Chereads / Journey Of The Last Orc (ID) / Chapter 18 - New Hope

Chapter 18 - New Hope

Sebuah Kehebohan terjadi di istana kerajaan Amarta, Komandan Theo seorang Prajurit yang mendapatkan julukan "Beast Of Humanity" karena keperkasaannya dalam medan, kini mengalami luka cukup parah setelah terjun ke medan perang.

 Mendengar kabar bahwa rekannya terluka, para pasukan hingga jenderal tertinggi memutuskan untuk membesuk Theo di rumah sakit. Ketika mereka membuka pintu kamar Theo, betapa terkejutnya mereka melihat Theo sudah tidak ada ditempat tidurnya. Seseorang dari mereka bertanya kepada penjaga rumah sakit

 "Dimana si bajingan itu?"

 "Maaf Komandan, kami tidak tahu. Kami baru saja melakukan pemeriksaan kepada Komandan Theo. Namun sepertinya beliau melarikan diri ketika kami membawakannya makanan"

Salah seorang itu terlihat marah, melihat rekannya tidak sanggup menahan amarah. Seorang yang sedari tadi melihat sekitar menenangkanya.

 "Sudahlah, mereka tidak pernah merawat orang seperti Theo. Aku yakin dia akan kembali besok hari"

 "Tapi kan dia sedang terluka"

 "Kubilang tenanglah"

Orang tersebut mengeluarkan aura yang sangat kuat membuat seluruh orang didalam ruangan tersebut terdiam. Sedangkan Orang itu berjalan menuju ke arah jendela.

Dari belakang seorang wanita berzirah mengikutinya

 "Dia pasti ke tempat itu bukan?"

 "Tentu saja kemana lagi bajingan tua itu akan pergi"

 "Kalau begitu kita bisa memastikan keselamatannya"

----

Di dalam Forbidden Forrest Barsmith terlihat bermain-main dengan hewan disana, di tengah keasyikannya bermain-main seorang tiba-tiba datang kearahnya dengan buru-buru. Barsmith langsung bersiap untuk menyerang

 "Theoo???"

Dia terkejut, tidak pernah dalam hidupnya dia melihat Theo terluka seperti ini semenjak perang besar antar tiga Ras terjadi. Melihat temannya terluka Barsmith bergegas membantunya dan membawanya ke rumah.

 "Sudah kubilang kan kau itu sudah tua, pensiunlah dan temani aku disini"

 "Aku ini masih bisa bertarung Sialan"

 "Lalu bagaimana kau menjelaskan luka ini?"

Mereka berdua terdiam, kemudian barsmith meracik obat dari tanaman herbal yang tumbuh di Forbidden Forrest. Setelah selesai meracik Barsmith bertanya kepada Theo.

 "Jadi, kau bertarung dengan Monster itu kan?"

 "Benar, tak kusangka dia begitu kuat"

Barsmith menghela nafas dengan berat sebelum melanjutkan percakapan tersebut

 "Jadi apa yang terjadi di medan perang?"

Theo menceritakan kondisi pertarungan tersebut.

 "Pasukan kami sempat unggul dalam pertarungan, namun sebuah objek terbang dan menjatuhkan monster itu. Kekuatan yang dia miliki sungguh mengerikan, hanya dengan dia sendiri mampu meluluhlantakkan pasukan yang kita miliki.

 Mau tidak mau aku harus turun ke medan perang, aku berhasil menghabisi seluruh pasukan mereka. Sedangkan pasukan kita berhasil dihancurkan oleh dia. Aku memerintahkan pasukan yang belum terluka untuk mundur. Dan membuat kondisi satu lawan satu"

 "Kemudian?"

 "Kami berdua bertarung, aku hampir bisa menghabisinya. Sampai pria bertopeng itu menyerangku dengan api hitam"

Mendengar Theo menyinggung tentang api hitam, barsmith teringat dengan cerita Gorr dimana Desa Arcxtala habis terbakar oleh orang yang menggunakan api berwarna hitam.

 Ditengah kesunyian tersebut Theo berkata kepada Barsmith

 "Bukankah ini waktu yang tepat untuk kembali ke medan perang?"

 "Maaf, tapi ini waktunya aku untuk beristirahat"

Disaat mereka sedang menikmati suasana hutan waktu itu, sebuah burung mendatangi mereka. Burung tersebut membawa sebuah surat, Barsmith mengambil surat tersebut.

Setelah membaca surat tersebut Barsmith terlihat sangat senang, kemudian dia berkata kepada Theo

 "Ini adalah waktu yang tepat bagi tunas baru untuk menunjukkan kemampuannya"

Theo mengambil surat yang dibaca oleh Barsmith, dia kemudian membaca surat tersebut. Surat itu berbunyi

Aku bertemu dengan seorang Orc, melihat kemampuan yamg dia miliki nampaknya kau telah melatihnya. Aku akan mengawasinya mulai sekarang

 Arubus

Setelah membaca surat tersebut Theo tertawa dengan sangat kencang.

Disisi lain lawan yang dihadapi oleh Theo sedang terbaring tak berdaya, nampaknya luka yang dia terima jauh lebih parah daripada Theo. Tak lama kemudian seseorang mendatangi Pria tersebut.

 "Sungguh memalukan, dengan semua kekuatan yang sudah kau terima dan masih terluka separang ini"

 "Diam sialan!!!, Tak kusangka Bajingan tua itu memiliki kemampuan yang luar biasa"

 "…."

 "Sudahlah, tak ada yang mengira bahwa orang itu yang akan datang bukan?"

Pria bertopeng datang untuk melerai perdebatan mereka, tanpa mengeluarkan sepatah kata orang tersebut meninggalkan mereka. Merasa bahwa kondisi sudah tenang Lawan Theo bertanya kepada pria bertopeng

 "Siapa dia?"

 "Dia adalah Lutvins seorang komandan dari kerajaan ini, rekornya sangat bagus di medan perang dan dia berharap banyak padamu"

Pria bertopeng memperhatikan luka dari rekannya, sungguh sebuah luka yang parah. Menunjukkan seberapa mengerikan Theo saat bertarung.

 "Jangan terlalu berkecil hati, lawanmu tadi adalah Theodore Stronghold mantan jenderal tertinggi kerjaan Amarta. Dulu hanya bangsa Orc yang bisa menggores tubuhnya"

 "Diamlah!!, ini semua karena aku masih terlalu lemah"

----

 "Berapa lama lagi kita akan berjalan, aku lelah bangsat"

Gorr terlihat kelelahan karena telah lama mengikuti kereta dari Arubus dalam jarak yang lumayan jauh. Selain Gorr kuda dari rombongan mereka juga nampak sudah kelelahan.

 "Hmmm? Baiklah mari kita beristirahat disini"

Arubus yang menyadari kudanya sudah kelelahan memutuskan untuk beristirahat di sana. Melihat hari yang sudah mulai gelap mereka juga memutuskan untuk berkemah disana untuk malam ini.

Gorr mengumpulkan kayu bakar, sedangkan Arubus menyiapkan bahan makanan dan kuali yang digunakan untuk memasak. Ketika sudah siap Gorr ingin menyalakan api dengan menggosokkan kedua kayu, melihat hal tersebut Arubus menertawai Gorr.

 "Hahahahaha apa-apaan kau ini? apa semua Orc memang bodoh ya?"

 "Sialan!! Apa maksudmu? Bagaimana lagi cara menyalakan api"

Arubus mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya, dia menunjukkan benda tersebut kepada Gorr.

 "Lihatlah keajabian manusia"

"WOOOOOFF"

Kobaran api keluar dari kotak tersebut menuju ke kayu bakar, dalam sekejap mata api unggun mereka menyala. Gorr terkagum melihat alat yang dimiliki oleh Arubus

 "Wah benda apa itu, bagaimana mungkin sebuah kotak bisa mengeluarkan api?"

 "Hehehe konsep kerja benda ini hampir sama seperti kalungmu, benda ini menyimpan mana lalu saat ditekan akan mengeluarkan magic api"

 "Apa orang itu juga yang membuatnya?"

 "Benar sekali"

Bulan sudah naik memberikan penerangan kepada dunia di malam hari, Gorr bersama Rombongan Arubus menyantap makanan yang disiapkan oleh kusir Arubus.

Seperti biasa Gorr sangat menikmati masakan dari umat manusia yang penuh dengan cita rasa. Selesai makan malam, setiap orang melakukan kegiatan mereka masing-masing.

Arubus masuk kedalam kereta dan melarang siapapun untuk masuk hingga dia keluar. Sang kusir membereskan sisa makanan mereka, Lucas pergi kedalam hutan sedangkan Gorr hanya akan berjaga disekitar sana.

Dikarenakan dia merasa bosan, Gorr mengikuti Lucas masuk kedalam Hutan.

Disamping danau yang indah Gorr melihat Lucas sedang berlatih, Lucas menendang sebuah pohon lalu melakukan sebuah tebasan yang memotong seluruh daun yang terjatuh dari pohon tersebut.

Melihat hal yang sangat menakjubkan Gorr mendekati Lucas

 "Sebuah serangan yang luar biasa, apa kau sedang berlatih?"

Lucas sangat terkejut dengan kedatangan Gorr, dia mengira ada seseorang yang sedang mengintainya. Mengetahui itu hanyalah Gorr Lucas merasa lega dan menjawab

 "Aku sedang menyempurnakan teknikku"

 "Seranganmu sudah terlihat sangat sempurna"

 "Masih belum, aku masih belum menyempurnakan kemampuanku"

Suasana menjadi canggung dikarenakan Gorr tidak menjawab apapun perkataan dari Lucas. Guna mencairkan suasana Lucas bertanya kepada Gorr

 "Apakah kau tidak berlatih?"

 "Oh iya, melihatmu berlatih membuatku ingin melakukan latihan juga"

Gorr mengarah ke sebuah bebatuan yang ada disekitar danau. Gorr mengangkat salah satu batu besar disana dan melakukan latihan fisik seperti yang biasa dia lakukan.

Lucas sangat terkejut dengan cara latihan yang dilakukan oleh Gorr

 "Apa yang sedang kau lakukan?"

 "Berlatih sialan, Orc tidak bisa menggunakan mana jadi aku harus memaksimalkan kekuatan fisik yang kumiliki"

Lucas hanya tercengang melihat cara latihan dari Gorr. Mereka berdua telah menyelesaikan latihan pribadi masing masing. Gorr bertanya kepada lucas

 "Kenapa kau berlatih begitu keras Lucas?"

 "Mendapatkan uang untuk menghidupi adik-adikku, dengan menjadi semakin kuat maka namaku akan terkenal dan bisa jadi aku di panggil oleh kerajaan"

 "….."

 "Kau sendiri? Kenapa kau berkelana? Sudah lama tidak ada Orc yang muncul ke dunia manusia"

 "Untuk membalaskan dendam"

Suasana canggung kembali menyelimuti mereka. Gorr yang menyadari dia sudah membuat suasana menjadi canggung mulai mencarikan suasana

 "Omong-omong, orang dari Dark Owl kemarin lumayan juga ya"

 "Mereka? Mereka hanyalah bawahan masih ada orang yang lebih kuat?"

 "Benarkah? Pantas saja mereka sangat terkenal"

 "Tapi kelompok Dark Owl bukanlah yang terbaik"

Mendengar perkataan Lucas Gorr menjadi sangat terkejut dengan perkataan Lucas

 "Apa? Mereka bukan yang terkuat?"

 "Ada kelompok lain, mereka disebut Exkhaban"

 "Exkhaban?"

 "Kelompok bayaran terbaik didunia ini, rumor mengatakan jumlah mereka hanyalah delapan orang. Tapi cukup mereka berdelapan sudah bisa menghancurkan apapun"

Gorr sangat tertarik dengan penjelasan dari Lucas, dia bahkan tidak bergeming sedikitpun dari tempatnya. Lucas melanjutkan penjelasanya

 "Tapi mereka tidak serta merta menerima seluruh pekerjaan"

 "Lalu siapa saja anggota dari Exkhaban?"

 "Tidak ada yang tahu"

Mereka berdua menatap danau yang memantulkan bayangan bulan. Tiba-tiba seekor Crocosart menyerang mereka dari dalam air. Gorr berhasil menahan mulut hewan tersebut dengan tangannnya sedangkan Lucas menebasnya menjadi dua.

Selesai menyelesaikan urusan dengan Crocosart Lucas kembali berkata

 "Tapi ada rumor bahwa orang itu adalah salah satu anggota Exhaban"

 "Siapa?"

 "Sang pendekar pedang terkuat. The Man Above Heaven. Skardal Amashura"

 

/~~~~~~~/