"Dia... Sial, sepertinya aku tak boleh main-main" pikir Azuma dalam hati.
"Huh, lawan yang merepotkan. Apa aku bisa mengalahkannya dengan umur lansiaku ini?" gumam Pak Tua Galih.
"(Memandang ke arah mereka) Ada apa? Kalian takut?" tanya Komandan Sogun.
"Ti-Tidak! Aku... Pasti akan membunuhmu!! Pasti... (Sial, apa bisa aku mengalahkannya? Auranya saja sudah terasa sampai ke bulu kudukku!!)" jawab Azuma berusaha mengelak.
"Apa? Tidak, tidak, bukan begitu. (Menengok ke Azuma) Ayo, tunjukan kekuatanmu, nak. Aku pun akan melakukan hal yang sama" ajak Pak Tua Galih.
Azuma dan Pak Tua Galih lalu mengambil kuda-kuda dan bersiap menyerang. Sedangkan Komandan Sogun, ia hanya berdiri tegak dengan didampingi oleh naga hitam miliknya.
"Ayo!" seru Pak Tua Galih.
"(Melempar Shuriken) Ok" sahut Azuma.
*Ting
"(Menangkis Shuriken itu dengan katana) Percuma... Kalian tak bisa mengalahkanku!!" bentak Komandan Sogun.
Pak Tua Galih berlari mendekat. Sedangkan Azuma, ia melemparkan shuriken ke arah Komandan itu. Namun, lemparan Shuriken itu berhasil ditangkis dengan mudah oleh Komandan Sogun menggunakan katana-nya.
"(Mengarahkan katana ke depan) Serang mereka..." ujar Komandan Sogun.
*Rarrr
Naga hitam itu langsung maju ke depan menuju Pak Tua Galih dan Azuma. Sontak Azuma pun langsung menghindar. Sedangkan Pak Tua Galih, ia berguling ke samping dan kemudian melompat menjauh.
"(Mengulur rantai kapak di tangan kanannya) Roll!!" seru Pak Tua Galih sembari mengayunkan kapak rantai itu ke arah sang naga.
*Sring
*Rarrr
Serangan itu berhasil mengenai bagian mulut naga hitam sehingga mengakibatkan luka goresan. Sang naga kini merasa sakit, namun dengan cepat ia beregenerasi dan menyembuhkan lukanya itu.
"(Menusuk Pak Tua Galih menggunakan katana) Dasar ceroboh..." bisik Komandan Sogun yang tiba-tiba berada di belakang Pak Tua itu.
Komandan itu kemudian menarik katana-nya, dan terlihat mata katana itu berlumuran darah milik si Pak Tua. Seketika tubuh si Pak Tua pun terasa lemas.
"(Menahan rasa sakit) Uek.. sial... Huh... Huh.. ini semua karena... Aku lengah..." gumam Pak Tua Galih yang kemudian tubuhnya ambruk ke tanah.
"Pak tua... Tidak... (Berlari ke arah Komandan Sogun) Kau!!" marah Azuma.
*Ting
"Kau masih belum cukup kuat... Untuk mengalahkanku!!!" bentak Komandan Sogun.
Azuma berlari ke arahnya dan langsung menyerang. Namun, serangan itu berhasil ditahan oleh Komandan Sogun.
*Rarr
*Brukk
*Akhkh
Secara tiba-tiba, naga hitam itu menggeliat terbang di udara yang kemudian menukik ke arah Azuma dan menabraknya dari arah samping. Sontak saja, Azuma terkejut dan tak sempat menghindar. Ia pun tertabrak naga hitam dan hal itu membuatnya terhempas puluhan meter dari tempatnya berdiri tadi.
Sedangkan Komandan Sogun, ia tadi sempat melompat ke belakang. Hal itu membuatnya tak terluka. Berjalanlah dia dengan santai menuju Azuma sembari di ikuti Naga Hitam di belakangnya.
"Aku... Harus... Bangkit..." ujar Azuma mencoba berdiri.
Diangkatnya pedang setinggi mungkin dan kemudian ia memegang gagang pedangnya secara terbalik. Teknik pedangnya pun berganti menjadi Quick Sword.
Komandan Sogun pun mengarahkan pedang ke depan, "Serang..."
Naga Hitam itu langsung bergerak cepat menuju Azuma. Melihat hal itu, kuda-kuda Azuma berganti menjadi membungkuk. Ia lalu menghela nafas dilanjutkan dengan menerjang maju.
Dia berlari mendekati Naga Hitam itu. Namun, setelah jaraknya cukup dekat, tiba-tiba saja Azuma melompat ke samping dan terus berlari.
Si Naga Hitam langsung berbalik dan bergerak mengincar Azuma. Azuma terus saja berlari ke depan. Ternyata, yang diincar adalah Komandan Sogun.
*Ting
"(Menyerang dengan pedang) Sogun... SOGUN!!!" teriak Azuma sembari bertarung melawan Komandan Sogun.
*Ting Ting Ting!!
"Apa hanya ini kemampuanmu? Dasar lemah!!!" bentak Komandan Sogun sembari bertarung melawannya.
*cuk
"Akh... A-Apa-- Aku... Tak boleh kal--- lah..." gumam Azuma yang tertusuk katana di bagian perut.
Komandan Sogun pun menusuk lebih dalam lagi, "Matilah!!"
*Cuuuk
*Ting
Tiba-tiba sebuah kapak berayun dari belakang dan mengenai punggung sang Komandan. Sontak saja, Komandan Sogun langsung menengok. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat Pak Tua Galih sedang berdiri sembari menahan luka tusukan.
Ternyata serangan tadi datang dari orang tua itu. Sontak saja, Komandan Sogun pun marah. Ia langsung menarik pedang dari tubuh Azuma dan membuat orang itu terbaring lemas di tanah. Dia lalu memegang gagang kapak rantai itu lalu menariknya dengan tangan kiri. Karena rantai yang terlilit di tangan kanan sang pak Tua, ia langsung tertarik maju menuju Komandan Sogun.
*Cuk
"(Menusuk Pak Tua Galih) Dasar pengganggu..." kata Komandan Sogun.
Komandan itu lalu menarik pedangnya. Sedangkan Pak Tua Galih langsung terbaring lemas karena mengalami tusukan yang kedua kalinya.
"(Berdiri dan memegang erat pedang dengan posisi terbalik) Hentikan... Hentikan... Hentikan.. SOGUN!!!" seru Azuma sembari mengaktifkan teknik Flame Sword.
*Whusssh
*Ting
*Slash
"A-Apa? Pedangku... Meleleh..?" terkejut Komandan Sogun.
Pedang Komandan Sogun kini meleleh lantaran bertarung dengan Azuma. Zirahnya juga meleleh karena sempat terkena tebasan pedangnya.
Namun, tiba-tiba Komandan Sogun malah menampakkan wajah senyuman. Azuma kini bingung sembari menahan luka tusukan itu.
"Ceroboh..." ujar Komandan Sogun.
Azuma pun bingung, "Apa maksu--."
*Rarr
*Bruk
Tiba-tiba saja, Naga Hitam itu menabrak Azuma. Hal itu membuatnya terpental jauh lagi. Luka lecetnya semakin banyak dan darah dari bekas tusukan itu mengeluarkan banyak darah.
Azuma pun mulai menangis, "Apakah ini akhirku... Ayah... Ibu... Guru Shin... Ma--maaf... Maafkan aku..."
Tiba-tiba saja, Azuma mengingat sebuah kalimat. Kalimat itu, adalah janjinya kepada Spear.
*Aku tak bohong!!! Aku tak akan mati sebelum kau... Aku janji...
*Benarkah..?
*Iya
*Pastikan kau menepati janjimu..
"(Berdiri) Tidak... Aku tak boleh mati di sini... Aku sudah berjanji... Aku... Akan menepati janjiku!!" seru Azuma sembari menahan rasa sakit.
"(Membuang katana-nya dan menggantinya dengan wakizashi sembari berjalan mendekat) Kau memang menyusahkan... Sial, kalau bukan karena orang itu, aku pasti sudah membunuhmu, Nak.." gumam kesal Komandan Sogun.
"(Mengangkat pedang setinggi bahu) Aku harus bertarung... Harus.... Flame Sword..." ujar Azuma.
*Whusssh
Mata pedangnya kini semakin berkobar membara. Dan kedua matanya menatap tajam ke arah sang Komandan.
"(Mengarahkan Wakizashi ke Azuma) Serang.." kata Komandan Sogun.
Naga Hitam itu langsung terbang menuju ke arahnya. Melihat hal itu, Azuma langsung saja berlari kencang ke arah sang Naga.
*Sring!!!
*Rarrr
Azuma melompat ke atas sang naga. Ia lalu menusukkan pedangnya ke tubuh Naga Hitam dan berlari sembari menyayatnya hingga ke ekor.
Sang Komandan pun terkejut. Sedangkan Naga Hitam itu berteriak kesakitan. Setelah selesai menyayatnya sampai ekor, Naga Hitam itu seketika menghilang.
"Oh, lumayan" salut Komandan Sogun.
"Bayangan..." gumam Azuma.
Dia lalu menggandakan diri dengan teknik Bayangan dan muncullah dua orang yang serupa dengan Azuma. Ketiganya lalu menerjang maju ke arah sang Komandan.
*Ting Ting Ting
*Slusb
Komandan Sogun pun kowalahan ketika bertarung dengan Azuma beserta kedua bayangannya. Serangan ketiganya begitu cepat dan setiap kali menahan serangan pedangnya, Wakizashi milik Komandan Sogun langsung meleleh.
Dia juga sempat terkena luka tusukan. Zirahnya pun ada yang meleleh dan membakar serta melukai kulit.
"Ah, dia beraninya main keroyokan!! (Memukul Azuma) Hahaha rasain!!" tawa puas Komandan Sogun.
Namun, yang Azuma yang terkena pukulan itu malah langsung berubah menjadi asap hitam. Azuma yang lain malah tersenyum.
"Hah, A-Apa?" terkejut Komandan Sogun.
"Bayangan.." gumam Azuma.
Muncul satu Azuma lagi dari bayangannya sehingga jumlahnya kembali menjadi tiga. Hal itu membuat sang Komandan terkejut.
*Ting Ting Ting
*Slubs
Ketiga orang itu langsung kembali menyerang secara bersamaan dari setiap sisi. Wakizashi milih sang Komandan pun menjadi sangat pendek karena meleleh lantaran terus menahan serangan ketiga Azuma.
Salah satunya berhasil menusuk Komandan Sogun lagi. Kini, Komandan Sogun mulai kelelahan dan posisi berdirinya mulai sempoyongan. Sembari menahan luka ia terus saja mencoba bertahan hidup.
"Ini saatnya" ucap Azuma.
"Benar" sahut bayangan 1.
"Kalau begitu, ayo fokuskan serangan!" ujar banyangan 2.
Ketiganya lalu menutup mata dan mengumpulkan semangat. Api di mata pedang ketiganya semakin berkobar membara.
"Serang!!" seru Azuma sembari berlari ke arah Komandan Sogun dengan diikuti kedua Banyangan.
"(Membuang Wakizashi) Terserah saja. (Mengepalkan kedua tangannya) Ayo maju!!" gema Komandan Sogun.
Ketiganya kemudian mengitari sang Komandan searah dengan jarum jam. Komandan itu mencoba memukulnya, tapi dengan mudah ketiganya selalu bisa menghindar.
Mereka lalu menyayat secara bersamaan dari setiap sisi dan kemudian menusuk pedang berapi itu ke tubuh Komandan Sogun. Difokuskanlah api di mata pedang ketiganya. Hal itu membuat Komandan Sogun terbakar membara.
"Si-- Siapa sebenarnya... Dirimu ini...?" tanya Komandan Sogun.
"Hanya anak dari pasangan pembuat roti..." jawab Azuma sembari menarik pedangnya.
"Ah... Ak--- Aku... Harus... Menjadi... Jenderal... Lagi..." kata Komandan Sogun yang tubuhnya jatuh ke tanah kemudian memejamkan kedua matanya.
Kedua Bayangan itu langsung menghilang. Azuma kemudian menonaktifkan teknik Flame Sword dan menyarungkan pedang.
"(Meneteskan air mata) Aku... Ber-- Berhasil.." ujar Azuma yang kemudian terduduk lemas.
***
Di saat yang bersamaan, di Kastil Betro, Jenderal Arqi sedang duduk di kursi tahta. Namun tiba-tiba pintu terbuka dan seorang pria bertopeng memasuki ruangan.
"(Berdiri) Siapa kau? Beraninya masuk tanpa mengetuk?!!" marah Jenderal Arqi.
"Siapa aku? (Menyiapkan pedang) Aku di sini... Untuk membunuhmu..." jawab pria bertopeng itu.
..... Bersambung.....