Setelah beberapa jam kemudian terdengar bel yang menandakan jam istirahat telah tiba.
"Oke sekian untuk hari ini jangan lupa kalian mengerjakan tugas yang bapak beri"ucap guru tersebut.
"Siap pak"ucap seluruh murid kelas itu.
Guru tersebut meninggalkan kelasnya ketika ia berada didepan kelas itu dia melihat Ageng duduk termenung di tembok dan ia menegurnya.
"Lain kali jangan diulangi,kalau kamu ulangi lagi."
"Siap pak,saya janji tidak akan mengulanginya." jawabnya dan Ageng pun bergerak menuju kedalam kelasnya mendatangi teman yang menjailinnya.
Di sisi lain.
"Elin,Allen yok kekantin."ajak Khori kepada mereka berdua.
"Ya." Sahut mereka berdua.
*****
Sesampainya mereka bertiga dikantin mereka langsung mendatangi kantin kantin yang ada.
Disekolah itu terdapat 6 kantin yang sejajar dengan menu makanan yang berbeda beda, dan terdapat 12 meja dengan berukuran 6 orang dan bangku yang berhadapan disetiap mejanya.
Mereka bertiga pun berpisah untuk membeli makanan favorit mereka masing masing dan berjanji bertemu di meja yang telah ia pilih.
"Bulek beli es sama 4 risol mayo ya."ucap Elina kepada ibu kantin itu.
"Iya ndok,Sabar ya bulek lagi nyiapin makanan masnya"sahutnya sambil menunjuk seorang pemuda di samping Elina.
"Ha..apa maksud bulek?"balas Elina sambil melihat kearah kanannya.
"WAA..!!"kaget Elina melihat Daffin yang tiba tiba sudah ada di sampingnya.
"Gak sopan tau teriak begitu pada orang lain"
Tegur Daffin yang hanya fokus kepada ibu kantin yang sedang menyiapkan makanannya.
"Ya elu ngagetin"sentak Elina.
"Kagak,gua dari tadi disini sebelum lu" jawabnya dengan santai.
"Serius?"bingung Elina karena sebelum dia datang ke kantin itu dia hanya melihat anak anak kelas lain yang berkumpul di kantin yang berbeda,dan kantin yang dia datangi hanya terdapat dirinya sendiri karena kantin yang ia datengin termasuk.Kantin yang tidak terlalu ramai akibat ibu kantin itu hanya menjual makanan dan minuman ringan.
"Iya dari tadi masnya sudah ada disitu sebelum ndok"sahut ibu kantin itu memberikan Daffin pesanannya.
"Makasih bulek,Denger kan ucap bulek? Dah gua balik kelas"ucap Daffin menerima pesanan tersebut dan meninggalkan Elina.
"Tar ya ndok." ucap bulek kantin ke Elina.
"Ya bulek."balasnya.
Sambil menyiapkan pesanan Elina ibu kantin tersebut mengajaknya bicara.
"Bulek juga tadi kaget kok ndok."
"Hmm?kaget sama siapa bulek."
"Masnya tadi juga tiba tiba nongol depan bulek pas bulek lagi balik badan,gak ada suara langkah kakinya tiba tiba pas bulek balik badan lagi dia ada disana sambil menyodorkan uang lalu memesan makanan."jelas ibu kantin.
"Hahaha.."senyum Elina sambil tertawa sedikit.
"Ini yang dijelasin Argan ya tentang Daffin,bahwa Daffin itu memiliki hawa keberadaan dan langkah kaki yang tak dapat didengar.terkecuali dengan sahabat sahabatnya yang dapat merasakan hawa keberadaan Daffin.The ghost from ppkgi(ppkgi= tempat tinggal Elina)orang yang paling hening dan misterius dari para sahabatnya." pikir Elina.
"Nah ndok pesanannya"ibu kantin itu menyodorkan pesanan Elina.
"Ah iya bulek,makasih"jawab Elina mengambil dan membayar pesanannya.
Elina lalu pergi menuju meja yang sudah mereka janjian.
Disana belum terdapat siapapun,Elina langsung duduk disana menunggu kedua temannya.
Terlihat kedua temannya yang masih menunggu pesanan mereka di kantin yang mulai ramai itu.
"Hadeh bakal lama ini" pikir Elina.
Pandangan Elina tiba tiba berubah dari yang meilhat kedua temannya menuju kearah Daffin yang pergi menjauh dari kantin.
Dan tiba tiba Daffin terpeleset jatuh.
"Puft apa apaan sih itu orang udah tadi sok cool gitu,jatuh lagi sekarang" ucap Elina dalam pikirannya.
Orang orang yang melewati Daffin yang sedang terduduk jatuh tidak ada yang sadar akan keberadaannya.
"Ha...ntar jangan bilang gak ada yang liat dia jatuh padahal itu depan mata mereka."
Daffin perlahan lahan berdiri dan pergi lebih jauh lagi hingga tak terlihat oleh Elina.
"Liatin apa lu sampe segitunya,senyum senyum lagi"tegur Khori.
Elina tersentak kaget dengan teguran Khori.
"Eh..!lu udah selesai?"tanya Elina.
"Ya udah lah,kalo belum gua gak ke sini"jawab Khori yang mulai duduk didepannya.
"Lagian lu habis liatin sapa sih?"lanjut Khori yang masih kebingungan tentang apa yang Elina barusan lihat.
"Itu tadi ada Daffin jatuh tapi gak ada yang sadar dan lihat"jelas Elina.
"Daffin??anak kelas mana??"tanya Khori kebingungan dengan identitas Daffin.
"Anak kelas ujung"jawab Elina
"Kok lu bisa kenal dia?"tanya Khori lagi.
"Iya dia dulu temen main gua sama sahabat kakak sepupu gua,karena rumah kami Deket sama rumah dia."jawab Elina menjelaskan siapa itu Daffin.
"Owalah"
"Yok gaes kalian masih sabar kan nunguin saya"ucap Allen yang baru datang.
"Sejak kapan kita gak sabar nunggu elu"ucap Elina.
"Hehe"ketawa kecil Allen yang langsung duduk disamping Elina.
Lalu mereka berdua makan apa yang mereka telah pesan dan sambil makan mereka sedikit mengobrol.
"Tadi ngerti gak yang dijelasin guru?"tanya Allen.
"Ngerti" jawab Khori.
Sedangkan Elina hanya mengangguk.
"Ada bagian yang gak gw ngerti tapi udah kutulis,Bisa bantu jelasin gak nanti?" Allen bertanya kembali.
"Aman"jawab santai Khori.
"Nanti habis ini jam siapa?"tanya Allen kembali.
"Pak Haris"jawab Khori.
Sedangkan Elina masih makan dengan sangat lahap,Saking lahapnya dia sudah tersedak 2 kali karena tidak mengunyah risolesnya.
"Coba makan risol pelan pelan Lin"tegur Khori.
"Yek"balasnya.
"Ye di kasih tau yek yek yek terus lu"lanjut Khori.
"Ya itu dengerin coba kalo dinasehatin orang tuh Lin"saut Allen.
"Kalian kenapa sekarang bersekongkol nyerang gua dah"balas Elina.
"Cepet sudah habisin makan kalian gua aja udah sisa es"lanjutnya.
"Yeee elu makanan ringan sedangkan gua makanan berat, malah itu temen mu makanan ringan tapi banyaknya"sindir Khori ke Allen.
"Ya elah dikit ini cepet aja gua habisin"jawab Allen.
"Ya ya cepet dah intinya gw mau pergi soalnya"pinta Elina.
"Daffin?"ucap Khori.
"Enggak"balas Elina.
"Lu biasanya gak gini,gua tau lu mau nyari dia kan?jangan bilang Lo pindah hati ke dia."tekan Khori pada Elina.
"Terserah lu dah mau anggap apa,gimana Len?"Elina ajak Allen pergi.
Allen yang kebingungan tentang apa yang terjadi hanya mengikuti Elina karena sebenarnya Allen tidak terlalu dekat dengan Khori dan juga karena Allen memiliki pacar.
"Tegang amat Situasinya disini"ucap seseorang pemuda yang datang.
Orang itu adalah pacar dari Allen yang ia bernama Arthur Kusuma dengan kulit sawo matang dan rambut lurus dengan tinggi 162 cm.
"Oy thur dari man..."ucap Khori.
Tiba tiba Allen langsung melesat kearah Arthur dan memeluknya.
Beberapa anak anak yang ada dikantin itu hanya geleng-geleng keheranan begitu pula para penjaga kantin.
"Len jangan gini lagi Len" pikir Khori.
"Dah dah"Arthur dorong Allen agar menjauh dari dirinya.
"Kalian ini habis berantem kah?"tanya Arthur.
"Gak gak Yo Len"ajak Elina pergi.
"Okee.."
"Thur sini "ajak Khori.
"Kau masih mau aja sama Allen,kau kan udah ku kasih tau dia gimana"lanjut Khori.
"Ya tau lah alasan gua apa"ucap Arthur.
Disisi lain Elina.
Dalam perjalanan kekelas Elina gak sengaja melihat Daffin duduk dipinggir lapangan sendiri sambil makan.
"Duluan aja kamu Len"ucap Elina.
"Oke"tanpa tanya dia langsung pergi.
Elina langsung pergi menuju kearah Daffin yang lagi makan.
"Daffin kamu sendiri?"ucap Elina.
Daffin langsung menoleh kearah Elina.
Dalam beberapa saat mereka hanya betatap tatap tanpa kata.