Chereads / Aku akan selalu menunggu untuk mu / Chapter 5 - kehidupan Elina

Chapter 5 - kehidupan Elina

Esok harinya

Di saat Elina pergi berjalan menuju ke sekolah

"Elinaaa.."Panggil Allen dari belakang.

Elina membalikan badan dan melihat Allen berjalan menuju kedia.

"Tugas dari pak Haris sudah kah kamu?"tanya Allen kepada Elina.

"Sudahlah emang gua kayak elu"balasnya.

"Gitu ya lu jahat lu sekarang,Bagi ya..hehe"jawab Allen dengan sedikit tersenyum dan menggaruk kepalanya.

"Kan"jawab Elina dengan muka datar.

"Ya udah,tapi traktir aku es ya nanti"Lanjutnya.

"Oke.."balas Allen.

Lalu mereka melanjutkan jalannya menuju ke sekolah bersama sama.

Sesaat didepan sekolah mereka bertemu dengan Amanda yang sedang di tegur Argan karena perlengkapan yang kurang.

Ketika Amanda berbalik badan melihat Allen dan Elina dia berjalan menuju kearah mereka dan berkata.

"Lin Argan jahat~,dia marahin aku~"ucap Amanda sambil memeluk Elina.

"Apa sih ri"balas Elina sambil sedikit mendorong Amanda.

"Sari Elina udah gak ada perasaan lagi sama Argan"Ucap Allen.

Kaget Amanda mendengar itu dan melepas pelukannya dan bertanya.

"Serius lu Len si Elina gak ada perasaannya lagi ke Argan"

"Iya tanya aja ke orangnya"pinta Allen

"Bener tuh kata Allen dan serius kamu udah gak ada rasa Ama dia"tanya Amanda ke Elina.

Elina hanya mengangguk.

"Kasihannya bubub ku satu ini,pasti gara gara sering ditolak"lanjut Amanda.

"Oi segera masuk kalian betiga 20 menit lagi bel bunyi dan juga Lo Amanda jangan lupa minta surat peringatan ke BK di banding diseret guru"ucap Argan melihat tingkah mereka.

"Yaaa" ucap Amanda.

Saat mereka menuju kedalam gerbang disaat mereka berpapasan dengan Argan.Elina melihat wajah Argan yang menunjukkan sedikit rasa sedih.

Mereka bertigapun berpisah karena Amanda ingin menuju ruang BK untuk meminta surat peringatan dan karena juga dia memiliki kelas yang berbeda dengan Elina dan Allen.

"Lin nanti pas gede lu mau jadi apa?"tanya Allen sambil berjalan menuju kekelas.

"Mungkin pengusaha"jawab Elina

"Kalau elu apa Len?"lanjutnya dengan sedikit keheranan dengan pertanyaan dari sahabatnya itu.

"Gw sih Seniman....Walaupun sebenarnya orang tua gua gak bolehin hehe.."jawab Allen dengan nada agak canggung.

"Kalau gua sih pingin jadi suami Elina dimasa depan"ucap Arya yang tiba tiba sudah ada di samping mereka berdua.

"AAA..Kukira setan ternyata lebih serem dari setan"pinta Allen yang kaget dengan kedatangan sosok Arya.

"Ngomong apa lu barusan hah!?!! Mau gua pukul?" Balas Arya dengan mengangkat tangan yang telah dikepalkan.

"Apa apaan kalian ini,kalian berdua nih cocok Lo kenapa gak kalian jadian aja dibanding Arya Ama gua"ucap Elina yang melihat pertikaian mereka.

"Gak gua maunya Ama lu gak mau Ama si orang tu"jelas Arya menunjuk kearah Allen.

"Siapa juga yang mau Ama lu"ucap Allen.

"Dah dah yok masuk kelas aja,dan juga ya Arya gua gak mau jadi istri lu"jawab Elina yang berjalan menuju kedalam kelas.

"Mblee..Mampus"ucap Allen yang mengejeknya dengan mengeluarkan lidahnya dan menutup satu matanya serta pergi mengikuti Elina.

Di dalam kelas Allen meminta tugas Elina untuk dia kerjakan sambil menunggu mulainya jam pelajaran.

Setelah memberikan tugasnya kepada Allen dia mengambil dan membaca buku untuk pemanasan dalam belajar tujuannya agar dia tidak kaget misalnya dia dilemparkan pertanyaan oleh guru.

Sambil membaca buku dia melihat serta mendengar ocehan Allen yang sedang mengerjakan tugasnya.

Perasaan senang ini yang tak pernah ia dapat di lingkungan rumahnya perasaan bergantung.

Dia senang karena ada yang bergantung pada dirinya dan menganggapnya ada.

Sambil membaca buku dia hanya mengangguk- nganguk kecil serta sedikit tersenyum dengan keadaan itu.

Arya yang hanya dapat memandanginya dari jauh pun sedikit tersenyum karena melihat senyuman dari orang yang ia sukai begitu pula dengan Ageng.

Ageng yang sedari tadi memperhatikan tingkah Elina dengan berpura pura tertidur,dia menghayal jika dia hidup bersama gadis itu dikemudian hari pun beneran tertidur.

Lalu seketika

"Lin,Len rajin banget kalian" ucap seseorang lelaki yang mendatanginya.

"Iya dong Allen gitu loh"balas Allen dengan sombongnya.

"Hadeh..lu juga nyontek tugas gua ngapain sok sok rajin gitu,Oh ya Khori pagi hari ini mau kekantin bareng gak sama Allen dan gua,Allen lagi neraktirin gua es nih"ucap Elina dengan sedikit tersenyum kepada orang itu.

Khori Al Hadi adalah nama orang itu dengan badan yang berisi itu dan lumayan tinggi serta mengenakan kacamata.

"Ayok aja"balas Khori yang juga membalas senyuman Elina.

"B**ingan satu ini Dateng lagi ,ni boti suka banget nongkrong sama cewek cewek tanpa ada yang risih" batin Arya.

Sedangkan Ageng masih tertidur pulas dengan sedikit mengiler.

"Eh Ageng ngiler tuh"ucap temen sebangkunya Ageng kepada orang yang dibelakangnya.

"Kamu gak ada kegiatan paduskan(Paduan suara)??"tanya Elina pada Khori.

"Gak padus nanti pas pulangan" jawabnya.

"Aku balik ke bangku ku dulu ya kayaknya entar lagi bel"lanjut Khori.

"Ya"

Khori pun meninggalkan bangku Allen dan Elina pergi menuju bangkunya sendiri.

Karena letak bangkunya ada di depannya Arya saat Khori duduk Arya mengancamnya.

"Hei ba**ngan awas lu boti,Elina tuh milik gua"

"Milik lu..? Dari mananya dari mimpimu kah?"

Ejek Khori.

"Dan juga lu gak ada cocok cocoknya Ama dia Arya ku beritahu ya dia akan jadi milik gua seutuhnya lihat saja" lanjutnya dengan wajah sedikit tersenyum mengarah ke Arya.

Arya yang melihat itupun terkejut dan terdiam sejenak.

"Heh lu kira lu bakal menang lawan gua dan orang 'itu' " balas Arya yang tersenyum balik kearah Khori.

"Orang 'itu'?"

"Ya orang 'itu'"

"Siapa dia?"bertanya tanya Khori dengan identitas orang yang disebutkan Arya.

"Sahabat gua dari dulu gua Ama dia udah memperebutkan Elina walaupun dia dalam diam"jelas Arya.

"Tenang aja dia akan kalah juga,orang yang gak banyak aksi kayak gitu gak akan bisa dapetin hatinya Elina tau?"sindir Khori.

"Lihat saja,dia bukan orang yang biasa"

Tringggg...

Bunyi bel yang menandakan jam pelajaran telah tiba.

Seluruh murid langsung menyiapkan alat tulis dan bukunya selagi menunggu guru tiba begitu pula dengan Arya Serta Khori.

"Oi geng bangun"ucap pelan teman sebangkunya tepat ditelinganya.

"He udah istirahat kah ini??"tanya Ageng yang kebingungan setelah terbangun(masih belum seratus persen sadar).

"Iya"ucap iseng temannya.

"Gw kekantin dulu ya kalo gitu"ucap Ageng,ia langsung berdiri dan menuju keluar kelas.

Didepan kelas ia bertemu gurunya.

"Mau kemana Ageng??"tanya kesal guru itu.

"Ke kantin pak"

"INI KAN WAKTUNYA PELAJARAN"Marah guru itu.

"HA..Iyakah pak?"balas Ageng kaget

"Ya sudah pak saya balik ke bangku saya"

"Gak..Ageng silahkan tutup pintu kelas dari luar"

"Pak saya bisa jelaskan"

"Gak ada.tutup sana!?!"

Ageng pun menutup pintu kelasnya dari luar.