Chereads / Sword Slayer / Chapter 15 - BAB 15 PENGKHIANAT DI ANTARA PARA PEMBERONTAK

Chapter 15 - BAB 15 PENGKHIANAT DI ANTARA PARA PEMBERONTAK

Di malam hari, para pemberontak bersiap untuk berperang. Mereka kemudian berjalan kaki menuju Kota Bros untuk menaklukkannya.

Azuma juga ikut dalam pertempuran itu. Walaupun telapak tangan kanannya masih terluka, ia tak takut.

"Ini adalah pertama kalinya aku ikut dalam sebuah perang. Apakah... Ini adalah pilihan yang tepat? Tidak, lagipula... Aku juga harus mengikuti rencana Stick untuk membasmi kelompok pengkhianat diantara para Pemberontak" pikir Azuma dalam hatinya.

Namun, di tengah perjalanan, tiba-tiba Stick menyerang Spear dengan tongkatnya. Spear kini terjatuh, dan para pemberontak yang lain pun langsung menengok ke arah kakak beradik itu.

"Stick, apa yang kau lakukan?!!" tanya Spear bingung.

"Harus mati... Kau harus mati!!! Ayo, semuanya serang!!!" teriak Stick.

Para pengkhianat yang sedang bersama para pemberontak pun akhirnya mulai menyerang. Pemberontak yang lain, kini bingung karena diserang teman sendiri.

*Ting Ting Ting

Azuma pun sadar bahwa Stick telah memulai rencananya. Ia lalu berlari ke arah Magma. Namun, beberapa dari pemberontak menghalanginya. Mau tak mau, Azuma pun mengeluarkan pedang dan menggunakannya.

Melihat Azuma yang melawan, para pemberontak berpikir bahwa ia berkhianat. Mereka lalu mulai menyerang Azuma. Azuma terus saja bertarung, dan akhirnya dia sampai di hadapan Magma.

Azuma kemudian memberikan gulungan kertas yang ia dapat dari Stick. Magma sempat ragu untuk menerimanya. Tapi, karena ia percaya kepada Azuma, dia kemudian menerimanya dan melihat isi gulungan kertas itu.

***

Di sisi lain, Stick terus menyerang Spear. Spear pun tidak melawan dan hanya menangkis tanpa menyerang.

"Hei Stick, berhenti! Apa yang kau lakukan?!" tanya Spear sembari menahan serangan dari Stick.

Namun, Stick hanya diam sembari terus menyerangnya. Tiba-tiba, datanglah salah satu pria yang berkhianat.

"Hei Stick, aku akan membantumu" ucap orang itu sembari mengeluarkan pedangnya.

Namun, ketika ia akan menyerang Spear, tiba-tiba Stick langsung menyerang kaki pria itu. Pria itu pun terjatuh dan Stick langsung memukul kepala si pria dengan keras menggunakan tongkat.

Kepala sang pria pun terluka parah sampai-sampai darah keluar dan otaknya kini terlihat. Spear langsung marah melihat adiknya membunuh salah satu dari para Pemberontak.

"Stick!!!" teriak Spear.

Spear lalu mulai menyerangnya. Melihat kakaknya yang mulai menyerang, ia kemudian berlari masuk ke dalam kerumunan para Pemberontak yang saling bertarung.

***

Kembali ke Azuma yang sedang memberikan gulungan kertas kepada Magma. Magma pun terkejut ketika melihat beberapa nama-nama dari para pemberontak ada di gulungan kertas itu.

"Apa? Azuma, apa maksudnya ini?" tanya Magma keheranan.

Azuma pun menjawab, "Nama-nama di gulungan kertas itu adalah para pemberontak yang berkhianat. Dan... Yang memimpin mereka adalah Pion."

Ozuza yang berada di dekat Magma pun mendekat. Mendengar Azuma yang mengoceh tidak jelas, ia lalu memukulnya dengan keras bahkan sampai membuatnya terjatuh.

Magma pun menghentikannya, "Hentikan!! Keadaan seperti ini hanya ada satu jawaban. Jika memang benar ada pengkhianat, itu akan menjadi jawaban yang masuk akal. Tapi, aku tak percaya kalau Pion adalah dalang di balik semua ini..."

Salah satu dari pria yang menghalangi Azuma untuk menemui Magma kemudian menyerang temannya sendiri. Pemberontak yang lain pun mulai bersiaga dengan senjatanya.

"Hei, Magma siapa nama pria itu?" tanya Azuma sembari bersiap pedangnya.

Magma kemudian menjawab, "Namanya adalah Neri."

Lalu Azuma bertanya lagi, "Apa namanya ada di gulungan kertas itu?"

Magma kemudian melihat ke gulungan kertas yang ia pegang dan terkejut, "A-Apa?! Iya, namanya ada di sini."

Azuma pun menjadi tak ragu, "Baiklah. Ayo mulai, Flame Sword!!"

*Whusssh... (Muncul api di mata pedang Azuma)

Ia kemudian menyerang dan menyayat pria yang bernama Neri itu. Neri pun mencoba untuk menahan serangan Azuma menggunakan pedang. Tapi, semua itu sia-sia, karena pedang milik Neri malah meleleh terkena senjata Azuma yang menggunakan teknik Flame Sword.

Azuma pun berhasil menyayat tubuh Neri dengan pedang. Neri pun terkapar di tanah dengan darah mengalir deras dari luka sayatan itu. Azuma kemudian memadamkan api di mata pedangnya.

***

Beralih ke Spear dan Stick. Spear yang marah kemudian mengejar adiknya itu. Stick pun terus berlari menjauh. Namun, secara tak terduga Spear melompat dan melempar tombak ke arahnya.

Sontak, Stick menghindar dan langkahnya pun terhenti. Tombak yang dilempar Spear pun tertancap ke tanah. Spear lalu mengambil kembali tombaknya itu dan menyerang Stick.

"Kenapa... Kenapa kau membunuh orang itu?!!" bentak Spear dengan keras.

Stick lalu menjawab, "Nama orang itu adalah Fazl. Dia juga pemberontak yang berkhianat."

Spear pun terus melancarkan serangan ke arah Stick. Stick yang melihat kakaknya yang sedang marah, ia lalu berlari menuju suatu tempat.

Spear pun mengejarnya lagi. Akhirnya, Stick pun berhenti tepat di depan Pion. Melihat hal itu Spear pun langsung menyerangnya.

Stick lalu menahan serangannya itu. Ia pun mulai membalas serangan dari kakaknya itu. Tapi, secara diam-diam, setiap ia kali menangkis serangannya, Stick tampak mengarahkannya ke arah Pion.

Melihat hal itu Pion pun menghindar. Ia kemudian bersiap dengan pedangnya. Stick kemudian menghindari serangan dari kakaknya itu dan melompat serta mengayunkan tongkatnya ke arah Pion.

Sontak, Pion langsung menahan serangan itu dengan pedang. Ia lalu tersenyum sembari menatap tajam ke arah Stick.

"Sepertinya aku salah tentangmu, Stick. Memang benar seperti yang orang-orang katakan, bahwa sekali pengkhianat tetaplah pengkhianat" ucap Pion.

Stick lalu meneruskan menyerang Pion sembari berkata, "Ya, begitulah. Aku hanya merasa gatal dengan aksimu yang menghalangiku. Kau... Menghalangi pembalasan dendamku!!!"

Spear berniat untuk membantu Pion. Tapi, langkahnya pun ragu saat berpikir bahwa ia harus melawan adiknya sendiri. Spear pun terduduk lesu sembari menangis.

Pion pun berkata lagi, "Apa kau tak bisa mengkhianatinya?"

Stick kemudian menjawab dengan tegas, "Asal kau tahu saja, aku tak pernah mengkhianati kakakku sekali pun!!!"

Pion yang melihat Spear terduduk sembari menangis, ia lalu menyuruh beberapa pengkhianat untuk membunuhnya. Sedangkan, Pion kemudian berlari menjauh dari para pemberontak.

Melihat Pion yang berniat kabur, Stick pun mengejarnya. Namun, ia kemudian melihat kakaknya yang dikepung oleh para pengkhianat. Mau tak mau, dia pun kembali dan menyelamatkan Spear.

Pion pun berseru, "Semuanya, mundur dan ikuti aku!!"

Mendengar hal itu para pengkhianat pun berlari ke arah Pion. Mereka menurut untuk mundur bersamanya. Pion dan para pengkhianat kemudian berlari menuju suatu tempat.

***

Kembali ke Azuma yang sedang bersama Magma dan Ozuza. Ozuza yang melihat Azuma membunuh Neri, ia pun memukulnya.

*Bukk

"Si*alan!! Kenapa kau membunuhnya?!!" bentak Ozuza.

Azuma pun bangkit berdiri dan menjawab, "Namanya ada di gulungan kertas itu, kan? Kalau begitu, Neri adalah pengkhianat."

Melihat situasi yang semakin memburuk, Magma kemudian menyuruh para pemberontak untuk kembali ke Desa. Para pemberontak pun menurut. Sembari berjalan pulang, mereka mengangkat mayat-mayat Pemberontak yang tergeletak di sana. Beberapa orang pun membantu rekannya yang terluka. Semuanya saling bahu-membahu dan tolong-menolong.

.....Bersambung.....