"Big Hero 6? Penamaan yang sangat bagus!"
"Aku sangat menyukai nama ini, aku sangat setuju."
"Ya, aku juga."
Remy tersenyum tipis melihat ekspresi senang dari semua orang, dia pun berkata, "Aku juga akan mengubah nama perusahaan, apa pendapat kalian?"
"Hmm, aku sendiri tidak merasa keberatan..."
"Yah, itu normal untuk mengganti nama perusahaan, karena perusahaan kita akan terkenal di seluruh dunia, jadi harus memiliki nama yang baru."
"Kamu sangat percaya diri bukan? Aku juga percaya, haha." Ucap salah satu teman nya menyenggol sikunya di samping.
Remy tersenyum, dia pun berkata dengan suara yang dalam, "Karena kalian setuju, aku akan menggantikan nama nya menjadi Dimension Studio."
...
Setelah selesai rapat, Remy keluar dari ruang rapat bersama Silvia. Saat berjalan, Remy banyak berbincang dengan Silvia tentang perkembangan perusahaan.
Silvia gabung beberapa minggu yang lalu, bertepatan dengan Remy yang baru saja diangkat menjadi Pemimpin perusahaan baru.
Remy berhenti berjalan dan menoleh ke arahnya, "Silvia, tugas mu sekarang mencarikan ku pengisi suara, entah itu cocok atau tidak aku akan memutuskan nya, aku akan memberimu jadwal audisi nanti."
"Aku akan mencarinya, tuan." Ucap Silvia mengangguk dan berjalan ke arah yang lain, arah nya adalah ruang audio.
Setelah Silvia pergi, Remy datang sendirian ke ruangan produksi, sebelumnya dia mampir sebentar ke akntor nya untuk mengambil flashdisk.
Saat sampai di ruangan produksi, dia melihat puluhan karyawan sedang sibuk berkerja, setiap ada yang melihatnya di jalan, mereka menyapanya.
Mata Remy menyoroti setiap ruangan, dan ketika dia melihat sosok penanggung jawab tim produksi, dia pun menghampiri dan menyapa nya.
"Pak Geo!" Sapa Remy.
"Ah, tuan Remy!" Pria paruh baya tersebut segera menghampiri Remy dan membungkuk sedikit.
"Ngomong-ngomong panggil saja aku Geo, tuan." Lanjutnya.
"Itu tidak bisa, kamu lebih tua dariku, dan aku menghormati semua orang yang disini." Ucap Remy sembari tersenyum tipis.
George ingin mengatakan sesuatu, tapi Remy menyadarinya dan mengangkat tangan nya, tanpa menunggu sepatah kata pun, Remy langsung berkata, "Mari kita utamakan Film 3D, dan tunda semua kartun yang lainnya."
George sedikit terkejut dengan perkataan Remy.
"Disini aku akan mulai mengajari pembuatan Animasi 3D, kumpulkan semua animator dan desainer." Lanjut Remy sambil melirik karyawan-karyawan yang sedang bekerja.
George merasa gembira, bagaimana tidak, Dia sendiri sebelumnya mendengar bahwa perusahaan kali ini akan membuat animasi 3D dan dia sangat menantikan nya, entah itu kebohongan atau kenyataan, dia hanya bisa berharap.
Tapi Remy yang secara langsung mengatakan nya, jadi dia dengan cepat percaya dan segera memanggil yang lain untuk berkumpul.
...
"Baiklah karena semua orang ada disini, kalian pasti mendengar penjelasan dari Pak Geo." Ucap Remy kemudian memandangi semua orang yang mengangguk atas pertanyaan nya.
Tiba-tiba seseorang mengangkat tangan nya dan mengajukan pertanyaan, "Tuan, apakah kita akan meminjam teknologi Hollywood untuk memproduksi film ini?"
Remy menggelengkan kepalanya ketika mendengar pertanyaan dar karyawan tersebut.
"Karena teknologi terbatas, dan waktu yang lama akan membuang energi, jadi aku akan memperkenalkan kepada kalian teknologi yang aku buat sendiri."
Remy mulai menunjukkan software yang dia buat sekitar seminggu yang lalu berkat [Super memory.] yang dia punya, dia menyumbangkan waktunya beberapa minggu untuk belajar dan belajar.
Dan karena [Super memory.] memberikan ingatan yang super kuat, jadi di dalam otaknya, seperti banyak lembaran kertas dan buku layaknya perpustakaan.
"Dibuat sendiri? Sapa yang akan mempercayai ini?"
"Bisakah teknologi ini mengimbangi bahkan mengalahkan software Hollywood?"
"Bisakah kita membuat skalanya sempurna?"
Seperti yang diharapkan Remy, ekspresi beberapa orang menggambarkan keraguan, tapi dia mulai menjelaskan dengan sabar.
"Software yang aku buat bernama Agied Media !"
"Aku akan memperlihatkan fitur dasar dan kegunaan nya.., semuanya tiga kali lebih kuat dari software media Hollywood, dengan ini kalian bisa membuat animasi 3D dengan lancar dan hemat waktu."
Semua orang yang berada di tempat itu tertegun dan spontan merasa ragu. Sifat alami mereka untuk merasa tidak percaya, karena tidaklah mudah membuat software, apalagi sampai dikatakan mengalahkan software milik Hollywood.
Bahkan Perusahaan film top Indonesia sekalipun tidak ada yang mampu membuat software yang setara dengan perusahaan Hollywood, apalagi mengimbangi teknologi Hollywood.
Jadi kebanyakan dari mereka menyewa atau meminjam software milik tim Hollywood, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan di barat.
Software yang biasa dipakai perusahaan miliknya juga hasil menyewa dari perusahaan top di Indonesia.
Alasan tidak meminjam software milik Hollywood adalah budgetnya yang mahal, dan kartun-kartun yang dibuat perusahaan ini juga keuntungan nya semakin menurun.
...
Remy mulai mengajari cara memakai software miliknya yang berbeda dari cara yang dipakai software sebelumnya. Dan untuk memuaskan penasaran mereka, Remy juga menerima berbagai pertanyaan dan tidak menolak untuk menjelaskan.
"Ini sangat jenius, tidak, dia monster!"
"Bahkan teknologi Hollywood kalah, gila!"
"Dibuat sendiri? Ya Tuhan, padahal sebelumnya dikatakan bahwa tuan Remy hanya lulusan SMA, dan dia baru saja menjabat sebagai ketua perusahaan, tapi kejeniusan nya mengalahkanku dalam bidang programmer."
"Aku meminta maaf karena meragukannya sebelumnya!"
"Aku kira akulah katak didalam sumur."
"Ahem, aku akan menginvestasikan lima puluh m
Remy memandangi ekspresi beragam semua orang dan berkata, "Kalau kalian mempunyai pertanyaan lagi, tanyakan saja."
Semuanya mengangguk merasa antusias, satu persatu dan semakin banyak orang yang bertanya tentang software buatan nya.
Karena Remy sudah memikat hati semua karyawan perusahaan, kemungkinan projek akan berjalan dengan sangat lancar dan tidak akan menemui halangan.
Saat semuanya berdiskusi tentang software barunya, Remy mengeluarkan flash disk yang berisi gambar dan naskah film Big Hero 6.
Dia menyerahkan nya kepada Geo, mengucapkan beberapa patah kata dan pergi meninggalkan nya.
Remy memberikan waktu sekitar beberapa hari kepada tim produksi, untuk mempelajari dan membiasakan software baru yang dia buat.
Remy juga tidak tinggal diam dan hanya menatap yang lain bekerja keras. Di dalam kantornya, dia juga menggambar hal yang berkaitan dengan film yang akan di buatnya.
"Ngomong-ngomong, saat di bumi, baymax sangat digemari oleh semua kalangan umur, tingkahnya yang polos membuat semua orang merasa menggemaskan saat menonton filmnya."
"Teksturnya lembut, empuk, dan ringan. Menyentuh dan membelainya merupakan mimpi bagi para penggemar robot putih ini."
Saat sedang memikirkan suatu hal yang bagus, tiba-tiba Remy mendapat sebuah ide, yang dimana ide nya adalah membuat robot Baymax sungguhan!
Mata Remy berbinar, dengan rasa antusias nya, dia segera mengambil semua buku di rak ruangan kantor miliknya.
Entah itu buku yang berhubungan dengan masalah teknologi atau bukan, dia tetap membacanya, karena itu tidak membuat dirinya kelelahan, [Super memory.] akan mengingat semua yang dia baca hanya sekali lihat.
Dan kelebihan nya juga, tidak menguras energi untuk mengompresnya ke dalam otak nya.
Menit menit berlalu, dan jam jam berlalu...
Karena surat rekrutmen pengisi suara sudah dikirim, Silvia yang bebas sering datang ke kantor miliknya untuk mengirimkan makanan atau teh kepada Remy. Ekspresi silvia takjub melihat Remy yang membaca semua buku dari rak yang sekarang kosong.
Satu jam setelah selesai membaca semua nya, Remy masih merasa ada yang kurang. Dia masih haus akan ilmu, buku sebelumnya tidak meningkat banyak untuk hal teknologi.
Untuk membuat Ai yang super canggih sangat sulit, apalagi robot medis seperti Baymax, tidak hanya robot pelayanan, tapi juga bisa dijadikan teman baik.
Mungkin nanti Remy harus pergi ke perpustakaan kota yang mungkin akan memuaskan hasrat dirinya.
...