berkeringat, tetapi mereka tidak mengeluh. Mereka tahu bahwa mereka harus terus berjalan jika ingin mencapai Pegunungan Bayangan sebelum malam tiba.Saat matahari mulai terbenam, mereka mencapai tepi Hutan Berkabut, sebuah hutan lebat yang terletak di kaki Pegunungan Bayangan. Hutan itu tampak gelap dan menyeramkan, kabut tebal menyelimuti pepohonannya yang tinggi dan membuat jarak pandang menjadi sangat terbatas. Suara-suara aneh terdengar dari dalam hutan, membuat bulu kuduk mereka berdiri.Kael melihat status hutan itu:

Hutan Berkabut Level: -

HP: -

MP: -

Status: Berbahaya, Dihuni oleh Makhluk-Makhluk Kegelapan

"Apakah kita harus melewati hutan ini?" tanya Elara dengan ragu-ragu.Kael mengangguk. "Ini adalah satu-satunya jalan menuju Pegunungan Bayangan," jawabnya. "Tapi kita harus ekstra hati-hati. Hutan ini terlihat berbahaya."Mereka memasuki Hutan Berkabut dengan perasaan was-was. Kabut tebal membuat mereka sulit melihat jalan di depan mereka, dan suara-suara aneh yang terdengar dari kegelapan membuat mereka tegang. Mereka berjalan dengan lambat dan hati-hati, tangan mereka menggenggam erat senjata masing-masing.Tiba-tiba, mereka mendengar suara geraman yang rendah dan mengancam dari belakang mereka. Mereka berbalik dan melihat sepasang mata merah menyala yang mengintip dari balik kabut. Seekor serigala bayangan, makhluk kegelapan yang dikenal karena keganasannya, muncul dari kegelapan, taringnya yang tajam terlihat mengancam.Kael dan Elara bersiap untuk bertarung. Elara meluncurkan mantra bola api ke arah serigala itu, tetapi serigala itu dengan lincah menghindarinya. Kael menyerang dengan pedangnya, tetapi serigala itu terlalu cepat dan gesit. Ia berhasil menghindari setiap tebasan Kael dan membalas dengan cakar-cakarnya yang tajam.Pertempuran itu berlangsung sengit. Kael dan Elara berusaha keras untuk mengalahkan serigala itu, tetapi serigala itu terlalu kuat. Elara terluka di lengannya, dan Kael mulai merasa putus asa.Tiba-tiba, terdengar suara raungan yang menggelegar dari dalam hutan. Serigala itu berhenti menyerang, telinganya bergerak-gerak dengan gelisah. Ia kemudian berbalik dan lari ke dalam kegelapan, meninggalkan Kael dan Elara yang terengah-engah.Mereka saling berpandangan, bingung dan lega. Mereka tidak tahu apa yang membuat serigala itu pergi, tetapi mereka bersyukur karena mereka selamat. Elara menggunakan sihir penyembuhannya untuk mengobati lukanya, sementara Kael mengumpulkan kayu bakar untuk membuat api unggun.Mereka menghabiskan sisa malam itu dengan berjaga-jaga, bergantian tidur dan mengawasi sekeliling. Mereka tidak tahu apa yang akan mereka hadapi di Hutan Berkabut, tetapi mereka tahu bahwa mereka harus tetap kuat dan bersatu jika ingin mencapai Pegunungan Bayangan.