*Ting Ting Ting
Terdengar suara bergemuruh, sebuah gesekan antara pedang dengan pedang. Hal itu membuat suasana hening di pagi hari menjadi ricuh. Perang antara para pemberontak melawan Zyro.
***
"Matilah!!" bentak Azuma sembari menyerang prajurit Zyro.
*Ting
Namun, serangannya berhasil di tahan oleh sang prajurit. Azuma kini melompat mundur ke Belakang dan bersiap melakukan serangan lagi.
*Ting
Kali ini, ia berhasil mengenai tubuh prajurit itu. Namun, sang prajurit tersenyum menyeringai dan kemudian memukulnya.
*Buk
"Sial, zirahnya begitu tebal. Pedangku bahkan tak bisa melukainya. Kalau begitu... Flame Sword!!" gema Azuma sembari mengangkat pedangnya ke atas kepala.
*Whusssh... (Muncul api di mata pedangnya)
"Aaaaaa!!! Matilah!!!" teriak Azuma sembari berlari mendekat dan menyayat tubuh sang prajurit berkali-kali.
Walaupun sang prajurit mencoba menahan serangannya dengan pedang, Namun pedang sang prajurit kini meleleh. Dengan demikian, ia hanya bisa pasrah di saat menerima serangan bertubi-tubi itu.
Zirahnya kini meleleh dan tubuhnya dipenuhi darah yang kemudian menetes ke tanah. Ia lalu terbaring lemas tak berdaya di atas tanah. Azuma kemudian mematikan api di mata pedangnya.
Namun, sebelum mata sang prajurit terpejam, ia sempat berucap, "Gerania... Aku mencintaimu..."
***
Pertempuran dimulai beberapa saat yang lalu ketika para pemberontak menyerang secara tiba-tiba. Dengan tiga pasukan, mereka menyerbu para prajurit Zyro yang sedang berjaga di luar Kota Bros.
Azuma dan Pak Tua Galih berada di pasukan A, Spear dan Stick berada di pasukan B, lalu Ryujin berada di pasukan C. Di pasukan C, Ryujin yang melihat sekumpulan anak laki-laki dari kubu pemberontak di serang prajurit Zyro, ia langsung berlari lalu berdiri melindungi mereka dengan perisainya.
"Kalian tak apa-apa? jangan jauh-jauh dariku! Tenang saja, aku akan melindungi kalian, kok" ucap Ryujin sembari tersenyum.
"Ryujin, syukurlah kau datang" ucap Xeka, teman Ryujin di desa pemberontak.
"Kita akan mati... Kita akan mati... Tidak seharusnya anak kecil seperti kita ikut dalam perang, 'kan..? Hei, kalian tak mendengar?! Kita akan mati, tau!!!" bentak ketakutan Reyion, seorang anak laki-laki yang berada di samping Xeka.
"Hei, tenanglah. Apa kau tak dengar, Ryujin akan melindungi kita" kata Xeka mencoba menenangkan temannya itu.
***
Di saat yang bersamaan, Ozuza yang berada cukup jauh dari pasukannya C yang dipimpinnya, ia sempat menengok ke belakang. Betapa terkejutnya Ozuza ketika tersadar bahwa pasukan C yang dipimpinnya berada jauh di belakang.
"Tidak, Ryujin. Sial, mau tak mau aku harus kembali dan melindungi adikku satu-satunya" gumam kesal Ozuza.
Ia lalu berlari menjauh ke belakang sembari menembakkan beberapa anak panah ke arah para prajurit Zyro. Kini Ozuza melompat dan berbalik sembari bersiap menyerang.
"Quick Reload!!" teriak Ozuza.
Quick Reload adalah sebuah teknik dimana membuat penggunanya dapat mengisi ulang busur dan membidiknya secara cepat. Sehingga, penggunanya dapat membusur hingga puluhan anak panah dalam hitungan beberapa detik saja.
Dengan cepat, kini Ozuza menembakan anak panah secara beruntun. Tepat setelah ia menembakan anak panah yang pertama, tangan kirinya mengambil anak panah kedua dan menembakannya dengan busur. Begitu terus sampai anak panahnya kini tersisa 5 buah dari jumlah awal 25 buah.
Gerakannya begitu cepat dan dalam waktu 5 detik saja 20 anak panah berhasil tembakkan menggunakan busur. Para prajurit Zyro yang mengejarnya, kini melarikan diri ketika melihat sekumpulan anak panah menuju ke arah mereka.
Beberapa dari anak panah itu mengenai tubuh para prajurit. Namun, karena zirah yang begitu tebal, serangan anak panah itu terasa seperti angin saja. Bahkan suara saat anak panah itu mengenai zirah mereka, terdengar seperti sebuah lantunan lagu.
***
Beralih ke Ryujin, kini ia terkepung oleh para prajurit Zyro. Walaupun mulai terasa lelah baginya, namun Ryujin terus berusaha untuk melindungi teman-temannya itu.
"Perisai Air!!" teriak Ryujin.
Seketika bagian depan perisai yang dipegangnya pun terlapisi oleh butiran-butiran air yang muncul disekitarnya. Kini butiran-butiran itu telah menjadi sebuah genangan air vertikal yang menyelimuti bagian depan perisai Ryujin.
Perisai Air (Water Shield) adalah sebuah jurus elemen air. Dimana teknik itu membuat butiran air yang tiba-tiba muncul di sekitar penggunanya. Kemudian butiran air itu menyelimuti perisai yang dipegangnya. Teknik ini membuat kerusakan yang diterima oleh perisai berkurang menjadi 75%, sehingga perisai akan lebih tahan lama dan awet serta mengurangi kekuatan serangan lawan.
Dengan perisai yang diselimuti air, kini Ryujin terus melindungi teman-temannya dari para prajurit Zyro yang menyerang mereka. Namun, kini ia merasa kelelahan karena ia terus saja mencoba melindungi teman-temannya yang ketakutan.
Saat itu juga, Ryujin hampir terkena tebasan pedang dari prajurit Zyro. Namun, secara tiba-tiba, sebuah anak panah berapi mengenai dada kiri sang prajurit. Sangking panasnya, anak panah itu menembus Zirahnya dan kemudian mengenai jantung prajurit itu.
Karenanya, ia jatuh tergeletak di atas tanah. Tak lama kemudian, Ozuza pun datang menghampiri. Ternyata anak panah berapi itu adalah teknik milik Ozuza yang bernama Flame Arrow.
Flame Arrow adalah sebuah teknik yang bisa membuat anak panah penggunaannya menjadi diselimuti api. Apinya cukup panas sehingga bisa membakar kulit dan melelahkan zirah.
"Apa yang kau lakukan?!" tanya kesal Ozuza.
Ryujin yang kelelahan pun menjawab, "Aku harus melindungi teman-temanku..."
"Lupakan mereka dan lindungi nyawamu sendiri!!!" bentak Ozuza.
"Tidak!! Aku harus... Melindungi mereka..." ucap Ryujin sembari menguatkan tekadnya.
Ozuza pun tambah geram dengan kelakuan adiknya itu, "Aku bilang lupakan mer--."
*Ozuza... Kemari...
"A-Apa itu?" bingung Ozuza dalam hatinya.
*Kemari Ozuza... Kemari...
Ozuza lalu berlari menuju sumber suara itu dan meninggalkan Ryujin, "(Aku ingat. Suara itu... Suara itu...) Pion!!!"
***
Di pasukan B, Cavalry menyerang para prajurit Zyro dengan pedangnya sembari menunggangi kuda. Sedangkan Spear, ia bertarung dengan tombaknya melawan para prajurit Zyro. Walaupun mereka memakai zirah yang tebal, tapi Spear tetap bertarung dengan penuh keberanian.
Terlihat sebuah cincin hijau berada di jari jempol tangan kanan Spear. Dan tanpa ia sadari, dari arah belakang Stick terus mengawasi kakaknya sembari melawan para prajurit Zyro.
***
Di pasukan A, Azuma terkejut ketika melihat Pak Tua Galih yang tampak bersemangat. Orang tua itu memakai senjata kapak berwarna merah dengan rantai diujungnya.
"Ayo, ayo, ayo!!" teriak Pak Tua Galih bersemangat sembari menyerang para prajurit Zyro dengan senjatanya.
Namun tanpa ia sadari, dari arah belakang, seorang prajurit Zyro mencoba menusuknya. Melihat hal itu, Azuma langsung mendorong prajurit itu menjauh dari Pak Tua Galih.
Sadar dengan yang dilakukan Azuma, ia pun berucap, "Oh, maaf. Sepertinya aku terlalu berlebihan. Kau tahu, ini mengingatkanku kembali saat masih muda dulu."
"Eh, aku terkejut ketika melihat seorang pandai besi bisa bertarung" sahut Azuma.
Pak Tua Galih lalu tersenyum, "Jangan salah, nak. Begini-begini juga, aku memiliki julukan kapak merah."
***
Sedangkan Magma, ia memutar-mutar pedangnya dan prajurit Zyro yang terkena serangan itu langsung terpental jauh. Bahkan beberapa dari mereka ada yang zirahnya sampai peot. Setelah durasi pertarungan yang cukup lama, akhirnya bala bantuan pasukan Zyro pun datang.
Dengan dipimpin oleh oleh Komandan Sogun, bala bantuan itu langsung menyebar membantu rekan-rekan prajuritnya.
.....Bersambung.....