Kael dan Elara melangkah keluar dari rumah Lilith, pikiran mereka berputar-putar dengan informasi baru yang mereka terima. Keheningan malam pasar gelap terasa berbeda sekarang, seolah-olah rahasia yang tersembunyi di balik tembok-temboknya telah terungkap kepada mereka. Cahaya bulan purnama yang dingin menyinari jalanan berbatu, menciptakan bayangan panjang yang menari-nari di dinding bangunan. Aroma rempah-rempah dan makanan yang lezat masih menggantung di udara, tetapi sekarang bercampur dengan bau lembap dari lorong-lorong gelap dan bau anyir dari darah kering yang tertinggal setelah perkelahian yang terjadi sebelumnya."Jadi, kita adalah bagian dari ramalan kuno?" Kael bertanya pada Elara, suaranya dipenuhi dengan campuran rasa kagum dan ketakutan. Ia masih berusaha mencerna semua yang telah diceritakan Lilith kepada mereka tentang ramalan kuno yang meramalkan kedatangan seorang pahlawan yang akan menyelamatkan Eterra dari kegelapan.Elara mengangguk, matanya berkilauan di bawah cahaya bulan. "Sepertinya begitu," jawabnya dengan suara yang terdengar lebih yakin dari sebelumnya. "Dan kita memiliki peran penting untuk dimainkan dalam menyelamatkan Eterra dari ancaman Morgoth, sang Penyihir Kegelapan."Mereka berjalan dalam diam selama beberapa saat, masing-masing tenggelam dalam pikiran mereka sendiri. Kael menggenggam erat buku kuno yang diberikan Lilith kepadanya, merasakan tekstur kulitnya yang lembut dan ukiran rumit yang menghiasi sampulnya. Ia tahu bahwa buku itu berisi pengetahuan yang sangat berharga, pengetahuan yang bisa membantunya memahami kekuatan Mata Dewa dan memenuhi takdirnya. Ia membayangkan halaman-halamannya yang menguning, dipenuhi dengan tulisan-tulisan kuno dalam bahasa yang asing namun terasa familiar, seolah-olah ia pernah melihatnya di dalam mimpi.Elara, sementara itu, menyentuh kalung ajaib yang diberikan Lilith kepadanya. Kalung itu terbuat dari perak murni, dengan liontin berbentuk bulan sabit yang dihiasi batu permata biru safir yang berkilauan. Ia merasakan energi magis yang kuat mengalir dari kalung itu, membuatnya merasa lebih kuat dan percaya diri. Ia membayangkan Lilith, sosok yang anggun dan misterius, yang telah memilihnya untuk menjadi pelindung Kael dalam perjalanan mereka yang berbahaya.Mereka kembali ke Penginapan Silvermoon, di mana Profesor Alistair menunggu mereka dengan cemas. Wajahnya yang dipenuhi kerutan menunjukkan kekhawatiran yang mendalam, tetapi matanya yang biru tua bersinar dengan harapan saat melihat Kael dan Elara kembali dengan selamat. Saat mereka menceritakan tentang pertemuan mereka dengan Lilith, wajah Profesor Alistair menunjukkan ekspresi terkejut dan gembira."Lilith? Penjaga Mata Dewa?" serunya, tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. "Aku tidak percaya dia masih hidup! Aku pikir dia sudah..." Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan suara yang lebih tenang, "Ini adalah kabar yang luar biasa. Ini berarti ramalan itu benar. Kael, kamu memang Penjaga Mata Dewa yang telah lama dinantikan."Mereka menghabiskan sisa malam itu di perpustakaan pribadi Profesor Alistair, sebuah ruangan yang hangat dan nyaman dengan perapian yang menyala, rak-rak buku yang menjulang tinggi, dan meja besar yang dipenuhi dengan buku-buku kuno dan gulungan perkamen. Mereka membahas rencana mereka selanjutnya, menganalisis informasi yang ada di buku kuno Lilith dengan bantuan Profesor Alistair. Buku itu, yang ditulis dalam bahasa kuno yang hanya bisa dibaca oleh sedikit orang, berisi ramalan tentang kegelapan yang akan menyelimuti Eterra dan tentang seorang pahlawan yang akan bangkit untuk melawannya.Mereka mengetahui bahwa Morgoth, sang Penyihir Kegelapan yang telah menghancurkan Kuil Cahaya dan membunuh kekasih Lilith, masih hidup dan bersembunyi di suatu tempat di Eterra. Ia mengumpulkan kekuatan gelap, berencana untuk mengambil alih Eterra dan menghancurkan semua yang baik dan suci. Ia ingin membalas dendam pada para dewa yang telah mengasingkannya dan menciptakan dunia baru di mana kegelapan berkuasa.Kael dan Elara menyadari bahwa mereka tidak punya banyak waktu. Mereka harus menemukan Morgoth sebelum ia menjadi terlalu kuat dan melaksanakan rencana jahatnya. Mereka memutuskan untuk memulai pencarian mereka dengan mencari petunjuk di Perpustakaan Besar Silverstream, tempat Profesor Alistair bekerja. Perpustakaan itu menyimpan ribuan buku dan gulungan kuno, beberapa di antaranya mungkin berisi informasi tentang keberadaan Morgoth atau cara untuk mengalahkannya.Keesokan paginya, mereka bertiga pergi ke Perpustakaan Besar. Perpustakaan itu adalah bangunan megah yang terbuat dari batu pualam putih, dengan pilar-pilar tinggi yang menjulang ke langit-langit yang berkubah. Di dalamnya, rak-rak buku yang terbuat dari kayu mahoni gelap berjajar rapi, berisi buku-buku dengan berbagai ukuran dan warna, mulai dari buku-buku tipis dengan sampul kulit yang usang hingga buku-buku besar dengan sampul logam yang berukir rumit. Cahaya matahari yang masuk melalui jendela-jendela besar yang terbuat dari kaca patri berwarna-warni menciptakan suasana yang hangat dan nyaman, cocok untuk membaca dan belajar.Mereka menghabiskan berjam-jam mencari di antara tumpukan buku dan gulungan, mata mereka menjelajahi setiap halaman, mencari petunjuk tentang Morgoth. Mereka menemukan beberapa buku yang menyebutkan namanya, termasuk kisah-kisah tentang kekejamannya, kekuatan sihirnya yang mengerikan, dan ambisinya untuk menguasai Eterra. Namun, tidak ada yang memberikan informasi yang spesifik tentang keberadaannya saat ini.Saat mereka hampir putus asa, Elara menemukan sebuah buku tua dengan sampul kulit yang sudah usang dan rapuh. Judulnya tertulis dalam bahasa kuno yang sulit dibaca, tetapi Elara bisa merasakan energi magis yang kuat memancar dari buku itu. Ia membuka buku itu dengan hati-hati, dan di dalamnya, ia menemukan sebuah peta kuno yang digambar dengan tinta yang memudar. Peta itu menunjukkan lokasi sebuah kastil tersembunyi di Pegunungan Bayangan, sebuah pegunungan yang terkenal dengan kabut tebalnya yang misterius dan makhluk-makhluk buasnya yang berbahaya. Di bawah peta itu, terdapat tulisan dalam bahasa kuno yang sama: "Kastil Morgoth, tempat kegelapan berkuasa."Kael dan Elara saling berpandangan, mata mereka berbinar-binar. Mereka akhirnya menemukan petunjuk yang mereka cari. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka akan berbahaya, tetapi mereka tidak gentar. Mereka memiliki Mata Dewa, buku kuno Lilith, dan kalung ajaib Elara. Mereka juga memiliki satu sama lain, teman setia yang akan selalu mendukung dan melindungi.Dengan tekad yang membara di hati mereka, mereka meninggalkan Perpustakaan Besar, siap untuk memulai babak baru dalam petualangan mereka. Mereka akan pergi ke Pegunungan Bayangan, mencari Kastil Morgoth, dan menghadapi penyihir jahat itu. Mereka akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menyelamatkan Eterra dari kehancuran.