Chereads / Menikah Kilat Dengan Bos / Chapter 14 - Bab 14. Kehilangan, hampir seluruh jiwa

Chapter 14 - Bab 14. Kehilangan, hampir seluruh jiwa

Jefri baru saja datang dan ingin menemui Fic. Tetapi saat dia melangkah menuju pintu Ruangan Presdir, dia melihat seorang Pria yang tidak asing baginya sedang berjalan menghampirinya.

"Apa Tuan Muda Albarez ada?"

"Tuan Muda Mahendra. Tuan Fic ada di Ruangannya, tetapi.."

Mahendra mendorong tubuh Jefri yang menghalangi langkahnya.

"Aku sudah mengabarinya jika akan berkunjung. Jadi, MINGGIRLAH!"

SebenarnyaJefri sudah berniat untuk menarik dan mengusir Mahendra dari sini, tetapi pintu sudah terbuka dan Fic terlihat berdiri disana.

"Wah, Tuan muda Albarez! Sepertinya kau terlihat lebih baik sekarang."

"Jika hanya ingin mencari keributan, sebaiknya kau pergi saja." Fic hendak menutup pintu tetapi Mahendra menahannya dan ikut melangkah masuk. Jefri sendiri sengaja menunggu di luar pintu.

"Aku mendengar kabar jika Tuan Muda Albarez sudah menikah. Benar begitu?"

"Apa pedulimu!" Hanya itu jawaban dari Fic, lalu kembali sibuk dengan Laptopnya.

"Miris sekali. Kau bahkan tidak mengadakan pesta, atau memberi kabar kepada keluargamu sendiri!"

"Aku tidak ada waktu."

"Oke. Lalu kenapa kamu masih bekerja? Bukankah seharusnya kau pergi berbulan madu?"

Fic hanya melirik tanpa memberi jawaban.

"Oh, aku tahu sekarang." Mahendra kembali berbicara, sekarang lebih mendekatkan kepalanya di telinga Fic.

"Kamu hanya menjadikan gadis itu pelarian? Malang sekali nasibnya. Apa dia belum tahu siapa kamu yang sebenarnya? Seorang laki laki

Temperamental dan sakit jiwa? Dia akan segera kabur darimu jika tahu bagaimana dirimu yang sebenarnya."

BUG!!

Satu pukulan Fic mendarat di wajah Mahendra membuat tubuh Mahendra terhuyung menabrak pintu.

"Pergi dari sini! Atau kau akan melihat sakit jiwaku kambuh?"

Mahendra meringis, mengusap ujung bibirnya yang berdarah.

"Kamu melupakan kami hanya gara gara gadis kecilmu itu Fico! Dan sekarang apa kabarnya dia Hah! Kau sudah berhasil melupakannya bukan? Kau bahkan sudah menikahi gadis lain! Kau masih saja ingin membenci kami, dengan kesalahan yang tidak pernah kami lakukan!"

Fico mengusap kepalan tangannya. "Sedikit demi sedikit, jalan sudah mulai terbuka. Sebentar lagi, aku akan menemukan gadis kecilku yang sudah kalian hilangkan. Jadi bersiaplah, untuk menerima hukuman dariku!"

"Kamu sudah Gila! Dia itu sudah mati! Kau tahu itu, mati! Kau tidak bisa menemukannya lagi!"

BUG!

Fic kembali memukul Mahendra!

"Keluar Tuan Muda Mehendra! Jika tidak kau akan mati!" Jefri yang melihat itu langsung menarik tubuh Mahendra dan menariknya keluar. Mahendra meninggalkan tempat itu dengan banyak umpatan.

"Aku ingin sekali membunuhnya! Membunuh Ayahnya dan juga Ibunya!" Tangan Fic terkepal keras dengan dada yang naik turun menahan emosi.

"Tenangkan dirimu Tuan. Kau tidak boleh seperti ini. Sebentar lagi, kita akan mengungkap semuanya. Jangan sampai kau menghancurkannya." Jefri meraih pundak Fic dan membawanya ke Sofa.

Argh…!!

Fic berteriak cukup keras.

Brakk..!!

Lalu meninju meja kaca di hadapannya, membuat meja kaca itu pecah berantakan.

Jefri hanya terdiam melihat itu, dia tidak merasa khawatir sedikitpun meskipun melihat darah segar mengalir dari tangan Fic akibat pecahan kaca. Ini bukan pertama kalinya Jefri melihat hal ini. Jefri sudah terbiasa dengan pemandangan seperti itu. Benar saja yang dikatakan Hendra, jika Fic adalah Seorang Temperamental. Dia sering mengamuk, memecahkan barang dan memukul orang jika sedang emosi.

Fic sudah menjadi Tempramental lebih dari sepuluh tahun lamanya.

Kecelakaan yang menewaskan gadis kecil beserta kedua orang tua gadis kecilnya itu. Dia bukan hanya kehilangan Tunangan yang sudah dijodohkan dengan dirinya sejak kecil, namun Fic juga kehilangan hati dan hampir seluruh jiwanya.

Fic hidup dalam kehampaan. Mengurung diri di dalam rumah. Dia bahkan tidak sanggup untuk menatap dunia luar.

Jeritan Mentari dan rengekan manja Mentari benar benar membuatnya Frustasi. Fic baru keluar rumah saat Ibu dan Ayahnya meninggal dunia. Lagi lagi karena sebuah kecelakaan.

Tetapi, kehilangan kali ini tidak membuat Fic semakin terpuruk. Kepergian orang tuanya, meninggalkan pesan yang membuat Fic bisa kembali berdiri.

Fic akhirnya keluar, berdiri tegak mengatur Perusahaan Galaxy Group yang ditinggalkan oleh Ayahnya. Meskipun hati dan pikirannya kosong, Fic masih bisa membuat Perusahaan itu maju dengan pesat dan menduduki pasaran dunia.

Kemudian hari, Fic tidak sengaja melintas di depan Stasiun Televisi tempat Erina bekerja.

"Bodoh! Kau hampir saja menabrakku Sialan!" Gadis itu menggebrak pintu mobil Fic. Fic terpaku untuk beberapa saat.

"Mata itu!" Fic membuka pintu dan keluar. Tetapi gadis itu sudah menyetop taksi.

"Tunggu!" Fic memanggil. Gadis itu tidak menoleh sedikitpun dan menghilang dibalik pintu taksi yang tertutup. Fic mengejar, namun terlambat!

Taksiitu sudah menghilang ditelan keramaian pengguna jalan yang lain.

Fic dan Jefri tidak berhenti untuk mencari keberadaan Gadis itu. Sampai Jefri menemukannya.

Erina Clarissa Handoyo. Dia seorang Reporter Stasiun Televisi XX.

Reputasi pekerjaannya sangat baik, tapi sayangnya dia pernah memiliki riwayat buruk. Beredar gosip yang mengatakan jika Erina telah berselingkuh dengan kakak iparnya sendiri.

"Aku tidak peduli! Dapatkan dia untukku!"

Jefri mempunyai ide untuk mengundang Stasiun Televisi tempat Erina bekerja dan menunjuk Erina sebagai Reporter yang harus hadir dalam wawancara. Tentu saja Bos tempat

Erina bekerja sangat senang.

Kasus buruk Erina sama sekali tidak bisa mencoreng reputasi Erina yang memang bisa diandalkan.

Tetapisayang Sekali, Jefri mendapati kabar jika Erina akan segera menikah. Ini sempat membuat Fic hampir kembali Frustasi. Namun beruntung sekali, bertepatan Fic memasuki Restoran, dia melihat Erina sedang dalam masalah baru.

Fic mengambil kesempatan ini untuk mendekati Erina.

Jefri sempat terkejut saat Fic mengatakan ingin menikahi Erina.

"Bagaimanapun caranya. Dia harus berada disini."

Jefrisadar, ini sudah waktunya untuk Tuan Muda Albarez berdiri. Siapapun Nona Erina dan dia berasal dari mana, Jefri tetap akan menahan hidup Erina untuk tetap berada di sisi Fic.

***

Fic mengambil Ponselnya. Melihat pesan masuk dari Erina.

"Dia pergi ke Rumah Ibunya."

"Kita harus segera menyusulnya, Tuan."

Fic mengangguk dan cepat berdiri.

Sebelum pergi, Jefri meminta OB untuk membereskan Ruangan Presdir yang berantakan.

***

Saat ini, semua orang sudah pergi meninggalkan Erina untuk menyiapkan makan malam tanpa menghiraukan keberadaan Erina. Erina sendiri ingin beranjak pulang.

Tiba tiba sebuah tangan menangkap pergelangan tangannya.

"Apa kau tidak tidak merindukan aku?"

Erina menatap Rafael. Lalu dengan cepat menarik tangannya.

"Aku sudah menikah. Dan kau sebentar lagi akan menikah. Jadi kita tidak ada hubungan apa apa lagi."

"Aku mencintaimu Erina. Hanya kau satu satunya wanita yang aku cintai."

Mendengar ucapan Rafael, Erina mengangkat alisnya.

"Aku tidak menyangka jika kamu akan mengkhianati ku Erina. Apa karena aku dulu miskin? Jadi bagaimana? Sekarang aku sudah kaya. Aku sudah mempunyai posisi sebagai Direktur di Perusahaan yang sangat ternama. Apa kau mau kembali padaku?"

"Kau sudah Gila ya?" Erina mundur beberapa langkah.

"Ya. Aku ingin, jadikan aku yang kedua. Dan aku akan menjadikanmu yang kedua juga. Apa kau tau,aku sengaja akan menikahi Alika demi bisa mendapatkan mu juga."

"Maaf. Aku harus pulang."

"Kenapa kamu menolak? Bukankah kau sudah bersedia berselingkuh dengan kakak iparmu? Itu membuatku terluka Erina. Aku ingin membencimu, tapi aku tidak bisa. Aku terus memikirkan mu. Tapi secepat itu kamu melupakan aku dan bertunangan dengan orang lain!"

Mata Erina memerah. "Kamu yang menghilang dariku. Bahkan kau sama sekali tidak ingin bertanya, kejadian yang sebenarnya seperti apa."

"Lalu bagaimana gosip tentang kau yang menjual dirimu dengan Pria tua demi uang?"

"Itu semua tidak benar!" Erina membantah tuduhan Rafael. Tapi Rafael malah menertawakannya.

"Baiklah, begini saja. Aku bisa memberimu uang yang banyak. Asal kau mau berselingkuh denganku."

PLAK…!

Erina menampar wajah Rafael dan berlari keluar meninggalkan rumah itu tanpa berpamitan dengan siapapun.

Erina menangis sepanjang jalan. Dia sangat terluka dengan ucapan Rafael. Tidak menyangka jika pria yang pernah dicintainya itu begitu memandangnya rendah.

"Aku tidak menjual diri. Aku tidak berselingkuh." Erina menyusuri jalan dengan langit yang cukup gelap. Dia tidak peduli saat hujan mulai turun mengguyur tubuhnya yang mulai menggigil.

BRUK…! Sebuah tangan kekar menangkap tubuhnya yang ambruk.

"Erina." Fic mengusap wajah Erina yang basah.

"Tuan. Kita harus cepat membawa Nona pulang." Jefri segera membuka pintu mobil.

Fic mengangkat tubuh Erina dan membawanya masuk.