Setelah itu Doni mulai menaiki tongkat besi kedua yang ukurannya lumayan tipis dan disinilah mulai terlihat jelas kalau keseimbangan Doni menjadi tidak begitu konsisten.
Dari setiap langkah demi langkah, Doni selalu terlihat hampir terjatuh sampai pada akhirnya keseimbangan Doni mulai menjadi benar-benar pudar saat melangkah dijarak 2 meter.
"Uwaaa-ahhhhh!....",ucap Doni yang berteriak dengan badannya yang miring searah 70 derajat dan pada akhirnya Doni terjatuh ke bawah matras.
'DUBRUUK!',(Suara Doni yang terjatuh kebawah matras).
*Untungnya matras tersebut terasa cukup empuk meskipun terlihat tipis*.
Setelahnya Doni terjatuh dia langsung bangun untuk melanjutkan ke tingkatan terakhir yang terlihat sangat tipis.
Disini Doni merasa sedikit deg-degkan saat melihat ketipisan dari tongkat tersebut dan sialnya setelah Doni baru saja menginjakan kakinya ketongkat tersebut.
'DUBRUKK',(suara Doni terjatuh kebawah matras).
'TRONG..TONG..NONG',(suara pipa besi terjatuh).
Dominik yang dari tadi masih mengamati Doni dengan ekspresi senyum terbuka lebar, lalu dia mulai berkomentar dalam hati.
"Keseimbangan nya masih berada di dalam rata-rata seorang manusia biasa, jadi dia masih dibilang cukup soal keseimbangan".
Setelah itu Dominik berjalan menuju ke tempat Doni terjatuh untuk membantunya berdiri sambil mengulur tangannya kearah Doni.
"Apa kamu baik-baik saja nak? ",ucap Dominik dengan nada yang kawathir.
Doni yang akhirnya berdiri setelah menarik tangan Dominik, lalu ia mulai menuju ke tongkat besi tipis itu lagi sambil berbicara dengan nada yang agak malu.
"Iy-iya aku ma-masih baik-baik saja ba-bahkan aku masih bisa me-melakukannya lagi......lihatlah tuan trainer...tidak guru Dominik",ucap Doni dengan pedenya lalu ia mulai berjalan lagi ke atas tongkat besi tipis itu.
Lalu setelah itu Doni dihentikan oleh Dominik yang saat ini sudah puas dengan hasilnya sambil berkata.
"Tidak kamu tidak perlu mengulanginya lagi nak....heheheheh!.....kamu itu cukup berenergi juga ya",ucap Dominik dengan nada yang bersemangat.
Setelah mendengar ucapan dari Dominik, lalu Doni dengan ekspresi wajah yang cukup sedih mulai bertanya kepada Dominik.
"Jadi apakah aku lulus dites kali ini? ".
Pertanyaaan tersebut langsung dijawab oleh Dominik dengan ekspresi wajah yang terlihat senang.
"Tentu saja nak dan aku menilai keseimbangan mu tadi termasuk tingkat rata-rata".
Setelahnya itu Dominik mulai menjelaskan tentang tes berikutnya sambil berjalan menuju kearah mesin pukul yang berada di ujung kanan ruangan sambil berkata.
"Jadi sekarang kita akan lanjut ke dalam tes selanjutnya yaitu tes kekuatan, disini kamu hanya perlu memukul bantalan tinju yang ada di mesin ini dan di setiap pukulanmu nanti akan muncul skor di atas mesin ini".
"Aku hanya memberimu tiga kali percobaan saja lalu setelah itu kita akan menlanjutkan tahap kedua dari tes kekuatan ini, jadi kita mulai dulu dengan tahap pertama ini".
Di sisi lain Doni saat ini sudah berada di hadapan mesin pukul itu sambil mempersiapkan dirinya dengan melakukan kuda-kuda untuk langsung melancarkan hantaman kearah mesin pukul tersebut.
Saat Dominik sudah melihat posisi Doni yang telah siap lalu dia mulai mengatakan aba-aba untuk mulai.
"Siapkan dirimu 3..2..".
"1... mulai!".
Dengan itu Doni langsung menerjang menghantaman yang keras menuju bantalan pada mesin tinju tersebut.
'Kabooom!',(suara dari hantaman keras Doni).
"pukulan telak biasa pertama skor 347",ucap mesin tersebut dengan nada khas robotiknya.
Doni lalu melanjutkan pukulan keduanya dengan hantaman yang lebih keras hingga suaranya pun terdengar hingga diseluruh ruangan tes miliknya.
'Phawwwwww!',(suara hantaman yang cukup keras dari Doni).
"pukulan telak biasa kedua skor 512",ucap mesin tersebut.
Lalu di pukulan terakhir yang ketiga kali ini, hantaman dari Doni menjadi sangat cepat dan juga tajam setelah menghantam bantalan pada mesin pukul tersebut.
'DURRRRRR!'.
Setelah suara hantaman keras itu terdengar, mesin pukul tersebut mulai menunjukan hasil akhirnya.
"pukulan telak kuat ketiga skor 722",ucap mesin tersebut.
Dominik yang melihatnya pun menjadi terlihat senang dan berkomentar dalam hati.
"Bocah kacamata ini cukup hebat juga meskipun tubuh fisiknya yang ramping dan juga pendek tapi kekuatan hancurnya cukup kuat".
"Dengan ini sepertinya aku tahu senjata apa yang akan bocah ini miliki kalau dia masuk tes berikutnya",ucap Dominik dan di pikirannya dia sedang berpikir tentang Doni yang memakai sarung tinju.
Doni yang saat ini terengah-engah setelah memukul bantalan mesin pukul tersebut, lalu mulai menghadap kearah Dominik dan bertanya.
"Dominik apa tahapan tes kekuatan selanjutnya?!..aku akan siap menghadapinya! ",ucap Doni sambil memperagakan kuda-kuda kearahnya.
Tetapi sayangnya perkataan dari Doni tidak di dengar olehnya karena Dominik saat ini sedang diam terbengong.
Lalu Doni mulai mendekatinya dan langsung menepuk pundaknya sambil berteriak dengan nada suara yang keras.
"Ehem!!..guru Dominik woii!! ".
Setelah itu Dominik menjadi kaget dan dia langsung memperbaiki gestur tubuhnya sambil menoleh kearah Doni dan bertanya.
"Eh?...tadi kamu mau bilang apa nak? ".
Doni yang menjadi jengkel lalu dengan sabar ia mencoba mengulangi perkataan nya lagi, setelah Dominik selesai mendengarnya, dia lalu mulai menjelaskan tahapan selanjutnya.
"Jadi tahapan selanjutnya kali ini adalah benda ini......Tadaaa! ",ucap Dominik yang secara tiba-tiba langsung mengeluarkan sebuah benda dari kantongnya yang ternyata benda itu adalah hand grapple.
*Ternyata tanpa sepengetahuan Doni dia dari tadi mengambilnya secara diam-diam di meja peralatan*.
*Bagi yang belum tahu hand grapple adalah alat untuk mengukur kekuatan genggaman tangan seseorang biasanya alat ini digunakan untuk meningkatkan kekuatan pukulan dan juga kekuatan cengkraman pada tangan*.
Doni langsung memegang alat tersebut dan mulai mencengkramnya dengan sekuat tenaga.
"Ughhh!.....Ini cukup keras juga!!....Ahhhhhh!!.....benda ini tidak mau bergerak! ",ucap Doni dengan ekspresi yang seperti ingin ngeluarin tahi yang besar dengan mata yang melotot.
Dominik yang melihat Doni sedang sekuat tenaga mencengkram hand grapple itu, lalu dia berbicara kepadanya dengan nada yang menyombongkan diri.
"cikk-cikk-cikk.....kamu lemah banget ya nak...padahal itu cukup mudah loh!!.....bahkan murid kesayanganku bisa dengan mudahnya merapatkan benda itu",ucap Dominik sambil menggoyangkan jari telunjuk kanannya.
Dan juga terlihat tersenyum sambil menutup kedua matanya, lalu setelah itu Dominik kembali lagi menjelaskan.
"Hand grapple ini bukan sembarang hand grapple....benda itu telah dimodifikasi jadi seberat 80 kilogram lebih loh...hehehe apa kamu bisa menggerakannya?...bisa? ".
Kembali lagi dari sudut pandang dari Doni yang masih berusaha mencengkram hand grapple tersebut dan setelah itu ia mulai menyerah dan melepaskannya.
Lalu setelah itu secara tiba-tiba hand grapple tersebut bisa berbicara dengan nada khas robotnya.
"Subjek meremas dengan tenaga ekstrim dan beban yang dipertahankan adalah 32 kilogram",ucap dari alat hand grapple tersebut.
Doni lalu menyerahkan hand grapple itu kepada Dominik dan dia mulai melihat-lihat hand grapple tersebut ke segala sisi dan mulai berkomentar dalam hati.
"42 kg kah?....menurutku dia tidak pernah menggunakan alat ini sebelumnya",ucap Dominik sambil menaruh alat tersebut kembali ditempatnya.
Selesainya dia menaruh barang tersebut, Dominik lalu mulai menjelaskan tes selanjutnya.
"Baiklah tahapan tes kekuatan sampai segitu saja....jadi sekarang mari kita akan menuju tes yang terakhir yaitu tes Kelenturan".
"Tes ini sangat mudah loh! ".
"Kamu hanya harus mempertahan kan pose ketelenturan yang seperti aku lakukan saat ini",ucap Dominik yang langsung memperagakan pose yoga sambil tiba-tiba membawa sebuah stopwatch di tangan kanannya dan juga dia mulai lanjut menjelaskan tesnya.
"Saat kamu memperagakan pose seperti ini, aku akan mulai langsung mengitungnya sampai 30 detik".
"Setelah kamu berhasil memperagakannya selama itu, aku akan mengijinkan mu untuk menuju ke tes selanjutnya".
Doni yang masih penasaran lalu bertanya kepada Dominik dengan mengangkat tangan kanan nya keatas.
"Guru Dominik!!....apabila aku tidak bisa mempertahankan pose tersebut selama 30 detik apa aku harus mengulanginya lagi?.....atau aku tidak akan lulus? ".
Setelah mendengar pertanyaan tersebut Dominik mulai menjawabnya.
"Tentu saja kamu tidak lulus....apa tadi kamu tidak mendengarkan penjelasan ku? ",ucap Dominik dengan tatapan wajah yang terlihat suram.
*Dominik tadi menduga bahwa Doni sudah mengerti maksud dari penjelasannya*.
"Ehhh...tapi dia dari tadi enggak terlalu detail ngejelasinnya....",ucap Doni dalam hati sambil mengekpresikan wajah datarnya (Dongonya).
Setelah itu Doni mulai melakukan sedikit pemanasan dan akhirnya ia akan mulai meniru pose yoga dari Dominik.
Pertama-tama Doni mulai berbaring di matras untuk mulai memperagakan pose yoga tersebut dan Dominik yang telah melihat Doni sudah bersiap-siap dia mulai melakukan aba-aba sambil bertanya kalau ia sudah siap.
"Baiklah apa kamu sudah siap nak?! ".
Doni lalu menjawabnya dengan memasang pose 'oke' ditangan kirinya, setelah itu Dominik langsung memulainya dengan berteriak.
"Kalau begitu! ".
"Bersiaplah!".
"MULAI...GO...GO...GO!".
Dominik langsung memencet alat stopwatch dan waktu pun berjalan pada hitungan 00.01 detik.
Doni yang sudah mengikuti pose dari Dominik mulai merasakan sedikit kesulitan, karena matras yang tadi ia rasakan cukup empuk, secara tiba-tiba langsung terasa mengeras seperti batu.
Disini waktu stopwatch terus berjalan detik per detik sampai pada akhirnya, Doni yang masih terus menahan pose yoga itu bisa mempertahankan posenya sampai stopwatch tersebut berhenti di angka 31.02 detik dan Dominik mulai menghentikannya.
*Dominik sengaja memencetnya dengan sangat terlambat*.
"Huff....huff....huff aku akhirnya bisa melakukannya! ",ucap Doni dalam hati dengan ekspresi wajah bahagianya.
*Seluruh tubuh Doni bercucuran keringat dan juga memiliki lebam dibagian kanan dada depannya, karena menahan serangan dari Dominik pada saat tes ketahanan*.
Dominik yang masih berdiri di samping Doni, lalu dia mulai menaruh stopwatch dikantongnya dan berpikir dalam hati.
"Dari semua standar yang diperlukan untuk tes fisik....bocah kacamata ini sudah cukup baik, tapi untuk di tes selanjutnya ummm...".
"Meskipun tubuhnya terlihat memar dibagian yang aku lempar tadi....sepertinya saat ini dia butuh waktu perawatan agar bisa menggerakan tubuhnya secara maksimal".
"Sepertinya aku akan sarankan bocah kacamata ini untuk keruang medis dulu tapi...".
"Baiklah!....sudah kuputuskan untuk meluluskannya di tes ini! ",ucap Dominik dalam hatinya dengan menunjukan ekspresi wajah terseyum dan gestur tangan menyentuh dagu.~
~==========================~
[Bab 5 : Tes Fisik (2) Selesai]
Total Revisi : 1 Kali
FAQ : Q = Apa itu Total Revisi? | A = Itu merupakan jumlah bab/chapter yang telah di edit oleh author