Di balkon kamarnya, kevin sedang duduk disofa empuk berwarna abu-abu sambil melihat langit yang biru, ia masih memikirkan kejadian tadi yang sudah memegang tangan anak sekolah itu dengan kuat dan dalam pikirannya ia masih terbayang-bayang wajah anak sekolah itu entah kenapa jantungnya masih berdebar dengan kencang memikirkan anak sekolah itu, apakah ini namanya cinta. sudah bertahun-tahun lamanya ia tidak pernah memikirkan wanita, baru pertama kali ini ia memandang wajah wanita sampai jantungnya berdebar dengan kencang.
Sudah satu jam ia masih duduk disofa balkon kamarnya sambil melihat langit yang biru dan masih memikirkan anak sekolah itu.
Disisi lain vino, varo dan bi yanti masih sibuk bercerita tentang tuannya di halaman belakang.
"Sudah dulu ya, bibi mau ke dapur. bibi mau menyiapkan makanan untuk tuan nanti dia mau makan," ucap bi yanti sambil berdiri.
"Iya bi." balas vino dan varo.
Lalu bi yanti berjalan ke dapur, sedangkan vino dan varo masih terus bercerita tentang tuannya. bi yanti pun terus berjalan ke dapur dan akhirnya ia sudah sampai di dapur, ia pun melanjutkan memasak yang tadi tertunda gara-gara varo mengajaknya ke halaman belakang. beberapa menit kemudian setelah selesai memasak kemudian ia menyusun makanan di meja makan dan setelah selesai menyusun makanan di meja makan lalu ia berjalan ke atas ke kamar tuannya, ia terus berjalan menaiki setiap anak tangga ke kamar tuannya dan akhirnya ia sudah sampai di depan pintu kamar tuannya yang terbuka lebar, matanya tertuju ke arah tuannya yang lagi duduk disofa balkon kamarnya sambil melihat langit, ia pun langsung masuk ke dalam kamar tuannya dan berjalan menghampiri tuannya yang lagi duduk di sofa.
"Tuan kevin." panggil bi yanti yang telah di belakang kevin.
Kevin menyadari bahwa ada yang memanggilnya di belakang dengan cepat ia melihat ke belakang lalu ia berdiri dan berjalan menghampiri bi yanti yang di belakangnya.
"Ada apa bi?" tanya kevin yang telah di depan bi yanti.
"Ayo tuan makan, bibi sudah menyiapkan makanan di meja makan," jawab bi yanti dengan lembut.
Kevin pun mengangguk, "Iya bi, nanti saya makan."
"Iya sudah, bibi permisi ke dapur dulu ya tuan," ucap bi yanti yang hendak berjalan.
"Tunggu bi, mana vino bi?" tanya kevin yang membuat bi yanti tidak jadi berjalan.
"Di halaman belakang tuan sama varo." jawab bi yanti.
"Ayo bi, barengan saja ke bawah saya juga mau memanggil vino di halaman belakang," ujar kevin.
"Iya tuan." balas bi yanti. lalu kevin dan bi yanti pun turun bersama ke bawah.
"Vinooo" panggil kevin dengan keras sambil berjalan turun ke bawah.
"Permisi tuan bibi duluan ya ke dapur." ucap bi yanti dengan permisi melewati tuannya berjalan.
"Iya bi." ujar kevin.
Vino mendengar bahwa tuannya memanggilnya, ia pun langsung bergegas masuk ke dalam rumah meninggalkan varo yang masih duduk di halaman belakang.
"Iya tuan." kini vino telah di depan kevin.
"Ayo ke ruangan saya, ada yang mau saya bicarakan kepadamu," jawab kevin. lalu ia berjalan ke ruangannya dan vino pun ikut tuannya berjalan ke ruangannya.
Ruangannya lumayan luas dan dihiasi cat dinding warna hitam dan putih, ruangan itu adalah ruangan pribadi sekaligus ruangan tempat ia bekerja banyak berkas dan dokumen penting untuk perusahaannya, foto-fotonya dan foto kedua orangtuanya jadi hanya dia saja bisa masuk ke dalam ruangannya sedangkan vino dan yang lain tidak diizinkannya masuk ke ruangannya kecuali ada kepentingan penting dan sudah diizinkannya baru vino dan yang lainnya boleh masuk ke ruangannya.
Kevin dan vino sudah sampai di depan pintu ruangan tersebut kemudian kevin membuka pintu ruangannya dan mempersilakan vino masuk ke dalam.
Setelah masuk ke dalam, kevin pun mengajak vino duduk di sampingnya. "Ayo vino duduk di sini."
"Iya tuan." ucap vino sambil berjalan menghampiri tuannya yang lagi duduk disofa, vino pun langsung duduk di samping tuannya.
"Vino, saya ada tugas untukmu," kevin langsung mengatakannya.
"Tugas? tugas apa tuan?" tanya vino yang tidak tahu sama sekali maksud tuannya.
"Tugasnya adalah menjadi mata-mata yang sudah saya pegang tangannya." jawab kevin.
"Anak sekolah itunya tuan?" tanya vino ragu apakah yang dimaksud tuannya itu adalah anak sekolah itu atau bukan.
"Iya. kamu ikuti anak itu di belakangnya saja disaat ia pulang sekolah sampai dapat informasi tentang anak itu dari alamat rumahnya, namanya, dan nama kedua orangtuanya, tapi ingat kamu harus hati-hati jangan sampai ketahuan kalau kamu mata-mata dia," jawab kevin.
Vino pun mengangguk, "Baik Tuan."
"Good luck, mulai besok kamu menjadi mata-mata anak itu," ucap kevin sambil memegang bahu vino.
Vino hanya mengangguk saja dan setelah itu ia permisi ke tuannya, "Saya permisi keluar ya tuan."
"Iya silakan." balas kevin.
Kemudian vino berjalan dengan pelan menuju pintu ruangan tuannya disaat ia masih berjalan dalam pikiran dan hatinya bertanya-bertanya, "apa maksud tuan kenapa dia menyuruhku menjadi mata-mata anak itu agar bisa mendapatkan informasi tentang anak itu ini sangat aneh?" lalu ia berjalan dengan cepat dan keluar dari ruangan tuannya.
🌺🌺🌺
Khayra dan selvi sudah sampai di depan rumah khayra lalu khayra pun turun dari motor selvi.
"Khayra aku pulang dulu ya, ibuku sudah telepon katanya cepatlah pulang," ujar selvi yang sangat buru-buru mau pulang.
"Tapi kata kamu tadi mau belajar bersama di rumahku kok kamu mau pulang vi?" tanya khayra yang sangat bingung dengan temannya itu.
"Ini kan masih hari selasa, hari sabtu saja kita belajar bersamanya. ya sudah ya, aku buru-buru mau pulang ke rumah, dadahhhh khayra ketemu besok," jawab selvi sambil menyalakan motornya.
"Iya vi, hati-hati ya," ucap khayra sambil tersenyum ke selvi.
Selvi pun mengangguk dan ia langsung pergi sementara khayra masih berdiri melihat teman yang telah pergi kemudian ia melepaskan sepatunya dan membawa sepatunya lalu ia masuk ke dalam rumahnya.
"Assalamualaikum, ayah ibu," ucap khayra sambil menutup pintu rumahnya dan menaruh sepatunya di rak sepatu.
"Waalaikumsalam." balas kedua orangtuanya dari ruang meja makan.
Lalu khayra pun berjalan ke ruang meja makan, sesampainya di ruang meja makan ia sudah melihat ayah dan ibunya sedang makan siang.
"Ayo nak makan." ucap ayahnya dikala melihat khayra sudah pulang.
"Khayra mau ganti pakaian dulu ya yah." ujar khayra.
Ayahnya hanya mengangguk saja mendengar perkataan khayra.
Khayra pun berjalan ke kamarnya. sesampainya di kamar, khayra melepaskan tasnya dan menaruh tasnya disamping kasurnya kemudian ia mengganti seragam sekolahnya ke pakaian, rok dan jilbab yang dipakai sehari-harinya setelah selesai ia memakai pakaian, rok dan jilbab yang dipakai sehari-harinya yaitu kaos lengan panjang warna pink, rok panjang warna hitam dan jilbab instan warna hitam lalu ia menggantungkan seragam sekolahnya dilemari setelah selesai semuanya lalu ia keluar dari kamarnya dan berjalan ke ruang meja makan.
Sesampainya di ruang meja makan, khayra pun langsung duduk di samping ibunya lalu ia mengambil makanan kemudian ia membaca doa makan dan ia mulai menyantap makanannya.
"Ayah ibu, khayra senin depan ujian akhir semester," ucap khayra di sela-sela makan.
"Iya nak, kamu belajar yang rajin ya sayang," ucap ibunya sambil tersenyum dan mengelus kepala anaknya.
"Iya bu." balas khayra yang ikut juga tersenyum ke ibunya.