Chereads / Sword Slayer / Chapter 20 - BAB 20 PEMICU PERANG

Chapter 20 - BAB 20 PEMICU PERANG

Azuma berdiri bersama para Pemberontak lainnya. Cavalry dan Ozuza juga ikut dalam pasukan, berdirilah mereka di belakang Magma yang memimpin perang.

Di depan mereka, Komandan Sogun berdiri membelakangi pasukan Zyro yang dipimpinnya. Di temani dengan Komandan Pion yang berada di samping Komandan Sogun.

Magma lalu melirik ke kanan-kirinya dan menyeru, "Serang!!!"

Pasukan Pemberontak pun maju menyerbu musuh. Namun, dengan mudahnya mereka dikalahkan oleh pasukan Zyro. Azuma, Ozuza, Cavalry, dan rekan-rekannya yang lain tewas.

Magma-lah satu-satunya yang masih tersisa. Komandan Sogun kemudian berlari menghampirinya dan memenggal kepala Magma. Dan saat itu juga Magma terbangun dari tidurnya.

"C-Cuma... Mi-Mimpi..." gumam Magma dengan wajah berkeringat ketakutan.

*Tuk Tuk Tuk (terdengar suara ketukan dari luar pintu kamarnya)

"Siapa itu?" tanya Magma.

"Ini aku, Ozuza. Tuan Magma, bolehlah aku masuk?" tanya Ozuza dengan sopan.

"I-Iya, masuklah, Ozuza" jawab Magma sedikit takut karena masih teringat dengan mimpinya.

Ozuza pun membuka pintu dan terkejut melihat Tuan Magma yang berkeringat sangat banyak. Ia lalu menghampirinya dan kemudian berucap.

"Tuan Magma, apa anda baik-baik saja. Mungkin rapat hari ini, kita batalkan saja" kata Ozuza memberi saran.

"T-Tidak, rapat harus tetap diadakan. Malahan kita harus segera menyerang Bros" jawab Magma menolak.

Ozuza pun menunduk dan menurut sembari menjawab, "Baik, Tuan Magma."

***

Di Hutan dekat Desa Pemberontak, Azuma dan Ryujin sedang berjalan pulang ke Desa. Terlihat sinar mentari pagi yang membuat Azuma menutupi wajahnya sendiri dengan tangan kanannya.

"Huh, tak disangka ya kak, kita malah begadang semalam suntuk?" tanya Ryujin sembari menyenggol badan Azuma dengan sikunya.

Azuma yang masih mengantuk kini menguap dan berkata,"Iya... Siapa sangka pertempuran kali ini akan sangat melelahkan. Padahal kita sudah sering latihan..."

"Hmm... Tapi, setidaknya kak Azuma berhasil menguasai teknik baru, ya?" tanya Ryujin sembari tersenyum.

"Iya! Akhirnya, aku menemukan teknik berpedang milikku sendiri!" ucap Azuma penuh semangat.

"Dia terlihat sangat senang, syukurlah" pikir Ryujin dalam hatinya.

"Ryujin, kamu nggak ngantuk?" tanya Azuma heran.

"Eeee... Aku sering begadang kak" jawab Ryujin.

"Hmm, anak yang cukup unik..." pikir Azuma dalam hatinya.

***

Di sisi lain, Kamar Spear, Rumah 35, Spear bangun dari tidurnya. Ia lalu berganti dari posisi berbaring ke menjadi duduk. Pandangannya kemudian mengarah ke meja di samping kasur tempat dimana sebuah cincin titipan Stick berada.

Spear kemudian memutuskan untuk membaca secarik kertas di bawah cincin hijau itu. Diambilah cincinnya dan kemudian dibacalah secarik kertas itu.

"Eee, untuk Spear. Tolong pakailah cincin ini. Adikmu, Stick bilang bahwa ini akan menghentikanmu untuk bangkit. Walaupun, aku sendiri tak paham apa yang ia katakan, bagiku tugas adalah tugas. Jadi, tolong pakailah cincin ini".

Spear pun termenung sejenak. Diletakkanlah cincin itu di atas meja seperti semula. Dia lalu pergi keluar Rumah sembari membawa tombaknya.

***

Di sisi lain, Ozuza bersama Magma menemui Stick di penjara. Seketika Stick terkejut bahwa yang menemuinya adalah Magma dan Ozuza.

"Tuan Magma, kenapa kita kemari?" tanya Ozuza keheranan.

Namun, Magma hanya diam sembari melihat Stick yang duduk di dalam selnya. Ozuza pun menyentuh pundak Magma. Dan saat itulah, Magma menarik pedang besarnya dan mengayunkannya ke sel Stick.

Seketika pagar besi yang mengurungnya pun terhempas ke arah Stick yang sedang duduk. Ia pun tertindih oleh pagar selnya sendiri karena serangan Magma tadi. Ozuza kini terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Magma.

"Tuan Magma, apa yang anda lakukan?" tanya Ozuza keheranan.

"Bawa dia.." gumam Magma sembari menatap tajam ke arah Stick yang tertindih pagar selnya sendiri.

***

Kembali ke Spear, ia yang sedang berjalan keluar Rumah, tanpa sengaja dirinya bertemu dengan Azuma dan Ryujin. Azuma yang melihatnya langsung menyapa.

"Ehem!! Spear, mau kemana?" tanya Azuma menyapa.

Namun, Spear tetap terus berjalan dan acuh terhadap Azuma. Ryujin kemudian menyemangati Azuma dengan menepuk pundaknya.

Setelah sampai di Hutan, Spear langsung mengambil kuda-kuda dan bersiap untuk menyerang. Dan saat siang hari, pulanglah ia sembari membawa tombaknya.

***

Di Desa Pemberontak, seluruh penduduknya dikumpulkan karena Magma akan memberi pengumuman penting. Terlihat Stick dan Ozuza yang berdiri di belakang Magma.

Magma lalu menyeru, "Para penduduk sekalian, besok kita akan menyerbu dan menaklukkan kota Bros dan menguasai Kastil Betro. Semuanya akan ikut bertempur, entah itu anak-anak, wanita, bahkan seorang tahanan. Kita... Membutuhkan banyak kekuatan untuk mengalahkan Zyro!!!"

Di saat yang sama Spear pun datang dan mendengar perkataan Magma. Ozuza pun terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Magma.

Ozuza kemudian berkata, "Tunggu tuan Magma, bukankah ini terlalu kejam. Aku tak setuju jika anak-anak ha--."

Magma pun membentak, "Diam!!! Kau hanya tak setuju jika adikmu, Ryujin harus ikut bertempur, 'kan?!!"

Azuma kemudian mendekat ke arah Magma dan berkata, "Aku tak mengerti. Bukankah kejam jika mengharuskan seorang anak kecil untuk ikut berperang?!!"

Magma yang mendengarnya pun langsung berlari ke arah Azuma. Dipukul-lah Azuma sampai terhempas beberapa meter dari tempatnya berdiri.

*Bukk

Semua orang yang melihatnya pun terkejut. Ozuza kemudian mencoba membujuk Magma lagi.

Ozuza lalu berucap, "Tuan Magma, aku kira kita tak harus mengikutkan anak kecil dalam per--."

Tiba-tiba, Ryujin berada di belakangnya sembari menyentuh tangan Ozuza. Ozuza pun menengok ke arah belakang dan melihat wajah Ryujin yang tersenyum mencoba menenangkan kakaknya itu.

***

Di malam hari, Rumah 35, Spear sedang duduk di meja makan. Azuma juga berada di tempat yang sama sembari duduk berhadapan dengannya. Tiba-tiba pintu depan terbuka dan Stick masuk ke dalam Rumah.

Seketika, Spear langsung berdiri dan berniat untuk pergi. Namun, ketika akan keluar, Stick langsung menarik tangannya.

"Kau... Mau kemana?" tanya Stick.

"Lepaskan!!" bentak Spear sembari mendorongnya sampai terjatuh.

Dia langsung berlari keluar tanpa mempedulikan adiknya itu. Azuma yang melihatnya kemudian berlari menyusul Spear.

Setelah lamanya dikejar, akhirnya ia berhasil menghadangnya. Spear kini menghentikan langkahnya, karena Azuma menghadang di depannya.

"Kenapa kau kabur? Kenapa kau lari dari adikmu sendiri?" tanya Azuma.

"Kenapa kau ikut campur urusanku? Jangan halangi aku!!!" bentak Spear marah.

Spear pun berlari dan memukul Azuma. Terhempas lah Azuma beberapa meter.

"Kau sama sekali tak mengerti... Selama ini, aku selalu membantu semuanya... Tapi, mereka malah memanfaatkanku!!! Sungguh aneh... Kenapa kau terus baik padaku... Kenapa?!!" gema Spear marah.

Azuma lalu bangkit. Ia kemudian berlari ke arah Spear dan membalas pukulannya.

*Bukk

"Kenapa.. Kenapa kau bertanya?!! Tentu saja, karena kita itu... Teman... Kita ini teman, kan..?" jawab Azuma.

"Masa bodo dengan pertemanan!!! Aku yakin, semuanya pasti akan mati saat perang nanti... Tak ada satu pun yang masih hidup..." gema Spear lagi.

Mereka lalu saling beradu pukulan sampai-sampai wajah mereka bonyok. Azuma lalu memukul Spear dan membuatnya terjatuh.

"Kenapa kau takut begitu?!! Kenapa kau ragu begitu?!! Aku akan menjadi teman sejatimu.. Aku... Aku tak akan mati sebelum dirimu!!! Percayalah..." ucap Azuma meyakinkannya.

Spear lalu menyahut, "Bohong!!!"

"Aku tak bohong!!! Aku tak akan mati sebelum kau... Aku janji..." kata Azuma mencoba meyakinkannya lagi sembari mengulurkan tangannya.

"Benarkah..?" tanya Spear ragu.

"Iya" jawab Azuma sembari mengangguk.

"Pastikan kau menepati janjimu.." ucap Spear sembari menerima uluran tangannya.

Spear pun berdiri dengan bantuan Azuma. Mereka lalu saling bertatap muka dengan wajah yang masing-masing tersenyum.

.....Bersambung.....