Chapter 29 - The Adamnadula Crusade(Part 4)

Delta Blade Chapter 2nd Company tiba dengan cepat di medan perang, mendaratkan armada mereka di dekat pasukan Angels Sanguine yang tengah berjuang mati-matian melawan gelombang serangan dari daemon Tzeentch. Setiap langkah Space Marine dari Delta Blade memancarkan ketenangan yang terukur, meskipun kekacauan dan kehancuran mengelilingi mereka. Armor hitam legam mereka, dengan aksen oranye menyala yang melambangkan kebanggaan dan kehormatan, bersinar di bawah cahaya bintang-bintang yang redup.

Namun, yang paling menggetarkan medan perang bukanlah hanya kedatangan mereka, melainkan kehadiran Black Templars yang tiba lebih dahulu, membawa Relic yang begitu kuat—Head of Howling. Relic legendaris ini, yang konon diwariskan sejak masa perang Black Templars yang terdahulu, memancarkan aura yang sangat kuat dan menakutkan bagi musuh-musuh Warp. Kekuatan dari Head of Howling membuat medan perang berubah drastis dalam sekejap.

Relic tersebut tidak hanya sekadar artefak suci, melainkan pusat dari energi purifikatif yang luar biasa. Di radius tempat Relic ini aktif, pengaruh Warp Tzeentch secara langsung dinetralkan. Daemon-daemon yang menguasai medan tempur—makhluk-makhluk yang diciptakan dari energi murni Chaos—mulai lenyap satu per satu. Mereka terlempar kembali ke Immaterium, terputus dari alam fisik oleh kekuatan suci dari Relic.

Dampaknya sangat terasa di medan perang. Pasukan Tzeentch yang sebelumnya mendominasi dengan kekuatan sihir dan ilusi mereka mendadak melemah. Ruang di sekitar mereka menjadi stabil, dan segala distorsi yang sebelumnya menciptakan kekacauan segera mereda. Head of Howling bekerja seolah-olah meredam segala energi yang berasal dari Warp, menciptakan lingkaran perlindungan di sekitar Black Templars dan sekutu mereka.

Para daemon, yang tidak bisa bertahan di alam fisik tanpa dukungan Warp, mulai memudar, tubuh mereka meleleh menjadi bayangan yang tak berbentuk sebelum menghilang sepenuhnya. Kekuatan Tzeentch, yang sebelumnya begitu menakutkan, kini goyah dalam radius Relic tersebut

Dante, yang terus berkomunikasi melalui sistem Vox Com dengan semua Space Marine yang turun ke medan perang, menerima berita yang mengejutkan dari beberapa titik. Laporan yang masuk mengungkapkan bahwa terdapat Chaos Relic yang terdeteksi membuka portal ke Warp. Berita ini mengguncang semua pasukan di medan perang, menandakan ancaman baru yang bisa memperburuk situasi.

Sementara itu, dari kejauhan, Dante dapat melihat dengan jelas kemunculan Lord of Change yang semakin dekat. Kehadiran Lord of Change—sebuah manifestasi dari Tzeentch yang sangat kuat—menyebarkan aura kekacauan yang mendalam di medan perang. Gelombang energi warp yang diciptakannya memutarbalikkan realitas di sekitarnya, menciptakan distorsi yang menakutkan dan menyelimuti area pertempuran dengan kegelapan dan ketidakpastian.

Dante memahami bahwa kemunculan Lord of Change, bersama dengan portal ke Warp yang dibuka oleh Chaos Relic, berarti ancaman yang lebih besar lagi sedang mendekat. Portal tersebut kemungkinan besar akan memungkinkan lebih banyak daemon untuk muncul atau memperkuat kekuatan Tzeentch yang sudah ada di medan perang.

"Kami menemukan sebuah relic yang terhubung langsung ke sebuah relic utama" kata Captain Bartolomeo dari 2nd Company Black Templar, "Dimana lokasinya?" tanya Dante, "Dekat lokasi anda, Lord Custodes." kata Captain Bartolomeo, "Lord Cutodes, segera kesana..... aku dan Red Scorpion Chapter kesulitan.... Arg!" kata Inquisitor Yamada, "Ada apa Inquisitor?" tanya Dante, "Hanya sedikit kaget saja karena para debu tersebut memakai Frag Grenade." kata Inquisitor Yamada, "Kalau begitu aku akan segera kesana." kata Dante, "Aku juga akan memanggil bantuan lagi, para Grey Knight." kata Inqusitor Yamada, "Lakukan, tetapi yang aku minta hanya satu dari mereka..." kata Dante, "Apa itu?" tanya Inquisitor Yamada, "Jangan bunuh siapapun yang terdeteksi sekutu, kebiasaan buruk mereka membunuh sekutu yang melihat mereka." kata Dante, "Aku usahakan mereka bisa menahan diri." kata Inquisitor, "Sister Quna, Captain Augustus.... ikut denganku kata Dante, "Siap Lord Inquisitor." kata Captain Augustus dan Sister Quna. 

Dante, bersama Captain Augustus dari Delta Blade Chapter dan Sister Quna dari Adepta Sororitas, bergerak dengan cepat melalui medan perang yang penuh kekacauan. Mereka bertiga terlibat dalam pertarungan sengit melawan sekumpulan Tzaangor, makhluk-makhluk berbulu yang merupakan pengikut Tzeentch, dan beberapa Flamer yang melindungi lokasi Chaos Relic. Tzaangor yang berusaha menyerang dan Flamer yang melontarkan api dari energi Warp berhasil mereka atasi dengan keahlian dan kekuatan yang mengesankan.

Dengan Captain Augustus yang menangkis serangan dan Sister Quna yang memimpin dengan kekuatan suci dari Adepta Sororitas, Dante menghancurkan musuh-musuh tersebut dengan Power Spear dan Power Sword-nya. Setiap gerakan mereka sangat terkoordinasi, mengatasi ancaman dengan presisi dan kekuatan yang mengerikan.

Sementara itu, Chapter Master Kyoshiro dan 1st Company memfokuskan upaya mereka untuk bergerak menuju lokasi Chaos Relic lainnya yang terdeteksi. Keberadaan relic-relik ini sangat penting untuk mematikan portal Warp dan mengurangi kekuatan musuh yang mendominasi medan perang.

Saat Dante, Augustus, dan Quna akhirnya mencapai lokasi relic yang teridentifikasi, Dante segera mengambil tindakan. Dengan kehati-hatian dan tekad, dia menghancurkan Chaos Relic tersebut menggunakan kekuatan yang diperolehnya dari Stars Child dan dukungan penuh dari Head of Howling. Relic itu hancur dalam ledakan cahaya dan energi purifikatif, menyebabkan Warp portal yang terbuka mulai mengecil dan menutup secara bertahap.

Ketika portal Warp menyusut, Lord of Change yang sedang menyebarkan kekacauan di medan perang juga mulai menunjukkan dampak dari kerusakan relic. Tubuh Lord of Change, yang sebelumnya sangat besar dan mengerikan, mulai mengecil seiring dengan penutupan portal. Efek dari Relic dan portal yang menutup mempengaruhi kekuatan Lord of Change, mengurangi ukurannya dan melemahkan pengaruhnya di medan perang.

"Apa?! bagaimana bisa!?" triak Hidroxira dengan nada marah, "Kalau begini aku akan aku atasi sendiri!" lanjutnya dengan marah.

Hidroxira segera meenuju ke relic terahkir dengan sihirnya, tentu saja dengan membawa beberapa Rubric Marine sebagai pengawal. Dante tiba terlebih dahulu disusul dengan Chapter Master kyoshiro, Hidroxira segera menyerang dengan kuatan sihirnya dan memisahkan Chapter Master Kyoshiro bersama pasukannya menghadapi Lord of Change sementara Dante bersama Hidroxira.

"Jadi benar apa yang aku dengar dari Warp, seorang Custodes yang berasal dari dimensi lain datang kemari." kata Hidroxira dengan nada mengejek, "Kau salah satu anak dari Magnus, katakan.... bagaimana rasanya kena karma?" tanya Dante, "Karma? apa maksudmu?" tanya Hidroxira, "Lihat sendiri.... sebagian besar anaknya jadi debu tanpa punya tubuh..." kata Dante, "kau...." kata Hidroxira dengan nada kesal, "Setidaknya papa Magnus "Did Everything Wrong" The Red masih punya simpati...." kata Dante, "KAU.... LANCANG SEKALI MENGHINA LORD MAGNUS!!!" kata Hidroxira dengan nada marah, "Kalau begitu tunjukan apa yang kau bisa." kata Dante menyiapkan Power Spear dan Swordnya.

Duel antara Dante dan Hidroxira berlangsung sengit, memancarkan ketegangan di sekeliling medan perang yang hening sesaat ketika dua kekuatan ini bertarung untuk menentukan nasib pertempuran. Hidroxira, seorang sorcerer kuat dari Thousand Sons, berusaha mengganggu Dante dengan memanggil beberapa daemon dari Immaterium untuk menyerang. Daemon-daemon ini menerjang Dante, tetapi dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa, Dante berhasil menangkis dan menghabisi mereka satu per satu. Power Sword dan Power Spear-nya berkilau dalam cahaya perang, setiap tebasan mengakhiri hidup makhluk-makhluk kegelapan itu.

Melihat serangannya dengan daemon tidak berhasil, Hidroxira segera merapal sihir, menciptakan pelindung kuat yang menyelimuti tubuhnya dengan energi magis yang dipenuhi kekuatan Warp. Benteng ini tampak tak tertembus, memantulkan serangan-serangan awal Dante dengan mudah. Namun, Dante, dengan ketenangannya yang khas, tidak terintimidasi. Dia terus menekan Hidroxira, menyerang tanpa henti, meskipun serangannya berkali-kali tertahan oleh perisai magis tersebut.

Pertarungan berlangsung cukup lama, dengan Hidroxira mencoba menyerang Dante dengan sihir dari kejauhan. Sihir-sihir yang dia lemparkan penuh dengan kekuatan Chaos, tetapi Dante, dengan ketajaman taktis dan pengalamannya di medan perang, mampu menghindari setiap serangan magis itu dengan gesit. Hidroxira semakin frustrasi, menyadari bahwa Dante tidak dapat ditundukkan dengan mudah.

Pada momen yang menentukan, Dante melihat celah kecil—retakan halus pada pelindung magis Hidroxira yang mulai rapuh di bawah tekanan serangan bertubi-tubi. Mata Dante menyala dengan keyakinan. Dia segera melancarkan serangan yang kuat, menghantamkan Power Sword-nya tepat pada retakan tersebut. Dengan dentuman keras, pelindung magis Hidroxira hancur, dan energi yang menyelimutinya pecah dalam ledakan cahaya, menyebabkan Hidroxira terlempar ke belakang dengan kekuatan luar biasa.

Hidroxira berusaha berdiri kembali, tubuhnya gemetar dari dampak serangan Dante. Namun, sebelum sorcerer itu dapat memulihkan diri, Dante sudah bereaksi lebih cepat. Dengan gerakan yang lincah dan presisi mematikan, Dante mendaratkan beberapa serangan fatal, menggores armor Hidroxira dan menghancurkan tubuhnya dengan Power Sword-nya yang berdenyut dengan energi suci.

Dengan Hidroxira yang semakin lemah dan hampir tidak berdaya, Dante tidak membuang waktu. Dia mengakhiri duel ini dengan satu tebasan tegas di leher Hidroxira, memisahkan kepalanya dari tubuh. Tubuh sorcerer Chaos itu runtuh, darah segar mengalir dari luka yang dalam, dan sisa-sisa energi Chaos memudar dari tubuhnya. Hidroxira, yang pernah menjadi ancaman besar di medan perang, kini lenyap—dikalahkan oleh keterampilan dan keteguhan Shield Host Captain Dante.

Setelah menghancurkan Chaos Relic terakhir, Dante merasakan energi gelap dari Warp yang melingkupi medan perang mulai surut. Dengan relik terakhir yang hancur, portal Warp yang terbuka kini tertutup sepenuhnya, memutus akses kekuatan Tzeentch ke alam fisik. Tanpa portal dan aliran energi Warp yang menopang mereka, para daemon yang lebih kecil di medan perang mulai lenyap satu per satu, terhisap kembali ke dalam kekacauan Immaterium dari mana mereka berasal. Suara jeritan mereka meredam di tengah kehancuran yang kini mendekati akhir.

Di sisi lain medan perang, Chapter Master Kyoshiro dari Delta Blade Chapter memimpin serangan frontal bersama beberapa Space Marine dari 1st Company. Mereka menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana Lord of Change, yang sebelumnya begitu kuat dan mendominasi medan perang, mulai menyusut akibat hilangnya dukungan energi dari Warp. Makhluk besar itu kini tampak melemah, tubuhnya yang dulu memancarkan energi kekacauan sekarang terluka dan terhuyung-huyung akibat serangan bertubi-tubi dari para Space Marine.

Setiap tembakan yang dilontarkan oleh bolter dan plasma gun Space Marine kini menghantam tubuh Lord of Change dengan efek yang jauh lebih mematikan. Tanpa kekuatan dari Warp untuk memperkuatnya, makhluk itu menjadi rentan terhadap serangan senjata fisik. Ledakan dari tembakan plasma menciptakan luka besar pada sayapnya yang mengerikan, sementara peluru bolter meledak di sekitar tubuhnya, menghancurkan daging dan tulang yang sebelumnya hampir tak terjamah.

Melihat Lord of Change semakin melemah, Chapter Master Kyoshiro memutuskan untuk memberikan pukulan terakhir. Dengan pedang Thunder Hammer miliknya, Judgement Days, yang penuh dengan energi dan kilatan kekuatan petir, Kyoshiro memimpin serangan akhir ke arah makhluk itu. Dalam satu gerakan cepat, dia melompat ke arah Lord of Change, mengayunkan pedangnya dengan kekuatan penuh, mengarahkan tebasan mematikan ke tubuh raksasa makhluk tersebut.

Thunder Hammer Kyoshiro menghantam kulit makhluk itu dengan mudah, menyalakan kilatan cahaya yang begitu terang hingga hampir menyilaukan para Space Marine di sekelilingnya. Jeritan mengerikan terdengar dari Lord of Change saat tubuhnya mulai terurai dan menghilang, kekuatan Chaos yang pernah mengikatnya ke dunia fisik kini benar-benar terputus.

Dengan hilangnya Lord of Change, medan perang menjadi sunyi. Tidak ada lagi kekuatan Warp yang mengganggu realitas, dan planet pertama di sektor Adamnadula sepenuhnya terbebas dari pengaruh Daemon. Para Space Marine berdiri tegak, mengamati kehancuran di sekeliling mereka, sementara Dante dan Kyoshiro saling bertukar pandang penuh pemahaman. Mereka tahu, meskipun kemenangan ini telah dicapai, peperangan melawan kekuatan Chaos belum berakhir, dan sektor Adamnadula akan tetap menjadi medan pertempuran yang krusial bagi kelangsungan Imperium.

Namun, untuk saat ini, mereka telah meraih kemenangan besar. Mereka telah menyelamatkan sebuah dunia dari kehancuran mutlak, membawa cahaya ke dalam kegelapan, dan menunjukkan bahwa keteguhan hati Imperium tidak bisa diruntuhkan oleh kekuatan Chaos, betapapun besarnya.