Chereads / Aku, membuat Animasi 3D: Dimulai dari membuat Big hero 6! / Chapter 3 - Chapter 3 : Cucu? Tidak, ini Baymax!

Chapter 3 - Chapter 3 : Cucu? Tidak, ini Baymax!

Di saat jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, karyawan lain sudah pulang dua jam yang lalu, dan sekarang yang tersisa di peusahaan hanyalah Silvia dan Remy.

Di ruangan kantor, Remy masih menatap layar komputer dan bunyi keyboard sering terdengar, dan Silvia yang mengawasi nya sedikit cemas. Tidak biasanya Remy bekerja sampai malam.

Silvia memperhatikan sekeliling nya, suasana nya sangat sepi, dia melirik ke arah Remy yang masih sangat perhatian pada layar komputer.

Ini membuatnya merasa semakin percaya pada insting nya, di masa sekolahnya dia di akui penampilan cantiknya oleh seluruh siswa dan guru, sempat beberapa kali menang dalam lomba kecantikan di sekolah maupun universitas nya, dan tidak ada yang meragukan kecantikannya.

Tapi saat ini dia merasakan kebahagiaan, seolah menemukan seseorang yang istimewa baginya, karena hanya Remy yang bisa menolak kecantikan nya, dan Remy juga bersikap seolah tidak peduli dengan kecantikan yang ada di hadapannya. Bahkan dalam ruangan sepi yang mungkin mampu menciptakan suasana romantis.

"Sudah kubilang kamu pulang duluan, aku mungkin akan pulang sebentar lagi." Ucap Remy menyadari sepasang mata menatapnya.

Silvia kaget dan menarik matanya, pipinya sedikit merah. Dia pun membalas, "Tapi tuan tidak boleh terlalu bekerja keras, lagi pula tidak ada pekerjaan berat dan semua nya dalam area ku, aku bisa membereskan nya untuk mu."

Remy tidak membalasnya tapi hanya meliriknya sambil tersenyum sebentar lalu beralih lagi ke layar komputer.

Ketika melihat senyuman Remy, Silvia menyadari keanehan di hati nya, 'Senyum Tuan Remy sangat tampan.'

Silvia tidak pergi melainkan tetap berada di tempatnya, duduk di sofa ruangan dan menulis beberapa dokumen.

Ding!

Nada dering ponsel terdengar, Remy menyadari bahwa saku nya bergetar, dia segera mengambil dan melirik nama kontak nya.

[Ayah.]

Remy pun menjawab telepon tersebut.

"Bocah bau!"

Suara Ayahnya menyiratkan nada sedikit cemberut.

"Ibu mu dan aku sudah menunggu kepulangan mu dari tadi, sekarang kami tertunda makan malam selama dua jam, kami kira kamu sibuk, apa kamu berada di club malam?!" Ucap Ayahnya dari balik telepon.

"Eh? Aku sekarang sedang berada di kantor bersama Silvia, aku masih sibuk. Lihatlah... " Remy membalas, dan dia mengaktifkan fitur video call.

Remy mengarahkan ponsel kameranya ke layar komputer dan ke Silvia yang mengerjakan dokumen di sofa.

Ayahnya yang melihat itu merasa tertegun dan keheranan terpancar di wajahnya.

"Aku mendengar dari George, kamu membuat rencana yang luar biasa untuk perusahaan ,aku tidak mempercayainya saat mendengar itu, tapi sekarang aku sedikit mempercayainya." Ucap Ayah Remy.

"Oke, aku mungkin pulang sebentar lagi, nanti aku akan memberikan penjelasan yang detail padamu ketika sampai di rumah." Jawab Remy.

"Baiklah, jangan lama-lama, hati-hati di jalan."

Remy tersenyum tipis, nyaman rasanya ketika ada seseorang yang peduli padanya.

...

Sepuluh menit berlalu, Remy dan Silvia sekarang berada di parkiran, Remy menaiki mobil miliknya yang ber-merk BMW M3, sedangkan Silvia menaiki mobil perusahaan yang merk nya BMW X1.

Saat keluar parkiran, mobil mereka berdua sejajar, tiba-tiba Remy membuka kaca mobil nya dan menoleh ke arah Silvia di seberangnya, "Silvia, hati-hati."

Setelah mengatakan itu, kaca mobil tertutup kembali dan Remy pergi duluan.

Silvia membeku beberapa detik dan kemudian tersenyum, "Terima kasih."

Seperti ada sesuatu yang salah tapi dia mengabaikannya.

...

Sesampainya di depan gerbang, dia melihat security yang menjaga di pos. Ketika security melihat mobil tersebut, dia segera melirik nomor platnya, ketika menurutnya sesuai, dia langsung membuka gerbangnya.

Sebelum masuk ke dalam, Remy membuka kaca mobil dan memberikan sesuatu kepada security tersebut, berupa ekstra pizza yang sebelumnya dia mampir ke drive thru.

"Tuan muda, bukankah sudah ku bilang seharusnya tidak perlu repot-repot." Ucap sang security yang bernama Wali.

"Tidak usah sungkan." Remy tersenyum dan memaksanya untuk menerimanya.

Wali yang sudah berumur 38 merasa enggan untuk menerima tapi tetap menerimanya. Dia merasa ada perubahan dalam diri Remy, sifatnya yang sebelumnya biasanya acuh tak acuh tiba-tiba menjadi sangat peduli.

Sejak beberapa minggu yang lalu, ketika pulang, Remy selalu memberinya makanan meskipun dia sama sekali tidak meminta dan berulang kali menolak.

Dia merasa sedikit terharu, orang kaya seperti Remy masih peduli pada security sepertinya. Dia biasanya memakan setengah dari setiap makanan yang diberi Remy, dan setengahnya lagi akan dibawa pulang untuk dimakan anak dan istrinya.

Setelah Remy memberikan makanan itu, dia kemudian melambaikan tangan nya dan masuk ke dalam gerbang.

Remy melirik pekarangan yang agak luas, mempunyai taman dan bunga-bunga yang rajin di sirami setiap hari. Ada juga burung-burung yang sedang tidur di sarang pepohonan pekarangan, hanya saja sekarang malam dan Remy tidak bisa melihat mereka.

Rumahnya sendiri berlantai dua dan agak besar, dan karena Ayahnya suka barang antik, jadi banyak koleksi guci atau lukisan antik di dalam rumahnya.

Remy sudah sampai di depan rumahnya dan memasukkan mobilnya di garasi. Setelah turun dari mobil dia berjalan ke arah pintu kemudian membukanya.

Saat pintu terbuka, dia melirik area ruang tamu dan melihat Ibu dan Ayahnya sedang asik mengobrol. Dia pun mendekati mereka, dan orang tua nya juga menyadari bahwa Remy telah pulang.

Remy mengganti sepatunya dengan sandal rumah dan berjalan santai ke arah Ayah dan ibu nya. Orang tua nya berdiri dan Remy segera memegang dan mencium tangan mereka berdua.

Perilaku ini membuat mereka goyah dan ekspresi mereka menggambarkan keheranan, tapi mereka tidak berkata lebih lanjut.

Sang Ibu berkata sambil memeluknya, "Apakah semuanya baik-baik saja di perusahaan?"

Remy membeku sebentar, kemudian wajahnya menjadi hangat, dia berkata, "Semuanya baik-baik saja, bu."

"Aku minta maaf karena pulang terlambat dan merepotkan kalian berdua." Ucap Remy, dan orang tuanya merasa lebih terkejut.

"Ah, tidak apa-apa, jangan dipikirkan." Ucap Ibu nya sembari tersenyum.

Sang ibu bernama Lauren, perawakan nya seperti tiga puluh tahun meskipun umurnya sudah mencapai lima puluh, dia sangat pandai menjaga kulitnya.

Sedangkan untuk Ayahnya bernama Mario, untuk perawakan nya seperti... Lupakan. Ibunya pernah berkata bahwa sewaktu Ayahnya muda dulu, dia sangat tampan dan Ibu nya terpesona olehnya.

Dan karena mereka berdua serasi, maka kedua belah pihak keluarga memutuskan untuk menikah.

...

Walaupun Lauren sudah tahu tentang rencananya di perusahaan, dia masih tetap merasa khawatir, karena dia mendengar dari Mario Bros yang menceritakan perkembangan yang dilakukan Remy.

"Jangan terlalu bekerja keras, oke?" Ucap Lauren agak khawatir.

"Jangan seperti Ayahmu, nanti kamu akan stres seperti Ayahmu. Lihat dia, wajahnya pucat seperti roh nya akan dicabut." Lanjut Lauren menunjuk Mario dan terkekeh, sedangkan untuk Mario, dia memberikan senyuman masam ketika Istrinya mengejek nya.

"Kamu pasti terlalu lelah dengan aktivitas perusahaan, kamu masuk ke kamar mu dan mandi dulu, kemudian makan malam bersama." Ucap Mario, meskipun nadanya memancarkan ketidak pedulian, tapi sebenarnya dalam hati dia snagat peduli.

Remy tersenyum mendengar perkataan Ayahnya, dia langsung naik ke lantai atas dan masuk ke kamarnya.

Sedangkan orang tua nya berdiskusi secara intensif. Mereka membicarakan sifat yang tiba-tiba tumbuh di dalam Remy.

Remy sebelumnya nakal dan bersikap tidak dewasa, dan sering bergantung pada orang tua nya. Dan karena perubahan sifat yang tiba-tiba menjadi dewasa inilah yang membuat orang tua atau orang yang mengenalnya merasa terheran-heran.

"Anak ini dulu tidak seperti itu..." Ucap Mario sambil menghela nafas.

"Hah, apa? Kamu tidak ingin dia berubah menjadi dewasa?" Lauren menyipit tajam dan siap menampar Mario.

"Maksudku, aku senang dia sudah berubah." Mario tersenyum masam dan menelan ludahnya, menatap istri nya yang menjadi galak tiba-tiba.

"Mungkin sudah waktunya dia mencari calon istri, kan?" Ucap Mario mengalihkan topik.

Lauren mengangguk, merasa perkataan Mario ada benarnya.

...

Saat ini di kamar Remy, Remy sudah mandi dan berganti ke pakaian biasa, kemudian dia keluar dari kamarnya dan pergi ke ruang makan yang berada di lantai bawah.

Ketika sampai di ruangan makan, dia melihat ibu dan Ayahnya sedang menunggu nya. Dia pun mulai bergabung dengan mereka, saat makan mereka juga mulai mengobrol.

Remy selalu tersenyum ketika mengobrol dengan orang tuanya, yang orang tua nya sendiri tidak mengharapkan nya.

Merasakan kehangatan keluarga, dia berpikir untuk menambah satu anggota keluarga baru untuk menemai Ayah dan Ibu nya.

Bukan seorang cucu!

Tapi Baymax!

...