Chereads / Master of LYNK / Chapter 53 - Bab 3, Chapter 53: Janji di Bawah Sinar Rembulan Bagian 3

Chapter 53 - Bab 3, Chapter 53: Janji di Bawah Sinar Rembulan Bagian 3

Tiba-tiba sesutu yang tidak terduga terjadi.

Atap dari Junoi gubuk berkaki ayam itu tiba-tiba hancur. Serpihan-serpihan kayu dari atap itu pun beterbangan seperti benih dandelion. Zaka pun melindungi kedua kepalanya dengan kedua tangannya.

Seorang gadis berambut panjang dan membawa sebuah sabit besar pun keluar dari atap gubuk yang hancur itu. Orang itu melompat begitu tinggi hingga dirinya tepat berada di tengah-tengah sinar bulan purnama yang menerangi langit malam saat itu. Dan terlihatlah bahwa Gadis itu adalah Raven.

Dengan cepat, Raven turun dan melesat ke arah lidah gubuk yang menjalar ke arah Zaka. Dengan gerakan berputar yang presisi, Raven pun memotong lidah Junoi gubuk itu dengan sabit besarnya. Setelah memotong lidah Junoi gubuk itu, tanpa menunggu lama, Raven mendarat dan mempersiapkan kakinya untuk kembali melesat.

Raven pun langsung melesat menerjang Junoi gubuk itu dan menabrak pintu masuk Junoi gubuk itu dengan sabit besarnya. Bagian depan Junoi gubuk itu pun hancur menjadi beberapa pecahan papan kayu dan Junoi itu terhempas. Serangan barusan membuat efek hempasan yang kuat hingga membuat Zaka terjatuh karena hempasan itu. Di sisi lain, Junoi itu terhempas sangat keras hingga menembus beberapa pepohonan di belakangnya hingga akhirnya, Junoi gubuk itu menabrak sebuah batu besar membuat Junoi itu hancur menjadi beberapa papan kayu hanya menyisakan sepasang kaki ayamnya. Junoi gubuk itu pun perlahan berubah menjadi asap bewarna hitam dan menghilang. 

Mata Zaka hanya bisa terbelalak berusaha memahami apa yang terjadi. Junoi yang membawa lesung dan ketiga Junoi anjing itu juga mematung tidak percaya apa yang ada di hadapan mereka sekarang.

"Apa yang terjadi?!" tanya Junoi yang membawa lesung itu.

Raven yang selesai menghancurkan Junoi gubuk tadi pun berbalik badan dengan menggenggam sabit besarnya di belakangnya. Raven dengan perlahan namun pasti berjalan ke arah Zaka. Saat tiba cukup dekat dengan Zaka, Raven pun mengulurkan tangannya kepada Zaka yang masih terduduk di tanah.

"Apa kau baik-ba-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Raven terhenti dengan matanya yang terbelalak.

Zaka pun terdiam melihat mata Raven yang seperti itu. Mata Raven mulai pun mulai mengeluarkan air mata. Mata Raven seolah-olah melihat kembali kejadian yang pernah dia lihat sebelumnya yang mungkin sebuah kejadian yang tidak mengenakkan untuk dipandang.

"R-Raven?" saut Zaka.

***

Di pandangan Raven, dia tidak sedang melihat Zaka sekarang. Dia melihat Orang lain dengan ekspresi ketakutan melihat kearah Raven. Kaki dan tangan Orang itu bergetaran hebat dan merangkak berusaha menjauh dari Raven.

"M-MONSTER!" Teriak Orang itu kepada Raven.

***

Kembali dengan penglihatan Zaka, Zaka masih melihat Raven yang terdiam di depannya.

Namun tanpa Zaka sadari, ketiga Junoi anjing tadi sudah berlari ke arahnya dan melompat untuk menerkamnya. Tiba-tiba, Raven mengayunkan sabit besarnya kepada ketiga Junoi anjing itu. Ketiga Junoi anjing itu sempat mengerem dan hampir saja mereka terkena ayunan sabit Raven atau mungkin kepala mereka sudah hilang sekarang karena terkena serangan itu. Namun Raven tidak selesai sampai di situ, Raven mengayunkan kakinya dan menendang ketiga Junoi anjing itu sekaligus membuat mereka terpental keras ke belakang.

Raven menggenggam erat sabit besar itu di belakang tubuhnya dan dengan cepat melesat ke arah Junoi yang membawa lesung. Sembari melesat, dia meneteskan air mata dan mengingat saat dia disuapi oleh Zaka saat sedang makan tadi.

"Paling tidak... Aku ingin berterima kasih kepadanya!" batin Raven.

Saat sudah cukup dekat dengan Junoi yang membawa lesung itu, Raven pun mengayunkan sabit besarnya dari arah kiri Junoi itu. Junoi itu dengan sigap melapisi lesungnya dengan energi LYNK dan menahan serangan Raven.

Di sisi lain, Zaka melihat pertarungan Raven itu. Zaka melihat Raven seperti monster yang sedang mengamuk. Namun dilihat lagi, Raven bertarung untuk melindungi dirinya. Zaka melihat tetesan air mata Raven saat bertarung yang sepertinya memiliki emosi yang sangat dalam.

"Raven... "

Zaka pun mulai berdiri dan mengepal erat kedua tangannya sembari menggertakkan gigi-giginya.

"Lelaki macam apa Aku membiarkan diriku dilindungi oleh Wanita," gumam Zaka.

Di sisi lain, Raven sedang berusaha melawan Junoi yang membawa lesung itu. Raven menangkis dan berusaha menyerang Junoi itu. Di tengah-tengah pertarungan, tiba-tiba ketiga Junoi anjing tadi kembali dan melompat ke arah Raven secara bersamaan. Dengan sigap, Raven pun berputar dan memotong kepala ketiga Junoi itu. Namun ketika dia baru saja selesai menyerang, tiba-tiba Junoi yang membawa lesung tadi sudah ada di belakang Raven dan mengayunkan lesungnya ke arah Raven. Raven pun hanya bisa menoleh ke belakang dan mati langkah.

Tiba-tiba, dengan cepat Zaka datang dan memukul keras pinggang Junoi itu hingga membuat Junoi itu berjalan mundur dengan memegangi pinggangnya yang terkena pukulan Zaka.

"Zaka?!" ujar Raven yang terkejut Zaka tiba-tiba ada di sebelahnya.

"Oy, aku di sini," ujar Zaka.

"K-Kenapa kau membantuku?" tanya Raven.

"Kau sudah menyelamatkan aku dari gubuk aneh tadi kan. Aku juga ingin membantumu," jawab Zaka.

"Tapi..."

***

"M-MONSTER!!"

***

"Kenapa kau menolong 'monster' sepertiku?" tanya Raven dengan suara lirih.

Zaka pun terdiam sejenak dengan pertanyaan Raven itu. Dia pun mengingat pembicaraannya dengan Kuroto.

***

"Uh... T-tapi... Aku adalah monster... Aku memiliki kekuatan mengerikan dalam tubuhku."

"Hmm? Hehe begitu ya. Kalau begitu, kami ini juga monster yang sama-sama mengerikan."

***

Zaka pun tersenyum dan menjawab pertanyaan Raven, "Karena Aku sama monsternya seperti dirimu."

Raven pun terkejut mendengar jawaban Zaka. Hatinya seolah tersambar petir dan berdegup sangat kencang ketika Zaka memberi jawaban itu tadi.

"Baiklah. Ayo kita hajar makhluk aneh itu!" ujar Zaka mengalihkan pandangannya dan melihat Junoi yang membawa lesung itu.

Raven pun menarik nafas panjang sebelum menjawab, "Ayo!"

Junoi itu pun melepas tangannya yang tadi memegangi pinggangnya dan memegang lesungnya dengan kedua tangannya.

"Kalian tidak akan bisa menang dariku!!" ujar Junoi itu.

Junoi itu pun mengarahkan lesungnya ke arah Raven. Tidak lama kemudian, keempat tengkorak melayang muncul dengan energi LYNK yang melapisi mereka. Keempat tengkorak itu pun melesat ke arah Raven. Namun dengan cepat, Zaka mendorong Raven untuk menghindar. Namun Zaka tidak sempat menghindar dan akhirnya terkena serangan itu membuat Zaka terjatuh di tanah dengan luka yang cukup parah. 

"Zaka!"

"Tidak usah pedulikan aku. Hajar makhluk itu!!" ujar Zaka.

Raven pun berbalik dan dengan cepat melesat ke arah makhluk itu. Raven dan Junoi itu pun beradu serangan jarak dekat sekali lagi. Setelah beberapa serangan, salah satu serangan Junoi itu begitu kuat dan membuat Raven terpental walau sudah dia tahan dengan sabitnya. Raven pun akhirnya terjatuh di sebelah Zaka yang terluka.

"Hutan ini... akan menjadi kuburan kalian!" ujar Junoi itu.

Junoi itu pun merapal sesuatu menggunakan kedua tangannya sembari tetap memegang lesungnya. Tidak lama kemudian, muncul sebuah tengkorak besar dengan energi LYNK membara yang melapisi tengkorak itu. Tengkorak itu pun melesat ke arah Zaka dan Raven.

"Tch sialan! Ayo otak bodoh, pikirkan! Pikirkan caramu untuk selamat bersama Raven!" Sembari serangan Junoi itu melaju, Zaka berusaha berfikir cepat. "Monster... 'Aku sama monsternya seperti dirimu'. Aku memiliki kekuatan monster di dalam diriku. Kekuatan monster ya..."

Zaka pun dengan cepat berdiri.

"Zaka! tinggalkan saja ak-"

"Tidak!!" jawab Zaka dengan tegas.

Zaka mulai mengangkat tangannya ke depan wajahnya dengan telapak tangannya menghadap ke langit. Raven pun terkejut ketika melihat beberapa buih darah dari luka Zaka yang parah mulai melayang ke arah telapak tangannya, Buih-buih darah itu mungkin hanya sedikit namun ketika Zaka menggenggamnya, seketika darah itu menjadi banyak dan membuat bentuk seperti sebuah gear raksasa.

Zaka pun berkata, "Aku tidak mau melakukan kesalahan yang sama."

Di sisi lain, serangan dari Junoi itu sudah sangat dekat. Zaka pun langsung melemparkan gear darahnya ke arah serangan Junoi itu yang berbentuk tengkorak. Gear itu berputar dengan sangat cepat dan membelah serangan Junoi itu menjadi bagian atas dan bawah. Serangannya Junoi itu pun seketika meledak di tempat sebelum berhasil sampai kepada Zaka dan Raven.

"Apa?!!" ujar Junoi itu terkejut.

Gear itu tidak berhenti sampai disitu dan terus melaju ke arah Junoi yang membawa lesung tu. Junoi itu pun dengan sigap melapisi lesungnya dengan energi LYNK dan berusaha menahan serangan Zaka. Setelah beberapa saat, Junoi itu akhirnya bisa membelokkan arah serangan gear tersebut membuat gear darah itu menabrak pohon.

Namun setelah berhasil menahan serangan itu, Junoi itu sangat terkejut ketika melihat Zaka yang sudah melaju ke arahnya dan sudah cukup dekat. Zaka tiba-tiba berhenti dan menyilangkan tangannya. Junoi itu tidak tahu apa yang Zaka lakukan dan betapa terkejutnya Junoi itu ketika melihat ada empat gumpalan darah yang sudah ada di sisi kanan dan kirinya.

"Blood Spike!!"

Seketika keempat gumpalan darah itu menjadi paku darah yang besar dan menancap di kedua tangan dan kaki Junoi itu membuat Junoi itu tidak bisa bergerak.

"Ayo, Raven!!" seru Zaka.

Raven pun dengan cepat melaju dan melompat ke arah Junoi itu. Dengan satu ayunan mantap, Raven pun mendaratkan tebasan telak yang membelah Junoi itu menjadi sisi kanan dan kiri. Tamat seketika riwayat Junoi itu. Junoi itu pun berubah menjadi asap bewarna hitam dan menghilang.

Setelah menebas Junoi itu, Raven pun berlutut dengan satu kaki. Kepalany menunduk dengan nafasnya yang terengah-engah. Namun saat Raven mengangkat kepalanya, dia melihat Zaka di depannya yang mengulurkan tangannya. Walau luka Zaka cukup parah, namun masih ada senyuman yang menghiasi wajahnya.

Raven pun menggenggam tangan Zaka dan berdiri.

"T-terima kasih sudah menolongku," ujar Raven.

"Enak bukan jika ada yang menolongmu?" tanya Zaka.

"I-iya," jawab Raven dengan wajahnya yang sedikit memerah. "Bagaimana jika membuat janji."

"Janji?" tanya Zaka.

"Aku berjanji akan menolongmu sebisaku. Dan kau berjanji untuk menolongku jika kau mampu," ujar Raven menatap langsung ke mata Zaka.

"Ya, aku janji," ujar Zaka.

Begitu nyaman rasanya ketika ada seorang yang ada di sebelahku. Orang yang bisa menjadi tempatku bersandar, dan Orang yang mampu menolongku. (Raven)

Sepertinya ini menjadi kesempatanku untuk menebus kesalahanku. Aku berjanji untuk melindungimu, selama aku masih mendampingimu dan seumur hidupku, jika perlu (Zaka)

Mereka pun menyatukan kelingking mereka dan di bawah sinar rembulan, mereka memulai janji mereka.

***

Kembali ke masa sekarang saat Zaka sedang beristirahat di bawah pohon.

Zaka menunduk dan mengingat pengalamannya itu.

"Sudah lama sekali ya sejak malam itu," gumam Zaka.

"Ka... Zaka... Zaka!" saut Aruta. "Kau melamun lama sekali," ujar Aruta.

"Oh ya? Hehe aku tidak sadar," ujar Zaka.

"Huh, sepertinya kita cukup istirahat di sini," ujar Aruta. "Ayo kita mulai proses penyelamatan Raven."

"Ya, Kau benar. Ayo kita mulai!" ujar Zaka. "Raven, bertahanlah. Kami datang," gumam Zaka mulai berdiri dan berjalan mantap mengikuti Aruta yang sudah berjalan duluan.