Di pasukan B, Spear mulai kewalahan menghadapi musuh. Kini hanya tersisa dua orang saja dipasukannya. Itu adalah Spear dan Stick.
"Kenapa..? Kenapa harus datang... Bala bantuan itu... Sial, andai saja aku lebih kuat!!" gumam Spear dalam hatinya.
Matanya kini terbuka lebar saat melihat seseorang yang dikenalnya. Itu adalah Ezan. Berdirilah ia bersama para prajurit Zyro.
"Lama tak berjumpa, Spear" sapa Ezan.
"Ezan... Apa kau puas melihatnya?! Kau bangga dengan tindakanmu, hah?! Ingatlah, Zyro hanya akan membuangmu suatu hari nanti!!" bentak Spear mengingatkan.
"Itu bukanlah masalah..." sahut Ezan.
"A-Apa?" terkejut Spear.
Ezan lalu menyiapkan senjatanya dan bersiap menyerang, "Kalau aku bisa menjadi lebih kuat, akan kulakukan apapun!!"
*Ting
Bola berduri itu berayun ke arah Spear. Namun, dengan cepat, serangan itu berhasil ditangkis dengan tombaknya. Ezan terus saja mengayunkan flailnya ke arah Spear.
"Bagus. Ayo menarilah Spear, menarilah!! Aku akan mengurus yang satu ini, Kalian bermainlah dengan yang satunya" seru Ezan kegirangan.
Ketika melihat kakaknya diserang, Stick pun berniat menolong. Tapi, ia kemudian terkepung oleh prajurit-prajurit Zyro.
***
Beralih ke Azuma, saat bala bantuan musuh datang, ia mulai takut. Tapi, pak tua Galih yang berada didekatnya kini mencoba menenangkannya.
"Tenanglah, aku akan melindungi, nak. Jika terjadi sesuatu, aku akan melindungimu" ucap pak tua Galih sembari menepuk pundak Azuma.
"Terimakasih, aku sangat menghargainya" sahut Azuma.
Di saat yang sama Magma berpapasan dengan pemimpin pasukan musuh. Itu adalah Komandan Sogun.
"Apa kau pemimpinnya?" tanya Magma.
"Kau... Pemimpinnya juga kan?" Komandan Sogun balik bertanya.
Magma lalu mengambil pedang dan bersiap menyerang, "Kalau begitu, aku tak boleh menahan diri...".
Komandan Sogun juga melakukan hal yang sama, "Aku juga".
Magma lalu memulai serangan. Ia kemudian mengayunkan Longswordnya ke arah Komandan Sogun.
*Ting
Dengan cepat Komandan Sogun menahan serangan itu dengan katana. Terlihat Komandan Sogun tampak terdorong dan sempat bergeser.
*Ting
Komandan Sogun membalas serangan. Namun, dengan cepat Magma langsung menahan serangan itu dengan posisi pedang berdiri vertikal. Komandan Sogun lalu mengayunkan katana-nya lagi.
*Ting
Magma lalu memiringkan Longsword-nya guna menangkis serangan itu. Komandan Sogun lalu tersenyum dan Magma juga membalas dengan senyuman.
"Boleh juga" puji Komandan Sogun.
"Kau juga" sahut Magma.
Kedua orang itu lalu melanjutkan pertarungan. Di saat yang sama, Azuma sempat melirik pertarungan itu. Namun, setelah diperhatikan lebih teliti, ia mengenal jelas sosok yang dilawan Magma.
"Orang itu... Ternyata dia!!!" teriak Azuma sembari berlari ke arahnya.
*Ting
"Kau membunuh orang tuaku!!! Kenapa... Kenapa!!!" teriak Azuma sembari terus menyerang Komandan Sogun.
Magma pun merasa bingung, "Ada apa ini? Apa Azuma mengenalnya?"
"Aku akan mengurus yang ini. Kau pergilah sana" kata Pak tua Galih yang tiba-tiba muncul.
"Makasih. Maaf ya, selalu merepotkanmu, Pak Tua" sahut Magma sembari pergi meninggalkannya.
*Ting Ting
"Kau... Ah, kau anak yang waktu itu.. jangan menggangguku..." gumam Komandan Sogun sembari menendang Azuma.
*Buuuk!!!
*Uaakk
"Kau tak apa nak? Masih bisa berdiri?" tanya Pak Tua Galih yang datang menghampiri.
Azuma lalu berdiri, "Iya.. aku.. aku.. ak--."
"Tenanglah! Dia lawan yang kuat. Kau tak akan menang, jika bertarung seperti itu" gema Pak Tua Galih menasehati.
Azuma lalu berkata, "Tap--."
"Tenang!! Dia termasuk orang hebat karena bisa menandingi Magma" kata tegas pak tua Galih.
Ketika kedua telinganya mendengar hal itu, Azuma hanya terdiam membisu. Ia lalu menarik nafas pelan dan mencoba untuk tenang.
***
Beralih ke Stick, ia tengah kesulitan menahan serangan para prajurit Zyro. Mereka menggeroyoknya tanpa ampun.
"Aku harus bertahan" pikir Stick dalam hati sembari menahan serangan mereka.
Si saat yang sama Spear sedang melawan Ezan. Ia mencoba untuk kabur dan membantu adiknya, Stick. Namun, dia tak bisa mendekat ke Stick, lantaran Ezan yang terus saja mengayunkan flail-nya.
"Hentikan! Hentikan, Ezan!!" pinta Spear dengan menahan serangannya dan terus menghindar.
"Hentikan? Jangan bercanda!! Hei Spear, ini menyenangkan, bukan? Ini membuatku sangat bersemangat, kau juga sama, 'kan? Hahaha!!" tawa Ezan dengan keras.
"Gawat. Jika terus begini, Stick bisa.... Tidak! Aku harus menyelamatkan Stick!" pikir Spear dalam hatinya.
Spear lalu melangkah maju dan menyerang Ezan. Melihat bahaya menghampiri, Ezan langsung saja berputar dan menahan serangan Spear dengan rantai dari flail yang dipegangnya.
*Ting
"Jangan menghalangiku!!" marah Spear.
*Bukk
Sebuah tendangan keras dari Spear mengenai perutnya. Tubuh Ezan kini terpental jauh. Sesaat setelah jatuh, ia langsung bangkit berdiri dan bersiap mengayunkan Flail.
Namun, tiba-tiba Spear melompat dan melambungkan tombaknya, "Spear Brave!!"
*Ting slekk
Walaupun berhasil ditahan dengan rantai dari flail, tapi serangan itu mengakibatkan goresan di wajahnya. Hal itu membuat Ezan murka.
Walaupun dengan tangan kosong, Spear berniat untuk membantu Stick. Ia tak peduli bahkan sampai lupa untuk mengambil tombak yang dilemparnya.
"Aku datang, Stick!!" seru Spear sembari berlari ke arahnya.
Ketika melihat kakaknya itu, Stick langsung menerjang para prajurit Zyro yang mengepung dan menghalanginya. Para prajurit itu lantas terjatuh ke tanah. Stick pun tersenyum senang melihat kakaknya yang datang menghampiri.
Namun, seketika raut wajahnya berganti saat melihat dibelakang Spear ada Ezan yang marah sembari mengayunkan flail-nya. Stick pun mempercepat langkahnya.
Spear lalu langsung memeluk erat adiknya itu. Tanpa sadar, Ezan semakin mempercepat ayunan flailnya dan bersiap menyerang.
Spear kemudian berucap, "Aku minta maaf sudah marah padamu. A-Aku--."
Stick yang tahu Ezan akan menyerang, ia langsung menyela, "Ti-Tidak masalah. Ta--."
Spear kemudian memotong pembicaraan, "Tidak. Aku rasa minta maafku belum benar. Aku tahu, saat pulang nanti, aku janji akan memasakkan ikan untukmu."
Stick langsung membentak, "Dengarkan aku!! Sekarang, kita ha--."
Namun, Spear memotong lagi, "Tidak. Biarkan aku bicara dulu."
"Sial tak ada waktu lagi" pikir Stick dalam hatinya.
Dari arah belakang, Ezan mengayunkan flail-nya ke arah Spear. Stick yang melihatnya, ia langsung saja melepas pelukan kakaknya itu. Didorongnya Spear ke arah samping guna menghindar. Di saat Stick mendorongnya, sempat terdengar bisikan di telinga Spear.
*Selamat tinggal... Kakak..
*Cuukkk
Spear tak terkena serangan itu. Namun, serangan itu mengenai perut Stick dan bola berduri itu menancap ke tulang rusuknya. Ezan lalu menarik rantai yang terikat di bola berduri itu dan membanting Stick ke tanah.
"Stick.. Sti--Stick.." gumam Spear sembari berjalan mendekat.
"Oh, boleh. Silahkan kalau ingin berpamitan. Aku tak keberatan" sahut Ezan dengan sopan.
Para prajurit Zyro kemudian mengepung kakak beradik itu. Dan ketika salah satunya akan menyerang, Ezan langsung menghentikannya.
"Jangan. Bukankah ini hiburan yang sangat menarik?" tanya Ezan.
"Hmm, benar juga. Apa mereka itu kakak beradik?" tanya sang prajurit.
"Tentu" jawab singkat Ezan.
Spear lalu terduduk dan menyangga wajah Stick dengan tangan kiri, "Stick... Tidak... Tidak!!!"
"Ak--- aku.. huh.. huh.. sudah kubilang, 'kan? Aku akan melindungimu... Aku tak pernah mengkhianatimu... A-- Aku.. selalu ingin... Selalu ingin... Melihatmu tersenyum.. A--Aku.. akan.. menyampaikan salammu.. pada.. ayah dan.. ibu... uehk..." ucap Stick yang kemudian memejamkan kedua matanya.
"Tidak... Jangan pergi!! Jangan kau juga!!!" pinta Spear sembari menangis memeluk erat Stick.
.....Bersambung.....