Dalam beberapa saat mereka hanya betatap tatap tanpa kata.
....
"Apa apaan lu liatin gua begitu?"sentak Daffin menghentikan keheningan tersebut.
"Enggak"tolak Elina sambil menggeleng gelengkan kepala.
"Kamu sendiri ngapain disini?"tanya Elina.
"Gak bisa liat kamu?"jawab Daffin yang memberinya Pertanyaan kembali.
"Ini adalah spot terbaik yang kutemukan untuk menikmati kesendirianku"ucap Daffin.
"Owhhh, gak ngumpul Ama yang lain?"tanya kembali Elina.
Daffin hanya menggeleng gelengkan kepalanya menandakan bahwa dia tak tertarik berkumpul bersama temannya.
"kau sendiri ngapain ke sini?"Daffin memberi pertanyaan itu sambil matanya melirik lirik kearah suatu tempat yang berada dibelakang dia karena ada Allen yang mengintipnya.
Elina pun sadar dengan kode tersebut dia pun langsung berbalik badan dan berkata.
"Datengin kamu lah,Penasaran aku soalnya dengan dirimu yang sudah diceritakan kakak sepupuku"
Lalu meninggalkan Daffin sendiri.
Allen yang sadar dirinya ketahuan pun hanya angkat tangan dan pasrah serta minta maaf kepada Elina karena mengintipnya.
"Ya sudah,yok mending balik kelas lu ada mau gua ajarin gak yang bagian belum ngerti tadi?"pinta Elina mengalihkan topik sambil mengajaknya ke kelas.
"Ya ya ya"saut Allen dengan wajah yang berseri seri.
Sesampainya mereka didalam kelas Allen langsung banyak menanyakan hal yang belum dia pahami dipelajaran sebelumnya kepada Elina, Elina pun dengan senang menjawabnya serta menjelaskannya.hingga bel berbunyi menandakan berlanjutnya kegiatan belajar disekolah ini.
Dari kegiatan belajar sampai pulangan tak terjadi apapun hanya hari hari seperti biasa yang terjadi pada murid SMA.
"Kamu pulang sama bapakmu ya Len?"tanya Elina.
Saut Allen membenarkan hal tersebut,bahkan setelah menjawab itu dia langsung buru buru pergi pulang.
"Aku duluan ya Lin"
"Iya"jawab Elina.
"Tumben tuh orang buru buru" pikir Elina melihat Allen yang bersikap sedikit aneh.
Setelah itu.
Elina mulai merapikan mejanya dan alat tulisnya untuk bersiap siap pulang.
Dari kelas menuju ruang parkir tempat dia memarkirkan motornya termasuk agak jauh,ia harus melewati ruang guru dan lapangan dulu baru sampai ketempat parkir dimana kendaraan ia diparkirkan.
Saat ia berada di lapangan ia bertemu Daffin dan Aksa yang sedang berjalan sambil berbicara menuju tempat parkir.
Elina berjalan mendatangi mereka dan menyapa mereka berdua.
"Ksa,fin halooo....(Sambil melambaikan tangan)"
"Yos"ucap Daffin.
"Apa mau minta duitlu?"balas Aksa.
"Ya ilah,kagak kali lu kira gua apaaan"jawab Elina setelah mendengar balasan Aksa.
"Ya biasanya begitu"Aksa mengerutkan dahi lalu melihat Elina.
"Gan..Bareng Yo ke parkiran!"panggil Daffin.
"Oke"balas Argan yang terlihat datang dari kejauhan.
Tiba tiba situasi menjadi Canggung setelah kedatangannya hingga sampai di tempat parkir.
"Gini amat dah kondisinya kenapa harus ngajak Argan sih" pikir Elina.
Sesampainya di tempat parkir mereka menuju motor masing masing kecuali Daffin yang menuju ke sepedanya.
"Duluan ya"ucap Aksa.
"Oh ya Elina nanti gua ke rumah temen gua dulu ya.kau pulang aja duluan izinin ke orang rumah ya?"lanjut Aksa.
"Ya,jangan Malam malam"jawab Elina.
"Gua duluan juga ya"saut Daffin yang sudah menaiki sepedanya.
"Eh bareng lah"jawab Elina.
"Matamu bareng,Gua pake sepeda lu berdua pake motor mana ngejer gua"lanjut Daffin.
"Kasar beut lu Ama cewek"potong Argan.
"Emang dia cewek"tunjuk Daffin ke Elina.
"Hah Apa Lo Bila-- "Marah Elina dan Daffin langsung pergi menaiki sepedanya.
Kondisi semakin canggung karena Elina baru sadar hanya dia dan Argan yang tersisa disana.
Saat Elina sedang mau memundurkan motornya tiba tiba Argan memegang motornya dan membantunya.
"Ma-makasih"ucap Elina dengan suara yang agak sayu.
Argan hanya mengangguk dua kali mengiyakan perkataannya.
Setelah itu Elina langsung menaiki motornya, begitu pula dengan Argan yang menaiki motornya sendiri.
Mereka pun langsung pergi pulang setelah menggunakan helm bersama sama menggunakan motor mereka masing masing.
Sambil berkendara mereka berdua berkendara dikecepatan yang sedikit lambat dan terjadi obrolan.
"Gimana kelasnya hari ini Lin?"tanya Argan.
"Seru aja"balasnya.
"Gak mau join OSIS?"tanya Argan lagi.
"Gak dulu gan,kalo kamu gimana kelasnya?"tanya balik Elina.
"Baik,tugas dikit juga hari ini gak kayak sebelumnya"balas Argan.
"Heee...Emang biasanya banyak tugas?"kembali tanya Elina.
"Beuhhhh banyak banget bisa 5 Ampe 7 tugas"ucap Argan.
"Bah ngeri juga"kaget Elina mendengar hal tersebut.
"Bener kan, biasanya gurunya marah marah lagi"jelas Argan.
"Siapa tuh yang biasanya marah marah?"ucap Elina.
"Bu Sri"jawab Argan.
"Gak di kelas 1 aja ternyata Bu Sri marah marah dikelas 2 juga ternyata,guru killer emang gitu" pikir Elina.
"Haha"tawa kecil Elina.
"Semoga kita sering berbicara seperti ini lagi" gumam Argan.
Elina terkejut mendengar gumaman Argan.
"Aku berharap kita bisa berbicara seperti biasa"lanjut gumamnya dengan sedikit tersenyum.
Elina diam seketika mendengar hal tersebut.
"Gan,apa benar yang barusan kau ucapkan?"tanya pelan Elina.
"Heh"kaget Argan mendengar pertanyaan itu.
"Emang aku habis ngomong apa??? Tentang Bu Sri?"tanya balik Argan yang keheranan.
"Bukan"
"Terus apa?"bingung Argan.
"Tentang harapan agar kita berdua bisa berbicara seperti biasa"ucap Elina.
"Eh gua barusan ngomong gitu?"tanya Argan.
"Iya"
Argan langsung tersipu malu sambil berkendara fokus sambil mengendarai motor.
Setelah itu kondisi menjadi Canggung tanpa ada percakapan kembali sampai.
Ketika mereka berdua berhenti di lampu merah tiba tiba ada seseorang yang memegang behel motor Argan dan ia langsung menoleh kebelakang.
"Yos"ucapnya
Ternyata itu adalah Daffin yang mengendarai sepeda sambil membawa tas plastik dari mini market samping lampu merah itu.
"Gua kira siapa ternyata elu pet"ucap Argan.
"Canggung amat ini kalian habis ngomongin apa?"tanya Daffin sambil membuka bungkus ice cream yang habis dia beli.
"Ng-Ng-Ngak...g-gak apa"jawab Argan sedikit terbata bata.
Lampu lalulintas sudah menandakan waktunya jalan dengan warna lampu hijau,disaat Argan menlanjukan motornya dia merasa motornya berjalan lebih pelan dari seharusnya dan saat ia menoleh ternyata Daffin masih memegang behel motornya sambil mengendarai sepedanya serta ia sedang melahap ice creamnya.
"Lah ngapa lu numpang"tanya Argan dengan sedikit kesal
"Gua lagi makan ice cream"jawab santainya.
"Iya bisa lu makan sambil jalankan ngapain lu numpang gua"Tegas Argan.
"Ya elah lu malesin"balasnya.
"Elu yang malesin"sontak Argan
"Oi Gan fokus kejalan"tegur Elina.
"Oh,ya maaf"balas Argan lalu ia fokus ke jalan dengan tidak memedulikan Daffin yang menumpang motornya.
"Kau juga Daffin ngapain kayak gitu bahaya tau"Tegur kesal dengan kelakuan Daffin.
"Dia emang sering gitu kok Lin,Santai aja.dia tuh emang gak tertebak"Potong Argan.
"Santai aja Lin nyawa gua ada 9,lagian gw juga make helem"balas Daffin.
"Emang kau kucing?"bingung Elina dengan kelakuan orang ini.
"Dia di sekolah sama diluar beda banget ternyata.Di Sekolah kayak pendiam,culun,Wibu,kutu buku kalo di luar sama sama pendiem sih tapi orangnya bar bar,Aneh,Kagak jelas" Pikir Elina.
Daffin tiba tiba merasa aneh seperti ada orang yang membicarakannya ia pun langsung menoleh kearah Elina yang juga lagi melihatnya.
"Lu mikirin gua?"Tanya Daffin.
"Ngak"cueknya.
Padahal dia sebenarnya terkejut dengan hal tersebut karena pikiran bisa terbaca.
"Serius lu?"tanya Daffin kembali.
"IYAK GUA SERIUS GAK MIKIRIN LU"Jelas dia dengan suara agak Nyaring.
"Bohong pan**t lu kelap kelip Lo"ucap Daffin.
"NGAK BOHONG GUA"Bentak Elina.
"Hadeh kalian ini"ucap Argan.
Setelah itu mereka masih berdebat sampai memasuki Area tempat tinggal mereka.
"Dah dah kalian ini debat terus udah sampe nih"ucap Argan dengan suara pelan karena sudah lelah dengan kelakuan mereka berdua.
"Lin kamu belok kan entar lagi gua Ama Daffin masih sedikit lurus,kami duluan ya"ucap Argan.
"Iya"ucapnya lalu pergi belok kearah rumahnya.
"Awas tuh anak gak mau ngalah banget jadi cowok egois banget dah"gumamnya.
Di sisi lain
"Lu sukakan sama Dia gan?" Ucap Daffin.
"Lu juga kan fin?"tanya balik Argan.
Daffin hanya mengangguk.
"Haha jadi gitu ya ternyata kita saingan"Lanjut Argan.
Setelah itu mereka berpisah dan masuk kerumah masing masing setelah pembicaraan.
Perasaan suka Argan ini masih belum tetap atau belum dapat ia yakin bahwa ini perasaan romantis atau hanya sebatas teman.
Berbeda dengan Daffin.
Perasaan suka Daffin adalah perasaan yang tertuju pada hubungan Romantis.
Sudut pandang Daffin.
Daffin membuka kunci rumahnya lalu masuk dan menguncinya lagi setelah itu dia langsung pergi ke kamarnya yang sudah dipenuhi dengan foto seseorang memenuhi dindingnya.
Tut..(suara dering hp Daffin)
Ia mendengar bunyi notifikasi hp lalu membuka hpnya yang berbunyi itu.
Setelah melihat notifikasi hpnya dia melihat chat dari Elina.
"Awas lu ya"pesannya.
Lalu dia tersenyum sambil memegang hpnya