Semua orang terkejut dengan Gorr yang secara tiba-tiba menyeruduk Pengawal milik Ragnar. Melihat pengawal andalannya tersungkur Ragnar menjadi ketakutan, dia mencoba melihat apa yang sebenarnya terjadi. Betapa terkejutnya dia saat mengetahui ada Orc yang sedang menyerang
"O-ORC, itu Orc cepat persiapkan kudanya "
Ragnar berlari menuju kereta kudanya, dengan tergesa-gesa ia masuk kesana dan memerintahkan Kusir untuk segera melarikan diri. Kereta tersebut bergerak membawa Ragnar pergi dari desa Ursu, namun Gorr tak tinggal diam mengetahui Ragnar melarikan diri.
Gorr mencabut salah satu pohon disana, lalu dia melemparnya kearah kereta kuda yang dinaiki Ragnar. "BRAAKKKKK" Pohon tersebut jatuh didepan kereta kuda tersebut, beberapa kuda mati karena terkena lemparan pohon Gorr.
"Kau diam disana, aku tak akan membiarkanmu kabur sebelum meminta maaf pada warga desa"
Ragnar tidak bersuara sama sekali setelah melihat sebuah pohon terbang dan menutup jalannya. Ternyata dia sudah pingsan tak sadarkan diri.
Pengawal dari Ragnar terbangun, dia mencoba mengingat apa yang barusan terjadi. Dia terlempar, sebuah Orc tiba-tiba menyerangnya. Saat membuka mata dia melihat Gorr sedang membelakanginya, dari sudut pandang Si pengawal kereta kuda rombongannya sudah hancur.
Mengira rombongannya telah tewas, si pengawal dengan cepat menarik pedangnya dan menyerang Gorr. Gorr mampu menghindari serangan tersebut dan mencoba untuk menyerang balik, namun si pengawal berhasil menebas Gorr telebih dahulu. Si pengawal mundur untuk menghindari serangan lanjutan dari Gorr. Bekas luka sayatan tergamabar kini di dada Gorr,
"Seranganmu lumayan juga, sangat berbeda dengan bandit yang kemarin kulawan"
"Beraninya Kau, Jangan bandingkan aku dengan seorang bandit sialan"
Si Pengawal Kembali menyerang gorr dengan pedangnya, Kali ini serangannya bisa di hadang oleh Gorr menggunakan Kapak miliknya.
"Aku ini seorang pengawal yang di latih oleh keluarga Valskar Sialan"
Gorr mendorong pengawal tersebut dan menyerang balik dengan tandukan kepala yang membuat kepala si pengawal terluka.
"Memangnya siapa itu Valksar, aku tidak pernah mendengarnya bajingan"
Si pengawal secara singkat tidak sadarkan diri, namun dengan cepat dia Kembali kedalam pertarungan. Dengan kondisinya yang belum sadar sepenuhnya, sang pengawal mengalirkan mana ke pedangnya.
Sebuah penggunaan mana yang luar biasa, sampai sampai dari pedang yang dipegangnya terpancar aura yang kuat. Gorr terkejut dengan kejadian tersebut dia tidak pernah melihat manusia mengeluarkan mana seperti ini sebelumnya, bahkan barsmith pun tidak pernah.
Dengan mana yang besar, Si pengawal menebaskan pedangnya. Sebuah serangan yang sangat kuat mengarah menuju Gorr, sebuah serangan yang mirip dengan yang pernah dilatih oleh Gorr namun dengan daya hancur yang lebih besar. Dia tidak bisa menghindar karena jika Gorr menghindar Desa Ursu akan hancur. Tanpa pertimbangan apapun Gorr menghadang serangan tersebut dengan kapaknya.
"DUAARRRR"
Gorr berhasil menghentikan serangan tersebut walaupun, tubuh Gorr juga mengalami luka yang cukup parah. Melihat Gorr berhasil menahan serangannya Si pengawal terlihat khawatir.
"Luar biasa tidak kusangka serangan terkuatku mampu ditahan"
"Pantas rasanya sangat menyakitkan sialan"
Mereka berdua saling memandang satu sama lain, mereka berdua sedang dalam kondisi yang buruk. Si pengawal sedang kehabisan mana, sedangkan Gorr tengah mengalami luka di daerah tangannya setelah menahan serangan tadi. Si pengawal bertanya kepada Gorr
"Kau Luar Biasa, seperti yang dirumorkan Orc sangat kuat"
"Kau juga, tidak kusangka kau bisa memanfaatkan mana seperti itu. Aku Gorr si Orc terakhir, Siapa kau?"
" Patrick Kluvert"
----
Disaat Gorr dan Patrick sedang bertarung sebuah kereta kuda dengan bentuk yang lebih mewah dari sebelumnya datang mendekati Desa Ursu. Mendengar suara pertarungan yang luar biasa sang Merchant terlihat sangat bersemangat.
"Wah sebuah pertarungan besar, sepertinya kita lagi-lagi terlambat ya"
"…."
Pengawal dari Merchants tersebut nampak tidak peduli dengan perkataan tuannya. Dia sedang gelisah dengan sesuatu yang ada di desa Ursu. Sang Merchant kesal dengan sikap si pengawal dan mulai mengomel.
"Hei jangan abaikan aku sialan, jangan membuat suasana ini menjadi tegang"
"Maafkan saya tuan, saya hanya merasa bahwa sesuatu yang sedang bertarung didesa Ursa sangatlah kuat"
Merchant tersebut diam, tak lama kemudian dia terlihat bahagia.
"Wah seorang yang kuat yaaaa, apakah kali ini aku bisa memintanya sebagai pengawalku hehehehe"
Mata dari Merchant tersebut terlihat berbinar-binar, sedangkan Pengawalnya hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan majikannya. Kereta mereka berhenti sebuah pohon memblokir jalan mereka. Sang Merchant itu tersungkur dikarenakan kereta berhenti secara mendadak "GEDUBRAKK"
"Hei hati hati kalau berhenti sialan. Lagipula kenapa juga kau berhenti? Kita kan belum sampai"
"Maaf tuan tapi jalannya tertutupi oleh pohon"
Sang Merchant dan pengawalnya turun guna melihat pohon yang meghadang perjalanan mereka. Si pengawal menemukan bercak darah di salah satu titik pohon tersebut
"Hehehehe. Nampaknya tengah terjadi pertarungan yang brutal didalam sana ya"
Sang Merchant tertawa , terlihat tidak ada ketakutan sama sekali pada dirinya.
Gorr dan Pattrick saling memandang satu sama lain, menunggu gerakan dari lawannya. Nafas mereka yang mulai tersenggal menandakan bahwa stamina mereka berdua sudah mulai habis terkuras.
Ketika mereka hendak melanjutkan pertarungan , terdengar suara dari arah kereta Ragnar.
"BERHENTI!!!!! BERHENTI KALIAN SIALAN!!!!!!"
Mereka mengalihkan pandangannya kearah sumber suara, mata Patrick terbelalak ketika melihat sumber suara tersebut. Itu adalah Ragnar dia masih hidup dan sudah sadar dari pingsan.
"Sialan tidak kuduga kau mampu membuat Patrick kewalahan, takkan kubiarkan akan kugunakan senjata terakhirku"
Ragnar mengambil sesuatu dari sakunya, itu adalah sebuah bola. Ragnar menggenggam bola tersebut dan melemparkannya ketanah, sebuah asap muncul sesaat setelah bola menyentuh tanah.
Disisi lain para rombongan Merchant yang lain sedang kebingungan dengan adanya pohon ditengah jalan. Sang pengawal merasakan sesuatu dan menoleh ke arah atas dengan cepat.
"Apa yang terjadi Lucas?"
"Maaf tuan aku akan memantau kejadian ini dari atas"
Pengawal yang Bernama lucas tersebut melompat keatas pohon tersebut untuk menyaksikan hal yang terjadi di balik pohon.
Setelah Asap menghilang nampak tiga orang tengah bertengger diatas pohon, tidak ada yang tau darimana mereka berasal. Nampaknya ketiga orang tersebut datang dikarenakan asap yang mereka jadikan dinyal.
"Hei kalian para Dark Owl, Serang orc disana aku yang memanggil kalian"
"Tunjukkan buktinya"
Ragnar menunjukkan lencana perak bermotif burung hantu yang dari sakunya. Ketiga orang tersebut kini menghadap kearah Gorr. Gorr yang menyadari dirinya sedang diincar Bersiap untuk serangan yang akan mereka lakukan.
Empat melawan satu, bukanlah jumlah yang bagus . Terlebih dengan tubuhnya yang belum sepenuhnya pulih Gorr Bersiap untuk melawan semaksimal mungkin. Gorr mengankat kapaknya Kembali
"Majulah kerahkan seluruh kemampuan kalian"
Mendengar tantangan dari Orc, seseorang dari kelompok itu mulai memberikan perintah
"Habisi dia, buat dia pingsan. Dia adalah Orc kitab isa membawanya kepada yang mulia dia pasti akan sangat senang"
Para black Owl Mulai menyerang Gorr.
----
Disisi lain dari dala suatu benteng pertahanan terlihat Theo sedang berdiri menghadap medan pertempuran. Suara Pedang dan teriakan korban jelas terdengar menandakan ratusan nyawa gugur di medan perang.
Seseorang mendatangi Theo untuk melaporkan situasi di medan perang
"Lapor Komandan Theo, kondisi di medan perang sesuai dengan yang anda perkirakan. Kita berhasil menguasai 70% area medan perang, tinggal menunggu waktu kita akan memenangkan pertempuran ini"
Mendengar kabar tersebut Theo nampak tidak senang, dia terdiam sejenak memikirkan sesuatu. Dengan suara yang berat dia pun berkata
"Kita memang unggul tapi monster itu belum muncul"
Seseorang turun dari benda terbang milik pasukan lawan dari Theo, orang itu mengacak acak medan pertempuran sendirian. Dengan cepat kemengan yang awalnya digenggam oleh Theo dan pasukannya kini berbalik ke tangan musuh.
Melihat kondisi tersebut Theo Bersiap untuk terjun ke medan perang
"Saatnya meregangkan ototku"
Dari dalam benda terbang tersebut terlihat pria bertopeng memperhatikan medan pertempuran. Dari dalam benda tersebut seseorang bertanya kepadanya.
"Sungguh luar biasa, dia sendiri mampu membalikkan kondisi di medan pertempuran"
Mendengar ucapan tersebut si pria bertopeng menjawab
"Hehehehe. Jika hanya pasukan biasa dia akan menghancurkan mereka seperti semut. Aku berharap Komandan pasukan mereka turun dan berhadapan dengannya
"Kau yakin?"
"Tentu Saja"
/~~~~~~~~~/