Chereads / Sword Slayer / Chapter 19 - BAB 19 QUICK SWORD

Chapter 19 - BAB 19 QUICK SWORD

Azuma lalu pergi keluar berniat untuk mencari Spear. Namun, saat akan membuka pintu depan, tiba-tiba saja pintu depan terbuka dan Spear-lah yang membukanya. Mereka berdua saling berhadapan.

Spear pun langsung berjalan menuju kamarnya. Azuma kemudian mencoba berbicara dengannya.

Ia lalu berkata, "Hei Spear, aku--."

Spear pun langsung menyela, "Jangan bicara lagi..."

Mendengar hal itu, Azuma kini hanya terdiam. Spear lalu langsung memasuki kamarnya sendiri.

***

Di sisi lain, di Kamar Komandan Pion, Kastil Betro, Kota Bros, dia sedang duduk di atas kasur. Ia lalu teringat ketika pembicaraannya dengan Komandan Sogun waktu itu.

Komandan Pion lalu bergumam, "Ah, aku lupa. Huh, ada satu kabar lagi tentang Raja Kerajaan Zyro. Ah, dia sangat suka membunuh. Musuh ataupun bawahannya sendiri, tanpa pandang bulu dibunuhnya. Aku rasa Sogun belum mengetahuinya... Bahwa Raja-nya sendiri itu... Hanya memandang bawahannya sebagai bidak yang suatu saat bisa digantikan dengan mudah..."

***

Di malam hari, di Hutan dekat desa Pemberontak, Ryujin sedang menunggu Azuma. Ia duduk disebuah batang pohon yang tumbang sembari menggoyang-goyangkan kakinya.

Tak lama kemudian, Azuma datang menghampiri. Ketika melihatnya datang, Ryujin pun langsung berdiri dari tempatnya duduk tadi.

"Eh, kak Azuma telat banget, sih" keluh Ryujin kesal.

"Maaf, maaf, membuatmu menunggu. Apa kau sudah lama di sini?" tanya Azuma penasaran.

"Ah, tidak kok. Jadi, kita mulai sekarang?" ajak Ryujin.

"Hmm, boleh" sahut Azuma sembari mengangguk tanda setuju.

Mereka kemudian saling mengambil jarak. Keduanya lalu mempersiapkan senjatanya masing-masing. Azuma pun berlari dan kemudian melompat ke arah Ryujin. Sedangkan Ryujin, ia bersiap menahan serangan Azuma menggunakan perisai dan bersiap menyerang balik.

*Ting Ting Ting (pedang mereka saling beradu)

Pertarungan antara keduanya berakhir dengan kekalahan Azuma. Karena kelelahan setelah bertarung, kini mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak.

"Aduh!! Kenapa selalu saja aku yang kalah, sih?!!" teriak kesal Azuma.

"Kak Azuma, tenanglah. Kau hanya perlu berlatih lebih giat lagi, kok" ucap Ryujin mencoba menghiburnya.

Azuma lalu memegang pedangnya sendiri, "Apa teknik-ku belum benar, ya? Mungkin, aku harus mencoba sesuatu. Ah, aku paham!!" Ia lalu berdiri, "Ryujin, ayo bertarung sekali lagi!!"

Ryujin pun bingung. Namun, ia beranggapan kalau Azuma punya rencana tersembunyi.

"Hmm, ok" ujar Ryujin setuju.

Mereka berdua lalu saling mengambil jarak. Ryujin kini bersiap dengan pedang dan perisainya. Sedangkan Azuma mempersiapkan pedangnya.

"Apa yang dipikirkan kak Azuma, ya? Kenapa tiba-tiba semangatnya kembali?" pikir Ryujin dalam hatinya.

Tiba-tiba, Azuma kemudian memengang pedangnya secara terbalik. Kuda-kudanya kini berganti menjadi membungkuk.

"A-Apa?! Kenapa aku seperti merasa gentar? Ada yang berubah, aku tahu itu. Itu bukan... Sesuatu yang biasa... Kuda-kudanya itu, seperti bersiap menyerang dengan kekuatan penuh.." gumam Ryujin dalam hatinya.

Dalam posisi memegang pedang secara terbalik, Azuma kemudian berlari ke arah Ryujin dan berniat menyerangnya. Ryujin kini bersiap dengan perisainya untuk bertahan.

Tiba-tiba, terdengar suara-suara dari pohon-pohon di sekitar mereka. Sontak, Azuma langsung berhenti berlari dan matanya melihat ke arah sekitar. Ryujin pun melakukan hal yang sama. Ia membalik badannya dan berjalan mundur secara perlahan mendekati Azuma.

*Grr.. heheh... Grr.. heheh...

"Hei, suara apa itu?" tanya Azuma kebingungan.

Ryujin lalu menjawab, "Maaf, aku tidak tahu. Kak Azuma, berhati-hatilah! Terus awasi sekeliling kita, aku akan menjaga bagian belakangmu!"

Langkah mundur Ryujin kini terhenti saat punggungnya bersentuhan dengan punggung Azuma. Azuma lalu menelan ludah sembari menahan rasa takutnya sendiri.

*Grr.. heheh... Grr.. heheh...

Akhirnya, asal suara-suara itu kini terungkap setelah beberapa Goblin terlihat berjalan mendekat dan mengepung mereka. Para Goblin itu berjumlah lima dengan tiga di antaranya memegang sebuah belati dan dua lainnya menggunakan sebuah pemukul kayu sebagai senjata.

"M-Makhluk apa itu?!!" kaget Azuma ketakutan.

Ryujin pun menyahut, "Eh, apa kak Azuma tak tahu? Mereka adalah Goblin loh, Goblin!! (Sial, tak kusangka mereka ada di sini, bahkan sampai mengepung kita.)"

Karena punggung mereka yang saling bersentuhan, tanpa sengaja, Ryujin merasakan tubuh Azuma yang gemetar ketakutan. Jantungnya berdetak kencang dan pedang yang dipegangnya juga tampak bergetar.

Azuma pun sampai bergumam ngeri, "Tidak... Tidak... Aku harus hidup... Hidup... Har--."

"Tenang saja, kak Azuma. Aku... Akan melindungimu!!" seru Ryujin mencoba menenangkan Azuma.

Ryujin lalu memegang erat perisai dan pedangnya. Ia lalu menghela nafas dan bersiap untuk bertarung.

"Perisai Air!!" gema Ryujin sembari memegang erat perisainya itu.

Muncul air yang melayang di sekitar mereka. Azuma pun hanya bisa terdiam bingung. Air itu kemudian berkumpul dan menempel di bagian depan perisai milik Ryujin.

Para Goblin yang melihatnya, mereka kemudian langsung menyerang. Dua Goblin bersenjata pemukul kayu menyerang Ryujin dari arah depan. Sontak, Ryujin kemudian langsung menahan serangan dua Goblin itu menggunakan perisainya.

Di saat yang bersamaan, tiga Goblin lainnya menyerang Azuma dengan belati. Ia pun kaget dan langsung menahan serangan dari ketiga Goblin itu.

*Ting

Namun, salah satu Goblin berhasil menggores wajah Azuma dengan belati. Azuma kini menahan rasa sakit itu sembari terus bertahan menghadapi dua Goblin lainnya. Namun, usahanya hancur ketika satu-satunya pedang yang ia miliki malah berhasil dilontarkan ke udara oleh kedua Goblin itu.

"Ah, pedangku!! Sial, dasar Goblin s*alan!!!" teriak kesal Azuma.

Melihat Azuma yang tak memiliki senjata, ketiga Goblin itu lalu menarik tangan Azuma dan membantingnya ke sebuah pohon. Azuma pun dibuat pingsan karenanya.

"Kak Azuma!! Bertahanlah, kak!!" teriak Ryujin sembari menahan serangan dua Goblin bersenjata pemukul kayu.

Ryujin yang marah, ia langsung menyayat kedua Goblin bersenjata pemukul kayu itu. Dilanjutkan dengan menusuk perut dan memenggal kepala kedua Goblin secara bergantian sehingga mereka berdua mati.

Ketiga Goblin yang tersisa pun marah. Mereka kini menyerang Ryujin secara brutal dan membabi-buta.

Di saat yang bersamaan, Azuma pun terbangun dan melihat Ryujin yang di serang secara brutal oleh ketiga Goblin dengan belati mereka masing-masing. Ryujin hanya bisa terus menahan serangan mereka menggunakan perisai yang bagian depannya diselimuti air.

Azuma lalu mengambil pedangnya yang berada di tanah. Ia lalu berdiri tegak dan memegang pedangnya secara terbalik.

"Aaaaa!!! Ayo serang aku!!!" teriak Azuma sembari menerjang mendekat.

Para Goblin pun menengok ke arah Azuma dan salah satu diantaranya berlari menghadangnya. Goblin itu lalu menyerang Azuma dengan belati. Namun, dengan cepat Azuma langsung menusuk Goblin itu dan kemudian memenggal kepalanya.

Goblin itu pun terjatuh dan tewas. Darah pun mengalir deras dari leher Goblin itu yang baru saja kehilangan kepalanya.

"Ah, ini dia. Teknik pedang seperti ini yang kuinginkan!!" seru Azuma dengan tubuh penuh cipratan darah Goblin.

Kedua Goblin yang tersisa marah dan langsung menyerang Azuma. Azuma pun menahan serangan kedua Goblin itu. Namun, ketika akan menyerang balik, ia kesulitan karena serangan kedua Goblin itu begitu brutal.

"Sial, sepertinya tak ada cara lain. Kalau begitu... Flame Sword..." gema Azuma sembari menahan serangan kedua Goblin itu.

*Whusssh... (Muncul api mata pedangnya)

Dalam posisi memegang pedang secara terbalik, Azuma lalu menyerang kedua Goblin itu. Kedua Goblin itu mencoba menahannya dengan belati mereka masing-masing. Namun, karena Azuma yang menggunakan teknik Flame Sword, belati kedua Goblin itu pun meleleh dan akhirnya Azuma berhasil membunuh keduanya dengan mudah.

Melihat pertempuran sudah berakhir, Ryujin pun menarik nafas lega. Secara bersamaan, Air yang menyelimuti perisainya kini jatuh ke bawah dan membasahi tanah. Ia lalu menghampiri Azuma.

"Tadi itu, hampir saja ya, kak Azuma?" ujar Ryujin sembari tersenyum.

Azuma lalu memadamkan api di mata pedangnya sembari bergumam, "Iya... Aku sudah memutuskan..."

"Eh, memutuskan? Apa maksudmu? Memutuskan apa?" tanya Ryujin kebingungan.

Azuma lalu melihat ke arah Ryujin dan melanjutkan ucapannya tadi, "Aku sudah memutuskan... Tadi, adalah teknik pedang yang cocok untukku... Dan nama teknik pedangku itu adalah... Quick Sword."

.....Bersambung.....