Chereads / Overpower di Dunia Lain / Chapter 3 - Kehidupan Baru

Chapter 3 - Kehidupan Baru

Menciptakan skill 'search' lalu cari bar terdekat.

Disana rupanya, sepertinya mereka menggunakan koin emas dan perak serta berbagai ukuran dari kecil, sedang sampai besar. Menggunakan skill 'search' mencari informasi mengenai nilai mata uang.

Sepertinya aku paham, 1 koin perak kecil mungkin setara Rp.15.000 atau buletin aja 1 Dollar AS, 1 koin perak ukuran sedang mungkin sekitar 50 dollar dan terakhir 1 koin perak besar sekitar 100 dollar.

Sedangkan untuk 1 koin emas kecil dikisaran 150 dollar, 1 koin emas sedang 500 dollar dan 1 koin emas besar setara 1000 dollar.

Menciptakan benda 'koin emas besar'..

Sepertinya aku tidak bisa menciptakan lebih dari satu benda yang sama pada waktu yang bersamaan. Yah mungkin ini lebih baik dan lebih normal. Sebaiknya istirahat dulu untuk malam ini.

Menginap per malam rata-rata seharga 4 koin perak kecil tapi tentu berbeda jika fasilitas ingin yang mewah, ya cukup terjangkau kurasa.

Sesampainya di bar, langsung kubuka pintu bar itu. Tak kusangka setelah langkah pertamaku disana, tatapan mereka langsung tertuju padaku. Apakah ada yang aneh dariku? Apa pakaianku terlalu aneh? Abaikan saja.

"Permisi, pesan satu bir" aku memesan sambil mengacungkan tangan seperti yang kulihat di film, sebenarnya ini pertama kali aku mengunjungi Bar baik di bumi dan dunia lain.

"Baik, segera dataaang" dengan santai ia langsung menyiapkan pesananku dan memberikannya langsung.

"Namaku Niko, aku pemilik bar ini, penampilan anda luar biasa sekali tuan" ia menatapku dengan tajam tanpa berkedip selama lebih dari 10 detik.

"Nama saya Nima, senang berkenalan dengan anda" aku menyodorkan tanganku sambil tersenyum

'SELAMAT'

'INFORMASI TELAH BERHASIL DIPERBARUI'

(Apa ini? Aku hanya asal mengatakan namaku tapi jadi begini, ah sepertinya aku ingat pada saat awal tanda namaku tertulis keterangan, sepertinya ini berkaitan, yah bagaimanapun ini hanya nama)

'NAMA BERHASIL DIPERBARUI MENJADI NIMA'

"Anu..apa ada yang aneh dari penampilan saya? Sepertinya mereka menatapku dengan tajam, rasanya tatapan mereka menembus kulitku" Sambil sedikit menundukkan kepala aku bertanya pada pemilik bar.

Ia tertawa kecil "bukan aneh, sebagai wanita saya juga tidak menganggap anda aneh, hanya saja, bisa dikatakan...anda keren, keren sekali dan juga tampan, penampilan anda tidak biasa" ia menyipitkan mata sambil menjelaskan padaku.

????

????

????

????

(Sial aku malu sekaliiiii)

"Anda bisa saja nona Niko,hahaha" dengan rasa malu aku mengatakan hal itu di depan pemilik bar yang baru saja kutemui ini.

"Oh hampir lupa, nona Niko saya mau tanya, apa disekitar sini ada penginapan?" Aku menatap matanya berharap ia tidak membahas topik yang sebelumnya.

"Kalau penginapan ada di dekat jalan utama, kebanyakan bangunan disana adalah penginapan, karena disana biasanya ada banyak pengunjung dari kota maupun desa lain yang datang kesini. Jadi agar mudah dicari, pemerintah Kerajaan mengkhususkan agar daerah di sekitar jalan utama hanya di dirikan penginapan dan mempermudah perizinan untuk para pelaku bisnis untuk mendirikan penginapan dan lokasi untuk usaha"

" Terima kasih informasinya nona Niko"

"Dengan senang hati" ia mengangguk sambil tersenyum.

"Panggil saja saya Niko supaya ngga canggung"

"Baiklah, Niko. Kalau begitu saya permisi dulu"

"Jangan lupa mampir lagi tuan yang keren" ia tersenyum

"Hentikan Niko, aku malu sekali dipanggil begitu, sampai jumpa" aku melambaikan tangan dan memunggungi Niko dan langsung keluar dari bar.

"(Niko hanya tersenyum)"

Keesokan harinya.

Sepertinya disini ada guild petualang untuk menerima permintaan misi, apa sebaiknya aku kesana sekarang? Yah ngga ada salahnya sekalian mencari informasi di guild yang mungkin berguna.

Sesampainya di guild aku langsung mendatangi resepsionis.

"Permisi"

"Ada yang bisa kami bantu?" Ia tersenyum sambil sedikit membetulkan pakaiannya

"Apa disini menerima pendaftaran untuk petualang?"

"Tentu, kami sangat terbuka untuk pendaftaran menjadi seorang petualang, Karena akhir-akhir ini banyak petualang yang tewas saat menjalani permintaan terlebih saat ini monster-monster juga semakin banyak dan sering menyerang manusia."

"Kalau begitu saya mau daftar, mohon bantuannya"

"Serahkan saja pada saya, mungkin ini agak telat tapi perkenalkan nama saya Vivi sebagai resepsionis guild ini"

"Saya Nima...apa ada yang aneh?"

"Ah tidak, saya hanya kagum. Anda terlihat sangat luar biasa dan juga pakaian anda unik karena disini jarang yang memakai pakaian seperti itu."

"Unik ya..hmm, mungkin karena ini buatan saya sendiri jadi sesuai keinginan saya haha"

"Apa anda memiliki kemampuan untuk membuat perlengkapan?"

" Hanya sedikit "

"Tapi dari yang saya lihat sepertinya bukan hanya sedikit, jika dilihat dari kualitas dan juga daya sihirnya yang sangat memancar itu" ia tersenyum seolah mengharapkan sesuatu dari kemampuanku

"Apa terlihat seperti itu?"

"Iya betul, saya pikir daya sihirnya luar biasa, kalau begini saya rasa anda bukan pemula ya?"

"Ah anda bisa saja, saya pemula kok." Aku berusaha meyakinkannya agar pembicaraan ini segera selesai karena perasaanku tidak enak

"Apa bisa langsung jadi hasilnya hari ini? Untuk kartu tanda pengenalnya?"

"Tentu, tapi sebelum tanda pengenal diterbitkan ada tes kemampuan terlebih dahulu, anda bisa memilih sihir atau keterampilan senjata. Silahkan pilih diantara keduanya."

"Saya pilih keterampilan senjata"

"Dengan daya sihir yang luar biasa saya pikir anda akan memilih sihir, tapi tidak disangka anda memilih keterampilan senjata"

"Ahaha, anda bisa saja..ha..haha.."

"Ini adalah baja dingin putih yang dilapisi mithril, tolong serang baja ini dengan segenap kemampuan yang anda miliki"

"Baiklah"

Skill 'dewa pedang' aktifkan..kobaran asap putih mengepul disekitar tubuh Nima dengan tekanan panas yang luar biasa lalu

Slaaaaaaaash..

Criiing..

Dengan kecepatan maksimal Nima membelah baja dingin putih yang keras itu menjadi dua bagian, ia memotong dengan sangat santai seperti memotong tahu.

Disini Nima belum tau bahwa sebelumnya belum pernah ada pendekar pedang yang berhasil membelah baja dingin putih yang dilapisi mithril menjadi dua bagian dengan mudah pada tes pertama menggunakan pedang.

Awalnya itu hanya dibuat untuk menunjukkan skor saja, seberapa besar damage yang dihasilkan ke baja dingin putih akan diubah menjadi skor berupa angka.

"Aku masih tak percaya dengan apa yang baru saja kulihat, apa itu mungkin?" Ia terkejut dengan hasil yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya

"Apa aku melakukan kesalahan?"

"Tidak, bukan itu..hanya saja sebelumnya belum pernah ada yang berhasil membelah baja dingin putih yang dilapisi mithril menjadi dua bagian seperti ini, ini sih sudah pasti langsung lulus, oke tuan Nima saya rasa cukup sampai disini saja"

"Baiklah"

"(Siapa dia sebenarnya, ia memotong baja itu dengan sangat mudah dan sangat santai tanpa mengeluarkan sedikitpun keringat, ah keren sekaliiii)" pikir Vivi.