Chapter 10 - Chapter 10

Setelah selesai makan, Remy bersiap untuk berangkat ke perusahaan, tapi sebelum itu dia mengirim pesan pada Silvia.

[ Remy : Jangan masuk hari ini.]

[ Silvia : Kaki ku sudah baikan, tidak apa untuk berangkat bekerja (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠).]

Remy mengangkat alis nya melihat emoji di akhir pesan, ini bukan seperti obrolan atasan dan bawahan, melainkan seperti percakapan antar sahabat.

[ Remy : Aku sebagai atasanmu memberi perintah kalau kamu tidak boleh masuk hari ini, kau bisa mengatasi semuanya, tenang saja.]

Silvia di sisi lain terdiam sebentar.

[ Silvia : Baiklah, tuan.]

[ Silvia : (⁠ ̄⁠ヘ⁠ ̄⁠;⁠).]

[ Silvia : *Pesan dihapus* ]

[ Silvia : Maaf, tuan. Aku sedang mencoba emoji pertama kali nya.]

Remy hanya tersenyum dan terhibur dengan perilaku aktif Silvia. Dia pun berpamitan dengan mencium tangan kepada orang tua nya dan berangkat menggunakan mobil nya.

Sesampai nya di perusahaan, dia mampir ke kantor nya sebentar, lalu menuju ruang produksi.

Remy bertepuk tangan, mengambil perhatian semua orang yang di ruangan tersebut. Dia melihat wajah-wajah yang kemarin ia lihat dan merasa lengkap.

"Bagus, semua nya sudah berkumpul di pagi hari, tampaknya kalian sangat bersemangat." Ujar Remy tersenyum.

"Aku rela bangun pagi sekali untuk segera datang ke ke perusahaan."

"Ya, rumahku sangat jauh dari perusahaan dan aku rela bangun pagi buta untuk berangkat, aku terlalu bersemangat, haha." Ujar seseorang menepuk bahu teman nya di sebelah.

"Kamu masih mending, rumah ku jauh ratusan kilometer..."

Remy menenangkan semua orang dan berkata, "Baiklah duduk di tempat masing-masing, aku akan mengatur dan mengawasi kalian semua."

Segera semua nya kembali ke tempat masing-masing dan mulai bekerja, Remy juga tidak diam dan berjalan bolak-balik terus menerus, meskipun di bantu oleh Pak Geo yang juga bertanggung jawab, tapi Remy perlu kesempurnaan film animasi ini.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak ia inginkan.

"Pak Geo, kira-kira berapa lama animasi selesai?" Tanya Remy melirik George di sampingnya.

"Hmm, melihat kinerja semua orang dalam beberapa jam ini, mungkin sebulan atau dua bulan." Jawab George.

Remy mengangkat alis nya ketika mendengar jawaban George, dia mengira akan selesai dalam waktu tiga hingga lima bulan.

"Saya sangat bersyukur atas saran anda yang menyuruh saya untuk merekrut orang-orang berbakat dari jurusan melukis."

"Hal ini juga berkaitan dengan software yang Anda buat, tuan. Dengan itu kinerja semua orang akan mengebut, selain gampang di jelajahi oleh pemula, penggambaran nya juga sangat bagus di bantu dengan fitur-fitur rendering 3D yang baru." Tambah nya dengan senyuman.

"Tele Awards akan di adakan enam bulan lagi, apakah kita akan mengejar penghargaan tersebut, tuan?" Tanya George kepada Remy.

"Tele Awards? Apa itu?" Jawab Remy dengan penasaran.

Memikirkan Remy yang baru saja lulus SMA dan baru masuk ke dunia film, dia segera memberi penjelasan:

"Tele Awards semacam acara penghargaan, salah satu penghargaan terbesar di indonesia, di dalam nya terdapat penghargaan penyanyi terbaik, aktor terbaik, sutradara terbaik, kartun terbaik, dan lain sebagainya."

Remy mengangguk paham berkali-kali, saat di bumi dia jarang melihat acara penghargaan seperti ini di bumi, karena menurutnya tidak penting, hanya berisi pidato-pidato panjang yang klise.

Saat mengobrol dengan George, Remy melihat salah satu karyawati wanita nya tampak kebingungan, dia pun menghampiri nya.

"Apa ada yang bisa ku bantu?" Tanya Remy kepada wanita tersebut.

"Ah, maaf tuan. Aku agak buta terhadap teknologi, bisakah kamu mengajariku?" Ucap nya dengan ragu-ragu.

"Tentu."

Remy mengangguk tanpa basa-basi, setiap orang berbakat pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan, maka dari itu dia ikhlas membesarkan bakat mereka.

Contoh nya wanita ini, dalam jurusan melukis, dia adalah juara nya, namun dalam hal teknologi dia agak kurang.

Jadi tanpa ragu Remy dengan senang hati membantu semua tim produksi nya.

Setelah beberapa percobaan, wanita tersebut merasa bahagia karena penjelasan dan ajaran Remy sangat tepat dan bisa menutupi kekurangan nya langsung, dia sangat berterimakasih kepada Remy di lubuk hati nya.

Setelah mengajari wanita tersebut, Remy kembali berkeliling, dia berkata dengan suara yang keras, "Jika ada sesuatu yang tidak kalian pahami, jangan ragu untuk bertanya kepadaku atau Pak Geo, paham?"

Semua tim produksi yang mendengar langsung berkata serempak, "Paham!"

Selama jam-jam berikutnya, semua orang bekerja dengan sepenuh hati, mereka yang masuk sangat beruntung, selain gaji yang di berikan tinggi, Remy juga memperlakukan mereka semua dengan baik.

Sebelumnya jurusan mereka adalah yang paling di remehkan, namun mungkin di masa depan Remy akan membuat keajaiban dan menjadikan jurusan melukis sebagai harta karun oleh dunia.

"Pak Geo, kamu awasi tim, aku akan akan ke ruang audio." Ucap Remy menepuk bahu George.

"Baik, tuan."

Dengan itu, Remy berjalan santai menuju ruang audio, di sana dia melihat berbagai wajah baru.

Wanita cantik yang bertanggung jawab di ruang audio bernama Bunga, dia sedang menjelaskan sesuatu kepada pengisi suara pemula yang datang, dan ketika terdengar suara langkah kaki dari pintu, dia menoleh.

Mata nya berbinar ketika Remy masuk, dia menghampiri nya dan menghadap semua orang, "Karena kalian baru, aku akan memperkenalkan kalian kepada ketua perusahaan kita, beliau adalah Remy Einn."

Banyak dari mereka yang mendengar berita tersebut melebarkan matanya.

"Sangat muda." Ucap pria paruh baya.

"Sangat tampan, pasti teman ku yang lain iri aku bisa melihat bos yang tampan setiap hari, hehe." Ucap gadis muda.

"Jangan tergoda oleh wajah tampan nya, mungkin dia jahat, tapi aku rela dia jahat kepada ku."

Bisikan mereka semakin lama semakin liar, menyebabkan bunga memerah dan menyuruh mereka diam, dia menyuruh semuanya beristirahat sebentar sementara dia akan mengobrol dengan Remy.

"Tuan, abaikan mereka." Ucap nya kepada Remy dan Remy tidak mempermasalahkan nya.

"Oh, aku sudah memilah dan memilih yang memenuhi syarat, mereka inilah yang akan menjadi pengisi suara nya." Ujar Bunga sambil menyerahkan catatan yang berisi nama asli dan nama karakter yang terkait.

"Yah, kerja bagus." Ucap Remy melihat daftar nama tersebut.

Bunga penasaran dengan sesuatu, dia pun memberanikan diri untuk bertanya.

"Tuan, mengapa pengisi suara karakter utama di kosongkan?" Ucap nya melirik ekspresi Remy dari waktu ke waktu.

Remy tersenyum tipis, hampir membuat Bunga terpesona.

"Aku sengaja mengosongkan untuk karakter utama dan Baymax, karena aku sendiri yang akan menjadi pengisi suara mereka." Jawab nya sembari mengembalikan kertas tersebut pada Bunga.

"Anda? Ya Tuhan, Anda sangat serba bisa." Dia terkejut dan hampir tidak mempercayai nya.

"Ayo berkumpul, aku akan membuat audio visual, sudahkah kamu menyiapkan barang nya?" Tanya Remy dengan santai.

"Bahan apa, tuan?" Jawab Bunga dengan bingung.

Remy seketika ingat sesuatu, "Ah, aku lupa untuk menyuruh Silvia menyiapkan barang, kalau begitu kamu saja yang menyiapkan nya untuk kemudian hari di pakai, berikan aku kertas dan pulpen."

Bunga dengan segera mengambil kertas dan pulpen untuk di serahkan pada Remy.

Remy menulis sederetan nama barang di antara nya, kecapi, tongkat lentur, dan lain sebagainya yang berguna untuk membuat sound effect atau audiovisual animasi.