Chereads / Sword Slayer / Chapter 6 - BAB 6 SERANGAN MAKHLUK BERSAYAP

Chapter 6 - BAB 6 SERANGAN MAKHLUK BERSAYAP

"Begitu, ya" ucap Azuma merenung.

Spear langsung merangkul pundak Azuma dengan tangan kanan mencoba menyemangatinya "Jangan begitu. Setidaknya, ada kesempatan, 'kan?"

Mendengar hal itu Azuma pun menunduk. Tak lama kemudian, ia pun mengangkat wajah murungnya dan tersenyum. Dia lalu berjalan menuju pintu depan dan membukanya.

"Ayo, Spear" ajak Azuma.

"Huh, baiklah, kita mulai" jawab Spear sembari berjalan mendekati Azuma.

Mereka pun keluar ruangan dan memutuskan pergi menambang di gua dekat desa Pemberontak untuk mendapatkan biji besi. Wajah semangat terpampang jelas di wajah Azuma.

***

Namun, ketika sedang berjalan, tiba-tiba seseorang dari belakang berlari ke arah mereka. Seorang anak laki-laki memukul Spear dari belakang. Spear pun terpental tiga langkah. Azuma terkejut dengan apa yang terjadi pada temannya itu.

Spear kemudian bangkit dan melihat ke arah anak laki-laki yang menyerangnya dengan tongkat. Melihat Spear yang terbangun, anak laki-laki itu pun berjalan pelan ke arahnya.

Dia kemudian mulai berlari menuju Spear sembari berteriak keras, "Mau kemana?!!"

Ia lalu memukul Spear dengan tongkat. Untungnya, dengan cepat Spear langsung menahan serangannya itu menggunakan tombak. Ketika Azuma melihat lebih jelas, ia tersadar bahwa anak laki-laki itu mirip dengan Spear.

"Apa kau ingin kabur, ini giliranmu mencuci baju, kan?!!" ucap anak laki-laki itu dengan nada tegas.

"Baiklah, baiklah. Tapi tidak sekarang. Aku sedang ada urusan penting" ucap Spear mencoba menjelaskan.

"Apa kau ingin kabur, hah?!! Tak akan bisa... Tak akan pernah!!" bentak anak laki-laki itu.

Azuma yang dari tadi hanya melihat saja, ia pun teringat dengan perkataan Spear malam itu. Waktu itu, Spear berkata bahwa kita ini teman. Karena teringat perkataan itu, Azuma pun berniat untuk membantu Spear.

"Baiklah, aku akan membantunya" ucap Azuma dalam hatinya.

Di saat Spear dan anak laki-laki itu bertarung. Spear pun mulai terpojok karena anak laki-laki itu terus memukul-mukulnya dengan tongkat. Bahkan, tombak milik Spear pun berhasil di lontarkan beberapa langkah dari tempat mereka bertarung.

Ketika anak laki-laki itu berjalan mendekati Spear, tiba-tiba Azuma langsung menghadang anak laki-laki itu.

"Apa yang kau lakukan? Jangan ganggu jika tak ingin terkena masalah!" ucap anak laki-laki itu memberi peringatan.

"Aku tak akan membiarkanmu menyakiti temanku!" ucap Azuma dengan lantang.

Anak laki-laki itu pun tersenyum dan bertanya, "Teman, ya? Jadi, dia temanmu?"

"Iya. Sekarang, Pergilah dan jangan ganggu dia!" sahut Azuma.

"Dia adalah kakakku" ucap anak laki-laki itu.

Mendengar hal itu, Azuma pun terdiam malu. Spear pun bangkit dan mencoba menenangkan anak laki-laki itu.

"Baik-baik, tenang dulu! Akan kulakukan tugas itu nanti. Sekarang, aku harus membantunya dulu" ucap Spear mencoba menjelaskan.

"Membantu?" bingung anak laki-laki itu.

Azuma pun menjelaskan, "Begini. Sekarang ini, Spear sedang membantuku untuk mendapatkan Pedang."

"Baiklah. kalau begitu, aku ikut" ucap anak laki-laki itu.

***

Mereka bertiga kemudian berjalan bersama. Azuma pun terkejut dengan keputusan anak laki-laki itu yang ikut.

Ia kemudian mendekati Spear dan berbisik, "Hei, ada apa dengan adikmu itu?"

Namun, Spear malah menjawab dengan keras, "Hah!! Apa kau bilang? Katakanlah lebih keras lagi! Aku tidak dengar!"

Azuma kemudian menengok ke belakang dan melihat anak laki-laki itu menatapnya dengan tajam. Wajah Azuma kini terlihat takut dengan adik Spear yang menatap tajam ke arahnya.

Azuma pun berbisik lagi, "Hei, Spear. Anak itu menatapku."

"Ah, dia. Namanya adalah Stick, adikku" jawab Spear.

"Stick... Tongkat... Kenapa nama kalian sama seperti senjata yang dipakai?" tanya Azuma penasaran.

Dari arah belakang, Stick yang mendengar pembicaraan mereka berdua pun menjawab, "Sebenarnya, kami memilih senjata berdasarkan nama."

***

Perjalanan pun terus berlanjut. Setelah cukup lama berjalan, akhirnya mereka sampai di sebuah gua dekat Desa Pemberontak. Ketiga orang itu berdiri di depan pintu masuk gua.

"Lalu, apa yang kita lakukan sekarang? Sepertinya sulit untuk mencari pedang di dalam. Belum lagi, suasana di dalam gua itu sangatlah gelap" ucap Stick sambil melipat kedua tangannya.

"Emm, sebenarnya di sini kita tidak mencari pedang..." sahut Azuma menjelaskan.

"A-Apa? Lalu, untuk apa pergi ke Gua?" tanya Stick keheranan.

"Ki-Kita di sini untuk menambang biji besi..." jawab Spear sedikit takut kepada adiknya.

"Lalu, beliungnya? Tentu, kita buluh beliung untuk menambang, 'kan?" tanya Stick lagi.

Spear memegang dahi, "Oh, tidak."

"Ada apa?" tanya Azuma.

"Aku lupa soal peralatan untuk menambang" sahut Spear.

Stick kemudian menghela nafas dan mengajak mereka masuk ke dalam Gua, "Ayo."

***

Mereka bertiga pun mulai memasuki gua. Setelah beberapa langkah, suasana gelap pun terasa dan tidak terlihat sedikit pun cahaya di sekeliling. Tiba-tiba, terdengar suara geraman yang sangat keras dari dalam gua.

*Rarrrrr

Langkah mereka bertiga seketika ragu untuk melanjutkan pencariannya. Stick pun mulai waspada dan memegang erat tongkatnya untuk berjaga-jaga.

Azuma pun berbisik pada Spear, "Hei, Hei, tadi itu suara apa?"

"Azuma, siapkan senjatamu" ucap Spear memberi arahan.

*Rarrrrr

Geraman itu semakin keras dan suaranya seakan-akan mendekati mereka. Tiba-tiba, dari arah depan, sesuatu yang terbang bergerak mendekati mereka dengan cepat.

Stick yang melihatnya langsung berteriak, "Tiarap!!"

Tiba-tiba, seekor makhluk terbang bersayap menerjang ketiga orang itu. Untungnya berkat arahan dari Stick, mereka pun berhasil menghindar dan makhluk itu hanya melewati ketiga orang itu begitu saja.

"Apa itu tadi?!" tanya Azuma.

"Gargoyle Besi... " gumam Stick.

"Ayo kejar!!" ucap Spear bersemangat.

Spear kemudian berdiri dan berlari mengejar makhluk itu yang terbang menuju keluar Gua. Stick dan Azuma yang khawatir pun menyusulnya.

Ketika mereka mengejar Spear, tiba-tiba ia malah berlari menuju Azuma dan Stick. Kedua orang itu pun langsung menghentikan langkahnya dan bingung terdiam.

Sedangkan, Spear terus berlari ke arah mereka dan berteriak keras, "Apa yang kalian lakukan?!! Cepat lari!! Makhluk itu mengejarku!!"

Mendengar hal itu Stick menarik tangan Azuma dan mengajaknya bersembunyi. Mereka berdua pun bersembunyi di balik bebatuan besar di Gua itu. Sedangkan, Spear pun melemparkan tombaknya ke arah makhluk itu. Seketika Gargoyle Besi langsung menangkis serangan Tombak dari Spear. Tombak itu kini terhempas ke dinding Gua.

Gargoyle Besi kemudian melihat lagi ke arah Spear. Namun, ia tidak menemukan mangsanya itu. Ia lalu berhenti mengepakkan sayap dan turun ke tanah. Gargoyle Besi itu berjalan pelan sambil melihat ke kanan-kirinya.

Ternyata serangan Tombak dari Spear hanyalah umpan, supaya ia bisa bersembunyi. Sekarang ini, Spear sedang bersembunyi di bebatuan yang lain.

Dalam persembunyian, Azuma pun berbisik pada Stick, "Hei, makhluk apa itu tadi?"

"Dia adalah Gargoyle Besi" jawab Stick.

"Gargoyle Besi? Apa itu?" tanya Azuma lagi.

"Iya. Itu adalah salah satu jenis Gargoyle. Makhluk ini memiliki sepasang sayap di punggung dan sebuah cakar di ujung jari, sama seperti jenis Gargoyle lainnya. Hanya saja, makhluk ini tubuhnya bukan berasal dari batu melainkan besi" sahut Stick.

"A-Apa? Tu-Tubuhnya terbuat dari besi?" terkejut Azuma.

"Iya. Kalau Gargoyle bisa dikalahkan dengan menggunakan sihir, makhluk ini malah tidak bisa disakiti oleh sihir. Belum lagi, Gargoyle memiliki tubuh yang keras. Tapi, yang satu ini malah lebih menyusahkan karena tubuhnya terbuat dari besi" ucap Stick menjelaskan.

"Begitu, ya. Tentu saja besi lebih keras dibanding batu" gumam Azuma.

Ia kemudian bertanya, "Apa di tak punya kelemahan?"

"Kelemahan? Hmph... Ah, aku ingat" ujar Stick.

Apa itu?" tanya Azuma lagi.

"Di punggung makhluk itu, di celah antara kedua sayapnya ada sebuah kristal. Jika kristal itu hancur atau terlepas dari tubuhnya, maka makhluk itu akan mati" jawab Stick.

.....Bersambung.....