Gorr membuka matanya, suasana yang sangat berbeda dari hari hari sebelumnya ,ia bermalam di sebuah desa yang dihuni oleh ras manusia. Tidak ada suara erangan basor yang selalu dia dengar, hanya ada kicauan burung dan suara warga desa yang sedang bercengkrama.Para penjahat yang telah Gorr kalahkan kini terikat disuatu tempat, penduduk desa berencana akan menyerahkan mereka kepada para Merchant. Gorr beranjak dari tempat ia tidur, seorang anak kecil berlari kearanya sambil membawa sebuah kayu menyerupai kapak
"Hei, Gorr lihatlah kapakku ini"
"Itu hanyalah kayu, apa kau bisa menebas sesuatu dengan bend aitu"
"Diamlah, lihat ini"
Anak kecil itu memukul Kayu tak jauh dari posisinya menggunakan kapak kayu tersebut. Namun tidak ada apapun yang terjadi, Gorr tertawa melihat apa yang dilakukan anak itu. Anak tersebut mengoceh kepada Gorr karena Gorr telah menertawakannya.
"Roven benda yang kau buat tidak akan membantumu untuk menjadi sepertiku, Kemarilah aku buatkan kapak untukmu"
Gorr memecah sebuah batu dan membuatkan anak kecil Bernama Roven tersebut sebuah kapak dengan ukuran yang kecil. Roven sangat gembira menerima kapak yang dibuat oleh Gorr.
"Dengan benda itu kau bisa Latihan dengan benar"
"Waaaaahh, terima kasih Gorr, kau yang terbaik"
"Tapi angan menggunakan kapak itu untuk menyerang warga desa "
Roven mengangguk dan langsung berlari kerumahnya untuk menunjukkan kapak yang baru saja dia dapatkan. Gorr mulai berjalan-jalan mengintari desa, seluruh warga desa menyapanya dengan hangat, Gorr sangat ingin untuk tinggal lama di desa Ursu namun dia harus melanjutkan perjalanannya sesegera mungkin.
Ditengan perjalanannya Gorr melihat Julia sedang berada di sebuah bangunan sedang fokus melakukan sesuatu, karena penasaran Gorr pun mendekati Julia.
"Hei Julia, apa yang kau lakukan? Tempa napa ini?"
"Oh pagi Gorr, aku sedang menghitung banyaknya barang yang kita punya. Tak lama lagi akan ada banyak Merchant yang datang, kita akan menjual kemereka barang barang yang mereka minta nantinya".
"Apa itu Merchant?"
"Mereka adalah orang yang memiliki banyak barang untuk dikelola, mereka sering berpindah tempat guna mendapatkan dan menjual barang".
Gorr hanya mengangguk mendengar penjelasan dari Julia, belum selesai Julia mencatat barang di bangunan tersebut Gorr berpamitan untuk pergi. Kali ini Gorr akan pergi mencari beberapa batang kayu yang akan digunakan untuk membangun rumah yang sudah dia robohkan kemarin.
Gorr masuk kedalam hutan, dia mencari kayu yang sering digunakan Barsmith untuk membuat tongkat dan pagar. Gorr yang berulang kali terkena serangan dari tongkat tersebut merasa bahwa kayu dari tongkat tersebut merupakan kayu yang sangat kokoh.
Gorr Terus mencari kedalam hutan, dia mendapat hadangan dari seekor Tigress namun hanya dengan sekali pukulan dari Gorr Tigress tersebut tak sadarkan diri. Setelah cukup lama mencari Gorr akhirnya berhasil menemukan kayu tersebut, Gorr mencabut dua buah pohon kayu tersebut dan membawanya ke desa. Tak lupa Gorr mengikat Tigress yang menyerangnya ke pohon kayu tersebut.
Sesampainya didesa seluruh warga desa sangat terkejut dengan apa yang dibawa oleh Gorr. Julia yang baru selesai melakukan tugasnya pun ikut terkejut dikarenakan tiba-tiba ada Tigress yang tergeletak ditengah desa. Disamping itu terlihat ada kermaian terjadi di desa tersebut, Julia berlari mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini. Mata Julia terbelalak setelah melihat dua batang pohon tergeletak didepan gerbang masuk Desa, bukan pohon biasa itu adalah pohon klati. Sebuah pohon langka yang memiliki kualitas kayu yang luar biasa, harga pohon ini sangatlah mahal.
"Gorr apa kau yang membawa ini?"
"Oh Julia, benar sekali. Aku ingin mencari kayu yang kuat untuk rumah warga desa, dan aku teringat kalau dulu aku sering dipukuli dengan kayu ini jadi aku cari saja didalam hutan"
"Di dalam hutan? Maksudmu Forbidden Forrest?"
Gorr mengangguk, seluruh warga terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Gorr. Bagi warga desa Ursu memasuki Kawasan Forbidden Forrest merupakan hal yang sangat dilarang, ini dikarenakan didalam hutan tersebut banyak terdapat makhluk-makhluk mengerikan yang bisa menyerang kapan saja.
Hal ini sungguh berbeda bagi Gorr yang sejak kecil tinggal di dalam Forbidden forest dan berlatih selama tiga bulan disana. Ketakutan kepada monster dan mahkluk buas tidak ada pada diri Gorr. Gorr memegang kayu yang dia bawa
"Jadi kapan kita akan membangun rumah"
"Kita tidak akan membangun rumah dengan kayu itu, sialan"Seluruh warga desa menjawab bersamaan
----
Disaat yang sama sebuah kereta kuda sedang bergerak menuju suatu tempat, di dalam kereta tersebut duduk seorang yang memakai jubah berkilauan dan seorang yang menggunakan zirah dan memegang sebuah pedang. Mereka adalah rombongan Merchant yang sedang bergerak menuju desa Ursu.
Ditengah perjalanan itu sang Merchant terlihat kesal dan bertanya
"Masih berapa lama kita akan sampai? Kenapa lama sekali"
Suara itu sangatlah berisik sehingga membuat orang disekitarnya sakit kepala setiap kali dia mengoceh. Dengan menahan telinganya yang sakit Kusir menjawab
"Kemungkinan besok pagi kita sudah sampai"
"Besok pagi? Aku tidak bisa menunggu selama itu"
Sang pendekar pedang disampinya yang dari tadi diam mendengarkan ocehan majikannya kini membuka mulurnya
"Maaf atas kelancangan saya,tapi apa yang dimiliki desa tersebut sehingga kita yang harus pertama datang kesana tuan"
"Kau tidak tahu….? Disana hidup seorang bidadari yang sangat cantik, kalau kita berhasil sampai terlebih dahulu aku bisa memborong barang mereka dan membuatnya jatuh hati padaku"
"Kalau dia masih menolak?"
"Karena orng itu sudah tidak ada Kita akan menggunakan cara kekerasan"
Sang pendekar hanya diam melihat tuannya yang tersenyum lebar, Dia adalah seorang Merchant yang menyukai Julia sejak lama. Namun Julia sama sekali tidak memiliki ketertarikan padanya, Merchant tersebut sangat jelek dan tua oleh karena itu Julia malah merasa jijik kepadanya.
Merchant sialan tersebut sering menggunakan kekerasan untuk memaksa Julia menikahinya, namun kakak Julia Joseph selalu disana untuk melindunginya. Baru beberapa bulan yang lalu Joseph mendapatkan panggilan untuk mengikuti perang, karena Joseph sudah tidak ada Si Merchant sangat percaya diri bisa membawa Julia tak lama lagi. Tawa jahat dari Merchant tersebut menggema hingga cakrawala.
----
Hari sudah berganti menjadi malam hari, seperti biasa Gorr sedang duduk dipondok sambil mengamati bintang-bintang di langit Desa Ursa.Para warga desa tidak membangun rumah dengan kayu yang dibawa oleh Gorr. Mereka memilih untuk menjual kayu tersebut dikarenaka harganya yang sangat mahal.
Ditengah kesendirian dari Gorr, Kakek Julia datang mendekati Gorr
"Sedang menikmati malam?"
Gorr sedikit terkejut dengan kedatangan kakek Julia yang mendadak, Gorr tidak menjawab dan melanjutkan lamunannya.
"Kau membawa barang yang luar biasa, tidak mungkin bagi kami mendapatkan Tigress kau tau"
"Apakah daging Tigress mahal?"
"Bukan dagingnya, Kulit Tigress memiliki nilai jual yang tinggi. Benda itu mengandung mana yang bisa digunakan untuk pakaian Mage dan sebagainya"
"Apa lagi maksudnya itu?"
"Hahahahaha kau boleh tanyakan itu pada Merchant yang datang sebentar lagi"
Setelah perkataan kakek Julia mereka berdua hanyut akan keindahan langit desa Ursa pada malam itu, tak lama mereka berdua memutuskan untuk tidur.
Suasana hari itu sedikit berbeda dari sebelumnya, Julia meminta Gorr untuk memotong Pohon Klati yang dia bawa kemarin menjadi potongan yang lebih kecil. Gorr membelah pohon tersebut dengan tangan kosong, dia takut kalau menggunakan kapak dia malah akan menghancurkan pohon tersebut. Disisi lain para warga menjemur Kulit Tigress yang sudah dicuci, hasil penjualan mereka kali ini akan sangat luar biasa.
Suara kereta kuda terdengar dari arah pintu masuk desa Ursa, seorang merchant telah datang para warga desa berbondong bondong melihat siapa merchant yang mendatangi mereka kali ini. Julia dan kakeknya berdiri di barisan paling depan untuk menyambut Merchant yang datang. Sedangkan Gorr bersembunyi supaya si Merchant tidak lari ketakutan ketika melihat Orc.
Kereta tersebut berhenti, seorang Merchant turun dari kereta itu adalah Ragnar Valskar seorang Merchant hidung belang yang selalu meminta Julia untuk menikahinya. Raut muka Julia menjadi marah,
"(apa lagi yang akan dilakukan Bajingan tua ini dahulu kakak masih disini sekarang dia pasti ingin melakukan hal yang semena mena)"
Begitulah isi hati dari Julia, tak lama setelah Ragnar turun seorang ksatria penjaga Ragnar juga turun. Dia membawa pedang dan memakai zirah besi di badannya. Mereka berdua berjalan menuju kearah kerumununan. Kakek Julia menyambut kedatangan mereka berdua.
"Hormat saya Tuan Ragnar, saya ucapkan selamat datang ke desa Ursu mari saya antar anda ke dalam supaya anda bisa melihat barang yang kami punya"
"Tidak perlu"
Semua orang terkejut dengan jawaban yang dilontarkan oleh orang kaya tersebut, tak lama kemudian ragnar melanjutkan perkataanya
"Aku akan membeli seluruh barang yang kalian punya, asalkan Julia mau menikah denganku"
Mendengar hal tersebut Julia tidak kuasa menahan amarahnya
"Tidak mau, siapa gadis yang sudi menikahi bajingan tua sepertimu Ragnar Valskar. Kau sendiri adalah aib bagi keluargamu"
"Oh jadi begitu…"
Ragnar memberikan Isyarat, sang penjaga menarik pedangnya. Dengan satu ayunan sebuah pohon tumbang, dan ia mengayunkannya lagi kearah Julia dan kakenya. Sebuah bekas sayatan pedang terpampang dibawah tanah, ia hanya menggertak namun jika hal ini masih berlanjut selanjutnya adalah mereka yang tertebas.
"Jika kau menolak lagi, maka target selanjutnya adalahwarga desa. Apa kau berubah Pikiran Julia?"
Suasana menjadi hening, ditengah keheningan tersebut tanah bergetar secara tiba tiba. Ragnar panik dengan sesuatu yang akan terjadi, namun disaat yang sama Julia malah tersenyum dan berkata
"Aku tidak berubah pikiran, karena desa ini memiliki pelindung"
Sebuah Batu terbang menuju kepala penjaga dari Ragnar, dia berhasil menghindari batu tersebut. Tak lama Gorr menggunakan tinjunya, dengan pedang yang dia miliki Sang penjaga berhasil menangkisnya walau terlempar. Dengan penuh percaya diri Gorr berkata
"Kalau kau merasa kuat, kenapa tidak kau hunuskan pedangmu ke orang kuat juga"