Task Force 413, didukung oleh Red Scorpions dan Angels Sanguine, terjun langsung ke dalam pertempuran. Ketenangan yang dingin menghiasi wajah setiap prajurit, meski mereka dihadapkan dengan salah satu ancaman terburuk Imperium: daemon Tzeentch dan para pengkhianat dari Thousand Son Legion. Bolter dan chainsword mereka menyala di kegelapan, melawan pusaran energi warp yang mengelilingi makhluk-makhluk yang memutar realitas dengan sihirnya. Namun, pasukan Space Marines tidak gentar. Dengan presisi mematikan dan keyakinan yang tak tergoyahkan, mereka menghantam musuh. Tiap tebasan, tiap tembakan, membawa kematian kepada daemon tersebut.
Di tempat lain, jauh dari hingar-bingar pertempuran, suasana berbeda terjadi. Di jantung ritual gelap, lima Sorcerer dari Thousand Sons Legion berdiri dalam lingkaran rune yang menyala. Suara gumaman mereka meresapi udara, menarik energi dari Immaterium. Masing-masing mengenakan jubah ritual merah darah yang berpendar dengan cahaya berbahaya. Mereka berkomunikasi dengan sosok yang jauh lebih berbahaya—Magnus the Red.
"Ayah, Sepertinya ada yang membocorkan lokasi ini." kata salah satu Sorcerer, "Atau mereka hanya beruntung menemukan tempat ini." kata salah satu Sorcerer, "Sepertinya Rouge Trader tidak sengaja menemukan tempat ini dan melaporkannya pada Imperium of Mankind" kata salah satu sorcerer lain, "Tidak peduli bagaimana mereka menemukan sektor ini, kita harus mempertahankannya." kata Magnus, "tentu saja, ayah...." kata semua Sorcerer, "Untuk dunia ini aku memerintahkanmu Hidroxira.... kau cukup tangguh untuk melawan mereka." kata Magnus, "Baik ayah, akan aku lakukan." kata Hidroxira.
Magnus the Red mengalihkan perhatiannya ke salah satu Sorcerer yang berdiri di hadapannya, Hidroxira. Sosok Sorcerer ini tampak mencolok di antara rekan-rekannya. Ia mengenakan power armor berwarna merah tua dan emas yang khas dari Thousand Sons, armor yang berkilau dengan rune kuno dan lambang Tzeentch. Di kening kanannya, tanduk hitam tajam mencuat, pertanda korupsi Warp yang telah lama menguasai jiwanya. Di sisi kiri kepalanya, hiasan halo berkilauan dengan energi arcane, seperti matahari terbalik yang memancarkan cahaya magis yang dingin.
Hidroxira menatap langsung pada Magnus, yang berdiri di depan mereka dalam bentuk astral. Dengan satu gerakan tangan yang anggun, Hidroxira memegang tongkat sihirnya, yang berujung dengan kristal besar yang bersinar dalam warna biru dan ungu, menggambarkan kekuatan kosmik dari Tzeentch. Ia menatap ke arah medan perang di alam material, di mana Task Force 413 dan Red Scorpions sedang menghadapi daemon-daemon Tzeentch, dan tak sedikitpun ketakutan tergambar di wajahnya.
Keempat Sorcerer lainnya, yang tadinya berdiri di samping Hidroxira, kini menghilang, lenyap ke dalam Warp untuk menjalankan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Magnus. Hanya Hidroxira yang tetap berada di tempat, tenggelam dalam perasaan penuh kekuatan dan tanggung jawab yang berat. Di balik pandangannya yang dingin, ia memahami bahwa tugas ini adalah kehormatan sekaligus ujian.
Dante, di tengah-tengah kegelapan dan kekacauan pertempuran, berjuang dengan segenap kekuatannya. Daemon-daemon Tzeentch mengerumuni dirinya, dan walaupun ia menghadapi mereka dengan Power Spear dan Power Sword-nya, jumlah musuh yang begitu banyak membuat keadaan semakin kritis. Setiap serangan yang dilancarkan oleh Dante memancarkan kilatan cahaya dan energi yang menghalau daemon-daemon yang mendekat, namun pelan tapi pasti, tekanan semakin berat.
Tiba-tiba, dalam keremangan dan kegelapan yang melingkupi medan perang, Dante melihat sebuah cahaya yang memancar terang mendekatinya. Cahaya itu begitu murni dan bersinar, seolah-olah dunia sekitarnya runtuh menjadi siluet untuk menyorot sosok ini. Dante mengenali kekuatan ini dengan insting dan pengetahuan yang mendalam—itu adalah kekuatan yang sama dengan yang dimiliki Emperor, kehadiran yang suci dan agung.
Dalam keadaan darurat ini, Dante tidak menyadari kedatangan 1st Company Captain dan beberapa Stern Guard Marine yang dengan cepat membentuk barisan pertahanan di sekitar dirinya, membasmi daemon-daemon yang berusaha mendekat. Perhatian Dante sepenuhnya tersedot oleh sosok yang mendekat, sosok pemuda yang mengeluarkan cahaya suci dan kekuatan mirip Emperor. Pakaian pemuda itu bersinar dengan cahaya keemasan dan energi warp yang meresap, memberikan rasa kedamaian dan keagungan di tengah kekacauan.
Sosok pemuda itu, dengan gerakan lembut dan penuh kehormatan, mendekati Dante. Tanpa sepatah kata pun, ia mengulurkan tangannya dan menyentuh senjata Dante—Power Spear dan Power Sword. Ketika tangan sosok tersebut bersentuhan dengan senjata-senjata itu, sebuah aura terang menyelimuti senjata-senjata tersebut, seolah-olah mereka menyatu dengan kekuatan yang lebih tinggi.
Dante merasakan getaran kekuatan yang mendalam, kekuatan yang menghubungkannya dengan sesuatu yang lebih agung dari sekadar kehendak individu. Sosok ini, yang mirip dengan Emperor, memberikan dorongan kekuatan yang membuat Dante merasa lebih kuat dan terhubung dengan tujuan yang lebih besar.
"Anathema!" triak daemon yang melihat sosok tersebut, "My Lord." kata Dante melihat sosok tersebut tanpa dia sadari.
Dante mengingat laporan yang telah dibaca, dia terkejut menyadari bahwa banyak Space Marine lainnya juga pernah melihat sosok yang sama. Sosok pemuda dengan kekuatan dan karisma yang sangat mirip dengan Emperor—bahkan terlihat seperti Emperor saat masih muda. Pemuda ini dikenal sebagai "Stars Child," dan dilaporkan hanya muncul dalam keadaan yang sangat darurat.
Dante memegang erat Power Spear-nya, kini terisi dengan energi baru yang diberikannya oleh Stars Child. Dengan kekuatan baru ini, dia mengayunkan tombaknya dengan penuh tenaga, dan seketika, energi Psychic yang besar meledak dari senjatanya. Gelombang kekuatan tersebut menerjang barisan daemon Tzeentch dengan kekuatan dahsyat, menghancurkan mereka dalam sekejap. Daemon-daemon yang sebelumnya menekan Dante kini terhempas, tubuh-tubuh mereka hancur dalam pusaran energi yang membara.
Dalam kekacauan yang muncul, Dante mendengar suara teriakan dan keputusasaan yang datang dari Rubrik Marines—prajurit dari Thousand Sons yang telah terkutuk dan diubah menjadi makhluk tanpa tubuh fisikal. Mereka mengeluarkan jeritan dalam bahasa yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang memahami kekuatan dan nasib mereka. Suara mereka seolah mencerminkan ketidakberdayaan mereka di hadapan kekuatan yang lebih besar dari kehendak Tzeentch. Dante segera maju dan melenyapkan mereka, setiap Rubric Marine yang dibunuh oleh Dante dan pasukan Space Marine yang menyertai Dante, mereka mengeluarkan pasir dan seketika power armornya terjatuh seolah tidak ada isinya.
Hidroxira berdiri di balik tirai kegelapan, mengamati dengan penuh ketegangan pertempuran yang terjadi di medan perang. Mata merahnya yang penuh kebencian menatap Dante yang kini tampak lebih kuat dari sebelumnya, berkat dorongan dari Stars Child. Amarah Hidroxira meluap saat dia menyaksikan bagaimana Dante, dengan Power Spear dan kekuatan Psychic-nya, menghancurkan barisan daemon dan menangkis serangan mereka.
Namun, di balik kemarahan itu, ada ketakutan mendalam. Hidroxira tahu betul bahwa menghadapi seorang Custodes adalah sebuah bunuh diri. Legiun Custodes dikenal dengan kekuatan dan kehebatan mereka yang melampaui banyak Space Marine biasa, dan dalam kondisi ini, Dante tampak lebih dari sekadar musuh yang mengancam.
Hidroxira berpikir keras, mencoba mencari cara untuk mengimbangi kekuatan Dante. Mungkin, dalam kekacauan ini, ada strategi yang bisa digunakannya. Namun, sebelum dia bisa memutuskan langkahnya, sebuah kekuatan mengerikan muncul di sisi lain medan perang.
Lord of Change, dengan ukuran yang sangat besar dan aura yang mengerikan, muncul di hadapan para prajurit. Kehadirannya yang dominan mengubah medan perang menjadi lebih suram, dan kedatangannya menandakan perubahan besar dalam taktik pertempuran. Lord of Change, sebagai manifestasi Tzeentch, memiliki kekuatan yang melampaui kebanyakan daemon dan dapat memanipulasi realitas dengan kemampuan magis yang sangat besar.
Lord of Change memancarkan energi yang memutarbalikkan ruang dan waktu di sekelilingnya, menciptakan distorsi yang mengganggu persepsi dan konsentrasi. Dengan gelombang energi yang menyapu dari tubuhnya, daemon ini menyebarkan kekacauan yang mempengaruhi semua makhluk di sekitarnya, termasuk Dante dan pasukannya.
Hidroxira menyadari bahwa ini adalah kesempatan untuk mengubah arah pertempuran. Meski dia merasa ketakutan di dalam hatinya, kehadiran Lord of Change memberikan harapan baru. Dengan Lord of Change, mereka bisa menciptakan kekacauan yang cukup untuk meruntuhkan formasi dan semangat pasukan Imperium.
Hidroxira memutuskan untuk menyusun strategi yang memanfaatkan kehadiran Lord of Change. Dia mengarahkan fokusnya untuk menyelaraskan sihirnya dengan kekuatan Lord of Change, berusaha untuk menciptakan gangguan dan ketidakstabilan yang cukup untuk mengimbangi kekuatan Dante dan Custodes lainnya.
Saat Lord of Change mulai menyebar pengaruhnya di medan perang, Hidroxira memulai ritualnya, menggabungkan kekuatan sihirnya dengan kekacauan yang ditimbulkan oleh Lord of Change. Dia berharap bahwa kombinasi kekuatan ini dapat memberikan keunggulan yang diperlukan untuk menghadapi ancaman dari Dante dan memastikan kemenangan bagi Tzeentch dan pasukannya.