Setelah selesai makan, Remy merasa kenyang, begitu pula Silvia, Remy berniat mengunjungi ruang tim produksi lagi, maka dia memutuskan pergi ke sebuah ruang produksi.
Melihat para tim produksi yang sibuk bekerja, Remy pun mengawasi sambil membantu mereka, saat Remmy mengawasi, ternyata banyak dari mereka yang sudah mencoba membuat animasi 3D acak berdurasi beberapa detik.
Remy pun merasa sangat puas dengan kinerja mereka, dia tidak pergi tapi tetap membantu yang lain untuk berkembang. Remy pun bolak balik untuk membantu anggota tim produksi yang kebingungan.
Silvia melihat dari jarak jauh sambil menyunggingkan senyuman manis nya, ia merasa semakin menyukai Remy, walaupun rumor yang tidak baik bertebaran di luar. Setidaknya dia bisa melihat sisi baik dari Remy.
Dan dengan ada nya Remy, para tim produksi yang di ajarkan merasa terbantu dan sudah banyak dari mereka yang mengerti, Remy pun siap untuk melaksanakan rencana, bahwa besok pembuatan film animasi 3D sudah bisa dimulai.
...
Setelah berjalan bolak-balik berjam-jam, Remy pun balik kantornya, dia menulis sejumlah deretan nama di file pdf, setelah selesai dia pun mem-printer dan menjadikan nya satu lembar kertas yang penuh dengan nama-nama itu.
"Aku butuh bahan-bahan ini dalam tiga hari, uang bukan masalah nya, bisa?" Ucap Remy menyerahkan catatan itu kepada Silvia.
Silvia melirik catatan itu dari atas sampai halaman terakhir, alis nya mengerut karena kebingungan, meski dia tidak tahu apa saja itu, tapi dia tahu beberapa nama yang tertera di kertas.
"Nanotech serat karbon? Alat pemompa udara? Chip? Karbon titanium? ... Baiklah, aku akan menyiapkan bahan-bahan ini sekarang." Ucap Silvia, meski agak ragu dan bimbang, tapi dia tetap mematuhi nya.
"Ngomong-ngomong, bolehkah aku bertanya, tuan? Bahan-bahan ini untuk apa?" Lanjut Silvia, bertanya dengan ragu.
"Kamu akan tahu nanti." Jawab Remy tersenyum misterius.
Silvia mengangguk, tidak bertanya lebih lanjut, dia pun permisi untuk pergi menyiapkan nya.
...
Remy sendirian di kantor nya sekarang, mengetik sebuah code dan symbolic, dia sedang mencoba membuat otak baymax, tidak perlu sepintar atau secerdas robot Jarvis Iron Man.
Secerdas dan reflek nya cepat seperti Siri atau Alexa di bumi saja dia sudah merasa puas.
Pada dasarnya otak Baymax mungkin seperti Alexa atau Siri, sehingga memberikan respons yang dipersonalisasi untuk setiap orang. Namun memberikan Baymax pikiran yang cerdas dan manusiawi akan sulit.
Dan kedua dia memikirkan cara menjaga bobot robot tetap rendah.
Tubuh baymax di penuhi udara, yang dimana udara itu akan membuat Baymax menjadi berat, bukan udara biasa, tapi udara yang memiliki keseimbangan, tidak mudah membuat Baymax terbang atau kelebihan beban.
Dia ingin menghubungi ahli fisikawan, tapi dia takut projek Baymax akan di ketahui pemerintah. Bukan nya Remy tidak ingin menyumbangkan teknologi kepada pemerintah, tapi dia takut akan beberapa hal, dia memang mencintai negeri nya sendiri, tapi tidak dengan sifat kebusukan orang yang mempunyai jabatan tinggi.
Memang masih banyak di luar sana yang berjuang untuk negeri, tapi beberapa hal menghalangi kemajuan teknologi itu, bukan karena negeri lain, tapi pemerintah itu sendiri.
Remy pun sudah mengetik setidak nya seratus ribu kata dalam satu jam, tetap saja jari nya belum terbiasa mengetik begitu cepat, tapi dia memaksakan diri lagi dan lagi, sampai jari-jari nya mati rasa.
Dia hanya punya otak yang super kuat, tidak dengan tubuh nya.
"Akhirnya..."
Setelah beberapa kali percobaan, dia sangat bahagia karena tanpa di duga, otak Baymax sudah mencapai kesempurnaan.
Dia bersandar untuk menghilangkan tangan nya yang mati rasa, tepat saat sedang bersantai, seseorang mengetuk pintu nya, dan kemudian dia berkata, "Masuk."
Orang itu masuk dan ternyata dia adalah Silvia, memeluk beberapa dokumen dan lembaran kertas di dada nya.
"Tuan, kapan jadwal audisi di laksanakan? Para pengisi suara di ruang audio merasa tidak sabar." Ucap Silvia menghadap ke Remy.
Remy mengangkat alis nya, "Abaikan saja dulu, kita akan mencari pengisi suara yang cocok ketika animasi selesai."
"Ketika animasi selesai?" Silvia mengulangi kalimat terakhir Remy.
Remy tahu mengapa Silvia merasa heran, karena cara dubbing di bumi dan paralel berbeda, pengisi suara di dunia ini hanya mengikuti naskah tanpa di perlihatkan nya animasi di depannya, sehingga mengurangi emosi dari karakter.
"Ya, karena yang aku butuh kan emosi dari para pengisi suara, bukan hanya mengeluarkan suara yang khas dan datar." Ucap Remy pada Silvia.
Dan animasi di dunia ini bisa di bilang terburu-buru, kenapa?
Karena animasi dan dubbing di kerjakan di waktu yang sama, yang artinya para pengisi suara sama sekali tidak melihat karakter tersebut dan hanya dubbing sesuai naskah, tentang bagaimana nada nya, sama saja ketika seorang guru mengajarkan pada murid nya, namun para dubbing memiliki suara yang khas.
"Tuan, Anda sangat jenius, Anda akan menciptakan sejarah animasi lagi dan lagi." Ucap Silvia bersemangat.
Remy hanya tersenyum membalasnya.
Dia mengingat sesuatu dan berkata pada Silvia, "Nona Silvia, tolong katakan pada Pak Geo agar dia merekrut orang-orang berbakat yang baru lulus dari departemen lukis, mungkin aku bisa membesarkan nya."
Silvia yang mendengar itu segera mengangguk, dia izin keluar dan segera berbalik, ketika ingin membuka pintu kantor.
"Aw!"
Suatu kejadian menimpa nya, kaki kanan nya terkilir saat tidak memperhatikan jalan dan hampir menabrak pintu kaca di depannya, dokumen dan kertas-kertas berserakan tak beraturan di lantai.
Suara rintihan kesakitan Silvia terdengar, Remy melihat seluruh proses nya, dan ketika dia melihat Silvia yang sedang berpegangan pada gagang pintu, dia pun buru-buru menghampiri nya.
"Mengapa kamu tidak melihat jalan dengan hati-hati?" Ucap Remy menghela nafas, Silvia hanya meminta maaf dan merasa kesakitan di area mata kaki nya.
Remy menuntun nya ke sofa dan membantu nya duduk. Bertepatan dengan itu, suara dari komputer Remy terdengar.
"Hai, saya Baymax,"
...