Chereads / Warhammer 40K: Adeptus Custodes from Another World(Indonesia Version) / Chapter 31 - The Adamnadula Crusade(Chapter 6)

Chapter 31 - The Adamnadula Crusade(Chapter 6)

"Di sini High Marshal Helbrech dari Black Templar Chapter. Kami sudah mengamankan Landing Zone sekaligus Staging Point agar kita bisa memulai pembebasan dunia ini," suara Chapter Master Helbrech menggema di seluruh ruang kendali, memberi kabar yang ditunggu-tunggu oleh semua yang hadir.

Dante mengangguk perlahan, matanya terpaku pada holo-peta yang menunjukkan Vacoris II. "Sepertinya sudah dimulai.... Chapter Master Kyoshiro," katanya dengan nada yang lebih tegas.

"Tenang," balas Chapter Master Kyoshiro, suaranya penuh keyakinan. "2nd Company dan 1st Company sudah siap. Kami hanya menunggu aba-aba."

Dante tersenyum tipis, merasakan semangat perang yang semakin memuncak di antara para pemimpin perang yang hadir. "Kalau begitu, kita akan bertemu di medan perang," kata Lord Guilliman, sebelum memutuskan koneksi secara tiba-tiba, mengakhiri pertemuan virtual tersebut.

Dante memandang layar holo yang perlahan meredup, lalu berdiri tegak. "Semua... kalau begitu kita bersiap," katanya dengan nada komando yang kuat.

Satu per satu, Chapter Masters yang tersisa memutuskan koneksi mereka, menandakan bahwa mereka semua sekarang fokus pada pertempuran yang akan datang.

Dante bersama Valorach, Kesh, Allarach dan Alexander menuju ke hangar dan naik Thunderhawk diikuti oleh Chapter Master Kyoshiro. Thunderhawk tersebut segera terbang dari hangar dan segera menuju ke lokasi yang sudah diamankan oleh Black Templar Chapter.

Sementara itu, di lokasi terpencil di Valcoris II, suasana tegang menyelimuti ruangan gelap di mana ritual Chaos sedang berlangsung. Cahaya yang berasal dari lilin-lilin ungu dan biru berpendar di dinding, memperlihatkan empat Sorcerer dari Thousand Sons yang berdiri dalam lingkaran ritual, saling bertukar pandangan penuh kekhawatiran.

Dalam sekejap, kabut merah muncul dari tengah lingkaran, dan sosok besar yang menakutkan terbentuk di dalamnya. Magnus the Red, Primarch pengkhianat dari Thousand Sons, menampakkan diri dengan aura kemarahan yang jelas terlihat. Matanya yang menyala merah menyapu ruangan, sementara sayap besarnya membentang, memancarkan energi warp yang luar biasa kuat.

"Victorium telah sepenuhnya direbut oleh Imperium of Mankind," kata Magnus, suaranya dalam dan penuh kemarahan.

Aura psikik yang terpancar dari dirinya membuat seluruh ruangan bergetar, dan bahkan para Sorcerer merasa takut.

Magnus tampak sangat khawatir sekaligus marah, wajahnya menunjukkan kekecewaan mendalam atas kekalahan yang tak terduga ini.

Keempat Sorcerer yang tersisa, dengan helm ikonik berhiaskan rune-rune warp, berdiri dalam keheningan yang mencekam, masing-masing takut untuk berbicara. Mereka tahu Magnus tidak akan menerima alasan apa pun untuk kegagalan ini.

"Ayah, aku dengar bahwa diantara mereka bersama dengan pasukan khusus yang dipimpin sebuah squad Custodes dan senjata dari sang Cutodes tersebut sepertinya bukan senjata biasa." kata salah satu sorcerer,

"Custodes? Berarti...." kata Magnus,

"Kemungkinan besar Primarch Guilliman juga berada di medan perang." kata sorcerer lain.

Magnus terdiam sejenak, matanya menyala merah sementara pikirannya menyelami kedalaman Warp. Bisikan dari dimensi kekacauan itu begitu kuat, membawa informasi yang berharga tentang musuh yang mereka hadapi. Di balik aliran energi dan bayangan, Magnus mulai melihat gambaran yang lebih jelas—sebuah Shield Host Captain yang memimpin pasukan Custodes khusus.

Sosok Shield Host Captain itu tampak seperti bayangan yang tak tersentuh, melangkah dengan tenang melalui medan perang yang diliputi kehancuran. Taktik yang diterapkan oleh Custodes ini sangat tidak biasa. Gerakannya presisi, penuh perhitungan, dan hampir tak terduga, bahkan untuk Magnus yang telah ribuan tahun menghadapi perang di segala bentuknya.

Setiap langkah dan keputusan Shield Host Captain itu meninggalkan jejak yang berbeda. Bahkan para Daemon yang terikat pada dimensi fisik dapat merasakan sesuatu yang aneh dari kehadirannya. Tubuh-tubuh daemon yang seharusnya tak terpengaruh oleh kekuatan manusia, merasakan ketakutan yang tidak wajar setiap kali mereka mendekati Custodes tersebut.

Magnus semakin penasaran, berusaha menelusuri lebih dalam melalui Warp untuk mengetahui siapa sebenarnya Shield Host Captain itu. Namun, semakin ia mendekat, semakin kabur sosok tersebut, seolah ada kekuatan lain yang melindungi identitasnya. Magnus mendorong kekuatan warp-nya lebih dalam, mencoba menembus tirai misteri yang mengelilingi Custodes itu.

Lalu, tanpa peringatan, mata Shield Host Captain itu menoleh. Bukan sekadar memandang, tetapi langsung menatap Magnus di kedalaman Warp. Tatapan itu menusuk ke dalam jiwa Magnus, sesuatu yang tidak pernah dia rasakan dari seorang manusia.

Sebelum Magnus sempat bereaksi, serangan tiba-tiba datang. Shield Host Captain itu tidak hanya menyadari kehadiran Magnus di Warp, tetapi juga berani menyerangnya langsung. Dalam satu gerakan cepat, Shield Host Captain itu melesat melalui aliran warp, mengayunkan senjatanya yang berkilau dengan kekuatan yang menyaingi kekuatan warp itu sendiri.

Magnus terkejut, dia nyaris tidak percaya bahwa seorang manusia, bahkan Custodes, bisa melakukan ini. Di dalam Warp, hanya entitas-entitas kuat seperti daemon dan para dewa Chaos yang memiliki kekuatan untuk melawan makhluk seperti dia. Namun, sekarang, seorang manusia tengah berhadapan dengannya, menyerang dengan keberanian yang hanya dimiliki oleh makhluk yang benar-benar menguasai medan perang.

Energi dari serangan Shield itu bergetar di sekitar Magnus. Dengan gerakan cepat, Magnus mengangkat tangannya, membentuk perisai psionik untuk menahan serangan. Ledakan energi mental menghantam perisai tersebut, tetapi Magnus mampu bertahan. Meski demikian, dia tahu ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar serangan fisik dalam tindakan Custodes itu—sesuatu yang mengganggu kestabilan warp di sekitarnya.

Magnus membuka matanya perlahan, dan setitik keringat muncul di wajahnya—sesuatu yang sangat jarang terjadi pada makhluk sebesar dirinya. Para Sorcerer yang berdiri di sekelilingnya dengan segera menyadari bahwa Primarch mereka, yang biasanya tak tergoyahkan, tampak tertekan. Mereka saling bertukar pandangan, sadar bahwa ada sesuatu yang jauh lebih mengerikan yang baru saja disaksikan oleh Magnus.

Dalam hati, Magnus terombang-ambing oleh ketakutan dan kebingungan. Seumur hidupnya, ia telah menghadapi berbagai makhluk dalam Warp—dari Daemon biasa hingga Greater Daemon yang paling menakutkan—namun, apa yang baru saja dilihatnya melampaui segala pemahaman. Sosok Custodes itu, dengan aura misterius dan kekuatan yang tidak bisa dijelaskan, telah mengguncang keyakinannya. Magnus tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dia hadapi, dan ketidakpastian itu mengerikan baginya.

Di saat yang sama ketika Magnus mencoba mencari tahu siapa dirinya, di luar sana, Dante yang berada di atas kapal Thunderhawk, merasakan ada sesuatu yang aneh. Dari dalam helmnya, Dante merasakan pandangan tak kasatmata yang mencoba menyusup ke pikirannya, berusaha mencari tahu lebih banyak tentang siapa dirinya. Senyum tipis yang mengerikan muncul di bibir Dante, tanda bahwa dia menyadari apa yang sedang terjadi. Sebagai seorang Custodes, Dante sudah terbiasa dengan berbagai bentuk intrusi psionik dan taktik mental, namun kali ini, dia merasa ada sesuatu yang berbeda.

Dengan tenang, Dante melihat ke arah luar angkasa, seolah-olah menatap langsung ke arah Magnus yang berada jauh di dalam Warp. Meskipun tak terlihat oleh mata biasa, Dante bisa merasakan kehadiran sosok raksasa yang mencoba merasuk ke dalam identitasnya. Dengan ketenangan seorang prajurit yang sudah ribuan kali menghadapi pertempuran, Dante memainkan sebuah trik mental yang rumit.

Dia mulai mengatur ulang energinya, memperlambat denyut nadinya dan menahan napasnya sejenak. Perlahan-lahan, Dante memanipulasi sinergi energi psioniknya, membuatnya tampak kacau dan tidak stabil bagi siapa pun yang mencoba mendeteksinya. Ini adalah teknik tingkat tinggi yang hanya dimiliki oleh para Custodes, kemampuan untuk mengaburkan kehadiran diri mereka bahkan dari mata psionik.

Ketika Dante menoleh, para Space Marine di sekitarnya, termasuk Kesh dan Allarach, memandangnya dengan kebingungan. Mereka merasa ada sesuatu yang aneh, namun tidak bisa menempatkan apa yang terjadi.

"Ada apa?" tanya Kesh dengan nada penasaran,

"Tidak ada.... hanya sedikit kepikiran sesuatu." kata Dante dengan tenang.

"Kepikiran apa?" tanya Allarach, 

"Kesh kau dengar kan kalau saudara kembarku sedang ada di Moon of Titan?" tanya Dante,

"Disaat aku berangkat aku mendengar rumor kalau ada tamu lagi dan dia mirip seperti dirimu, berarti..." kata Kesh

"Sudahlah, kita lebih baik seoenuhnya konsentrasi untuk Valcoris II" kata Allarach.