"Nomor 6 silahkan menuju ke ruangan nomor 6",ucap suara speaker yang terdengar keseluruh ruangan tes.
Doni yang saat ini berada di barisan paling akhir, lalu dihampiri oleh seseorang yang sedang memegang sebuah nomor tag.
Orang tersebut ternyata merupakan seorang trainer dan dia memberikan nomor tag itu kepada Doni.
*Jadi sebenarnya para pengawas tes tersebut dipanggil trainer karena itu merupakan panggilan dari mereka pada saat sedang mengikuti tes*.
Trainer tersebut terlihat sangat muda, dia memiliki penampilan yang rapi dengan rambut berwarna ungu dengan pakaian jas tuxedo berwarna hitam dan baju kemeja berwarna putih dan juga memakai dasi berwarna merah.
Setelah menerima nomor tag tersebut nomor yang Doni dapat yaitu (NO 25).
Setelah mengambil nomor tag itu Doni lalu melirik kearah depan dan melihat orang yang aneh dengan penampilan seperti seorang berandalan.
Orang tersebut memiliki rambut berwarna hitam dengan gaya rambut undercut setengah panjang dan memakai kacamata hitam berbentuk lingkaran,dengan seluruh pakaian berwarna hitam dengan corak tengkorak ditengahnya.
Disana terlihat orang berkacamata hitam itu memegang perutnya dengan kedua tangannya sambil melakukan posisi kedua kaki yang berdempetan.
Orang itu terdengar sedang mengatakan.
"SIAL!...SIAL!...SIAL!...KENAPA AKU DAPAT PANGGILAN ALAM DISAAT SEPERTI INI!",ucap dari orang berkacamata tersebut dengan nada perkataannya yang seperti ingin menangis.
Lalu orang berkacamata hitam itu terlihat seperti ingin menari dengan menaiki kaki kanan dan kirinya menuju keatas lalu kebawah.
Doni yang berada dibelakangnya lalu mencium bau alam darinya dan langsung menutup hidungnya dengan tangan kanannya sambil berkata dalam hati.
"Bau pengek macam apa ini!...aaakk!...kenapa aku berada dibelakang orang aneh ini".
Ucap Doni dengan nada yang kesal sambil menunjukan ekspresi wajahnya yang konyol.
Setelah sabar menunggu dan menunggu cukup lama menahan aroma alam yang sedap tersebut pada akhirnya.
Speaker yang ada diruangan tes mulai mengatakan.
"Nomor 25 silahkan menuju ke ruangan nomor 1".
Setelah mendengar suara dari speaker tersebut Doni lalu berjalan menuju kesana dan berkata.
"Baiklah aku akan kesana",ucap Doni dengan hidung yang masih ditutup.
Saat sampai dipintu ruangan tes nomor 1, Doni langsung membuka pintu ruangan tersebut dan melihat bahwa trainernya merupakan orang yang sama yang tadi telah memberikannya nomor tag.
Wajah Doni yang saat ini telah terlihat berwarna hijau pucat dan juga tangan kanan nya yang masih menutup hidung dengan sangat rapat karena aroma sedap tadi.
Lalu trainer tersebut melirik ke wajah Doni yang terlihat cukup pucat dan mengatakan.
"Umm apa kamu baik-baik saja nak?".
Setelah mendengarnya Doni lalu menjawabnya dengan nada yang sedikit kaku.
"Ak- aku ba- baik-baik saja lihat lah...aku masih cukup bugar".
Dan disaat yang bersamaan Doni yang mulai membuka hidungnya dan bisa bernafas dengan lega sambil berkata dalam hatinya.
"Orang berkacamata hitam aneh yang tadi ada di depanku tadi jelas-jelas ingin boker....Ahhh!!".
"Aromanya hampir membunuhku!",ucap Doni dengan nada yang sangat kesal.
Setelah mendegar ucapan Doni yang baik-baik saja, trainer yang ada dihadapan Doni lalu mulai memperkenalkan diri.
"Aku adalah trainer mu di dalam tes kali ini, perkenalkan namaku adalah Dominik Lupionez....panggil saja aku Dominik".
"Aku yang akan mengawasi dan menilai hasil tes mu disini huu huu".
Setelah perkenalan diri trainer yang bernama Dominik itu langsung menjelaskan tesnya kepada Doni.
"Jadi tes pertama mu adalah tes fisik yaitu ketahanan,keseimbangan,kekuatan,dan juga kelenturan....jadi persiapkan dirimu baik-baik nak",ucap Dominik dengan berpose aneh dan satu mata nya yang berkedip.
'wink wink',(suara Dominik yang berkedip dimata kirinya sambil melihat kearah Doni).
Setelah melihat sifat aneh dari trainernya, Doni tetap secara formal menjawabnya dengan cepat dan singkat.
"Baik guru!".
Setelah mendengar ucapan dari Doni, wajah dari Dominik berubah menjadi suram dan berkata.
"Tidak...tidak...tidak nak panggil saja aku Dominik",ucap Dominik dengan nada yang sedikit kecewa.
Doni yang mendengarnya pun lalu hanya menganggukan kepalanya dua kali.
Setelah itu tes fisik pun akhirnya dimulai bersama trainernya diruangan nomor 1.
Di dalam ruangan tes tersebut terlihat cukup luas dan hampir diseluruh lantainya ditutupi oleh matras yang agak tipis tapi cukup empuk dan temboknya adalah papan tipis yang berisikan matras.
Lalu sebelum tesnya dimulai pertama-tama Dominik mulai mencoba mengukur tinggi dan menimbang berat dari tubuh Doni.
Saat selesai mengukur dan menimbang tubuh Doni lalu Dominik berkata dalam hatinya dengan penasaran.
"Tinggi 162 centimeter, berat 42 kilogram".
"Dari yang aku lihat dari fisiknya, dia adalah seorang manusia yang sangat ringan, apakah dia orang yang spesialis dalam kecepatan?".
Setelah itu Dominik mulai menjelaskan tes fisik bagian pertama dan mengambil satu bola karet dari dalam ember dan berkata.
"Baiklah tes pertama adalah tes ketahanan jadi, saat aku akan melempar bola karet ini kearah mu jadi pertama-tama".
"Peraturannya cukup mudah loh....kamu hanya perlu menahan hantaman dari lemparan ku saja apabila dirimu masih bisa berdiri tegak, kamu akan lulus dan lanjut ke tes selanjutnya".
"Tapi apabila kamu tidak mempertahankan posisi tegakmu dan terjatuh.....kamu tidak akan lulus loh, huhuhuh aku jadi sedih",ucap Dominik sambil melempar tangkap bola karet berukuran 35 cm itu ditangan kanannya.
Setelah mendengarkan penjelasan dari Dominik, Doni langsung mulai bersiap-siap untuk memasang posisi tegak dan juga sedang mengekspresikan wajah yang serius menghadap Dominik ditambah melakukan kuda-kuda yang erat.
Lalu Doni mencoba mengingat perkataan ayahnya kembali didalam pikirannya.
Flashback pada 6 hari yang lalu saat Doni mengunjungi ayahnya dirumah sakit.
"Ayah sudah memberitahumu semua tentang tes yang akan kamu hadapi nanti...".
"Jadi Doni.....ayah percaya kamu pasti bisa melakukannya...",ucap ayahnya yang sedang berbaring lemas ditempat tidur dirumah sakit dengan mulut tersenyum melihat kearah Doni.
Lalu keesokan harinya yaitu pada saat 5 hari yang lalu,di sebuah rumah yang cukup aestetik dan kecil dengan tembok berwarna putih yang dilapisi kaca berwarna hitam dan lampu bergaris yang cukup terang.
Pada waktu itu langit sudah mencapai malam hari yaitu berada di jam 8 malam, Doni yang saat itu bersama kakak perempuan nya yang bernama Aria Suvelius.
Mereka berdua saat ini sedang berada didepan halaman rumahnya.
Saat ini kakaknya Doni sedang berdiri sambil melihat-lihat bola-bola karet besar yang berukuran variatif di dalam ember hitam, lalu dia bertanya kepada adiknya.
"Doni untuk apa kamu mengumpulkan benda-benda ini?...apa jangan-jangan kamu ingin main istana bola karet? ",ucap Aria yang sambil menunjukan ekspresi wajah yang mengejek kearah Doni.
"Tidak kakak....ya ampun kamu ini...emangnya aku masih sekecil itu?....aku sudah 15 tahun loh! ".
"Sejujurnya aku membutuhkan bola karet ini untuk latihan ketahanan....Jadi Kakak apa kamu bisa membantu ku? ",ucap Doni kepada kakaknya dengan posisi yang bersiap berdiri tegak.
"Baiklah kalau begitu persiapkan dirimu Doni! ",ucap Aria yang mengerti maksud dari latihan tersebut, karena ternyata pada saat itu Aria juga ikut mendengarkan perkataan dari ayahnya dirumah sakit.
Setelah itu Aria mulai memegang bola karet yang berukuran sangat besar dan langsung tanpa ragu melempar bola tersebut kearah Doni dan berteriak.
"Nih makan!....setan mata empat!..hahahahahah! ",ucap Aria yang melemparnya sekuat tenaga.
Lalu Doni yang terkena lemparan dari bola karet itu mengenai kepalanya dengan sangat keras hingga tumbuh benjolan.
Setelah lemparan itu mengenainya, ia masih tetap mempertahankan posisi tegaknya.
"Kakak lempar lebih banyak bola karet yang lebih besar kearah ku, aku akan siap mempertahankan posisiku disini",ucap Doni yang siap menahan lemparan bola selanjutnya, sambil memasang posisi tegak dan juga kuda-kuda yang cukup erat.
Setelah itu Aria mulai melemparkan semua bola-bola karet yang ada di dalam ember dengan kencang kearah Doni.
Meskipun Doni jadi bergerak mundur karena terkena lemparan dari bola-bola karet tersebut.
Doni tetap berusaha mempertahankan posisi tegaknya dengan menahan kedua kakinya agar tidak langsung terjatuh.
Tetapi saat lemparan bola karet terakhir dari Aria mengenai kepalanya lagi, Doni langsung terjatuh ketanah dan gagal mempertahankan posisinya.
Tetapi meskipun ia gagal mempertahankannya, Doni tetap bangkit dan terus meminta mengulanginya kembali hingga pada akhirnya Doni berhasil mempertahankan posisi tegaknya yang artinya ia telah berhasil dalan tes ketahanan.
*Pada saat itulah akhirnya Doni terus melatih fisiknya selama 4 hari berturut-turut, mulai dari membentuk otot sampai kelenturan tubuhnya semuanya ia lakukan sampai pada titik ini*.
*Tes fisik ini sudah Doni persiapkan dengan persiapan penuh meskipun di waktu yang cukup singkat*.
Kembali lagi diwaktu saat ini yang dimana, Doni sudah siap dengan posisi tegaknya sambil menghadap kearah Dominik yang ingin melempar bola karet tersebut.
Saat itu juga Dominik langsung melemparkan bola karet yang cukup besar itu kearah Doni dengan sangat cepat sampai-sampai Doni pun tidak menyadarinya bahwa bola tersebut telah mengenai tubuhnya.
'Whoooooommmp-',(suara lemparan dari bola karet yang sangat cepat dan akurat dari Dominik).
'Dummmmbbb!',(suara hantaman bola tersebut terdengar sangat keras).
Lemparan nya pun langsung mengenai tulang rusuk dibagian kanannya tetapi, Doni masih bisa tetap berdiri dengan tegak dan tanpa bergerak sedikit pun.
Saat ini Doni langsung merasakan rasa sakitnya dicampur dengan keringat dingin, ia berusaha untuk tidak berteriak kesakitan.
"Uuuugghhh!....ini bukan apa-apa!",ucap Doni dalam hati dengan ekspresi wajah seperti ingin menahan diare.
Lalu disisi lain setelah Dominik selesai melempar bola karet itu, dia lalu memperhatikan dengan fokus posisi tegak dari Doni dan Dominik tahu kalau Doni saat ini sedang menahan rasa sakitnya.
Setelah itu Dominik menjadi terkesan melihatnya dan dia berbicara dalam hati.
"Heh heh!...dia cukup lumayan juga....meskipun aku hanya melemparnya seperti itu tapi bocah kacamata ini masih bisa mempertahankan posisi tegaknya jadi dia lulus ditahap pertama".
Setelahnya dia berkata dalam hati, Dominik langsung berjalan menuju tumpukan tongkat besi yang berada dipojok kanan ruangan, lalu dia mulai menjelaskan tes selanjutnya dan berkata.
"Baiklah kita sekarang ketahap selanjutnya dari tes fisik ini yaitu keseimbangan jad-".
Perkataan dari Dominik lalu di potong oleh Doni yang saat ini masih memasang posisi tegak sambil bertanya kepadanya.
"Jadi Dominik apa aku sudah lulus di tes ketahanan? ".
Pertanyaan dari Doni langsung dijawab oleh Dominik yang lupa memberitahunya dan mengatakan.
"Ehemmm!....maaf aku lupa memberitahumu soal itu nak".
"Jadiiiii....tentu saja kamu lulus dites pertama ini yeeey! ",ucap Dominik sambil bertepuk tangan.
Setelah itu Dominik kembali lagi menjelaskan tentang tes selanjutnya sembari mengangkut sebuah tiga tongkat besi yang sangat panjang diatas pundaknya dengan hanya menggunakan satu tangan kirinya.
Lalu dia mulai menaruh tongkat besi tersebut satu per satu di atas papan tangga kayu yang sudah diletakan berderet.
Setelah itu Dominik mulai menjelaskan tesnya kepada Doni sambil berjalan menuju kearahnya dan berkata.
"Baiklah disini aku telah mempersiapkan tiga jenis tongkat besi sepanjang 3 meter dan pertama-tama kamu akan memulainya dari yang paling tebal sampai yang paling tipis".
"Dan aku akan mulai menilai keseimbangan mu sampai seberapa jauh tingkatan yang akan membuat keseimbangan mu menjadi pudar".
"Apabila kamu bisa mencapai ujung dari tongkat itu, kamu akan langsung lanjut ke tingkatan yang lebih tipis baiklah sekian".
Setelah mendengar penjelasan dari Dominik, lalu Doni mulai bertanya kepada Dominik sambil mengangkat tangan kanannya karena ia masih kurang jelas.
"Anuu....Dominik apabila aku terjatuh cukup cepat di salah satunya apa artinya aku tidak bisa melanjutkan ke tingkat selanjutnya? ",ucap Doni dengan sangat penasaran.
Lalu Dominik pun menjawab pertanyaan dari Doni sambil berpose aneh dia mengatakan.
"Tidak....kamu akan masih tetap lanjut ke tahap selanjutnya, contohnya apabila kamu terjatuh ditongkat yang tebal dijarak manapun itu".
"Kamu harus langsung melanjutkannya ke tingkatan yang lebih tipis sampai setidaknya kamu menyentuh tiga tingkatan ini dan setelah itu aku akan menilai rata-rata keseimbangan mu".
"Lalu setelah itu kita akan langsung menuju ketahapan tes selanjutnya".
*Artinya Doni masih tetap lulus meskipun rata-ratanya cukup rendah*.
Setelah Dominik menjelaskan semuanya akhirnya tes keseimbangan pun dimulai.
Doni saat ini mulai menaiki tangga kayu untuk berjalan menuju ke tongkat besi yang cukup tebal dan ia mulai menginjakan satu kaki kanannya ke depan.
Lalu Doni mulai berjalan dengan pelan dari satu langkah ke langkah lainnya dengan
cukup hati-hati, sampai akhirnya ia bisa sampai ke ujung tongkat tersebut.
Setelah itu Doni yang terlihat bahagia, ia berbicara dalam hati dengan nada yang juga terdengar bahagia.
"Yesss!...aku bisa melakukannya...tetapi masih ada dua tongkat lainnya yang harus aku coba sekarang....apa aku bisa melakukannya? ",ucap Doni dalam hati.
Lalu disisi Dominik yang dari tadi memperhatikan keseimbangan dari Doni dia mulai berkomentar dalam hati.
"Bocah kacamata ini masih terlihat cukup baik dalam mempertahankan keseimbangannya secara konsisten...tetapi di sinilah tes yang sebenarnya akan dimulai....".~
~==========================~
[Bab 4 : Tes Fisik (1) Selesai]
Total Revisi : 1 Kali
FAQ : Q = Apa artinya FAQ? | A = Itu artinya Frequently Asked Question atau disingkat FAQ yang diartikan pertanyaan yang sering ditanya.