Chereads / Master of LYNK / Chapter 52 - Bab 3, Chapter 52: Janji di Bawah Sinar Rembulan Bagian 2

Chapter 52 - Bab 3, Chapter 52: Janji di Bawah Sinar Rembulan Bagian 2

Zaka sempat terdiam sejenak karena begitu terkejutnya dia melihat Junoi itu. Namun tidak lama kemudian, Zaka langsung berteriak sangat keras. 

Zaka meronta-ronta dan berusaha melepaskan tangannya dari gandengan Junoi itu. Zaka begitu panik dan memaksa tangannya lepas dari Junoi itu. Adrenalin Zaka meningkat sangat pesat. Zaka tidak memikirkan apapun saat itu selain berusaha melepaskan diri. Namun gandengan Junoi itu cukup erat membuat Zaka kesusahan melepaskan dirinya. Karena sudah sangat ketakutan, tanpa pikir panjang Zaka pun melompat dan menendang wajah Junoi itu. Beruntungnya tendangan itu bekerja dan membuat genggaman Junoi itu melemah. Zaka pun langsung menarik tangannya dengan keras dan akhirnya Zaka berhasil lepas.

Setelah lepas, Zaka langsung berlari dari junoi itu. Walau Zaka sudah kelelahan, adrenalinnya terus memaksanya untuk berlari. Zaka berlari bergegas kembali melalui jalan setapak itu. Namun tidak lama kemudian, dia melihat suatu sosok yang muncul di balik pepohonan dan menghalangi jalan setapak itu. Itu adalah junoi tadi yang menggenggam tangan Zaka.

"Halo~ jangan takut... Ikutlah denganku~," ujar Junoi yang membawa lesung itu.

Zaka langsung berhenti dari larinya dan berusaha mengerem. Zaka berhasil berhenti dan berputar balik ke arah padang rumput tadi. Saat putar balik, Zaka berniat langsung berlari. Namun saat dia memutar balik badannya, dia melihat junoi itu yang sudah ada di depan dan menghadang jalannya. Zaka melihat itu langsung putar balik lagi ke arah jalan keluar dari area itu. Namun, makhluk itu sudah ada di hadapannya lagi dan menghadang jalannya. Zaka yang sudah sangat panik akhirnya berlari ke arah kanannya memasuki hutan.

***

Zaka terus berlari dan memasuki hutan lebih dalam. Walau Zaka terus memaksa berlari, namun Zaka sudah terus berlari dari tadi. Zaka yang kelelahan akhirnya memutuskan untuk beristirahat sejenak di bawah sebuah pohon. Dia memasuki semak-semak dan duduk di balik sebuah pohon sembari menyandarkan badannya ke pohon itu.

Zaka mengeluarkan desahan dengan nafasnya yang terengah-engah. Wajar saja, Zaka terus berlari tanpa istirahat dari tadi. Sembari Zaka beristirahat, dirinya menaruh salah satu tangannya di samping tubuhnya. Namun Zaka merasa tangannya menyentuh sesuatu yang aneh. Sensasinya bukan seperti tanah maupun rumput. Ketika Zaka melihat apa yang disentuh tangannya, betapa tersentaknya dia ketika dia melihat tangannya berada di atas tengkorak manusia.

Tidak lama setelah melihat tengkorak itu, ada sesuatu yang menetes dari atasnya. Zaka sudah sangat ketakutan namun memberanikan diri untuk melihat apa yang ada di atasnya. Dengan gemetaran, dia mengangkat kepalanya dan lebih tersentak lagi dia ketika dia melihat kepala anak kecil yang sudah terpisah dari tubuhnya, menggelantung di atasnya dengan sebuah tali yang mengikat kepala itu. Darah segar kepala anak itu menetes dari lehernya dan mengenai tangan Zaka yang lain. 

Zaka sempat ingin berteriak namun dia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya ketika dia mendengar suara erangan anjing dari arah sebaliknya dari pohon yang dia buat istirahat sekarang. Dia sudah sangat gemetaran namun dirinya masih memaksa memberanikan diri untuk melihat apa yang ada di balik pohon itu. Ketika dia mengintip apa yang ada di balik pohon itu, Zaka langsung mematung ketika melihat ada tiga anjing yang yang berkeliaran di area itu. Bukan anjing biasa. Anjing-anjing itu tidak memiliki mata, badannya telah tercabik-cabik dan beberapa bagiannya hingga menunjukkan tulang dari anjing itu.

"M-makhluk-makhluk apa ini sebenarnya?" batin Zaka yang tentunya dia tidak berani melontarkannya keluar dari mulutnya atau mungkin hanya namanya lah yang tersisa ketika matahari terbit.

Zaka merasa cukup dengan apa yang dia lihat dan kembali bersembunyi di balik pohon itu. Zaka kembali beristirahat, menutup matanya, dan menyandarkan kepalanya di pohon itu sembari menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Setelah dirinya merasa cukup tenang, Zaka membuka matanya dan melihat junoi berkeriput yang membawa lesung tadi, sudah berdiri di depannya dan melihat Zaka.

"Biar ku antar ke rumahku~," ujar Junoi itu sembari mengulurkan tangannya dan akan memegang kepala Zaka.

Zaka terkejut dan sontak memukul tangan Junoi itu. Zaka langsung melompat dan berlari dari Junoi itu. Junoi itu juga sempat terkejut saat Zaka memukul tangannya tadi. Saat melihat Zaka berlari, Junoi itu pun tidak tinggal diam.

"Peliharaanku! Kejar dia!" seru Junoi itu dengan menunjukkan jarinya ke arah Zaka.

Ketika Junoi anjing tadi langsung berhenti dari aktivitasnya dan langsung berlari ke arah yang ditunjukkan oleh Junoi yang membawa lesung. Saat melihat Zaka, ketika Junoi anjing itu pun dengan agresif langsung mengejar Zaka dengan kecepatan penuh.

"Se- seseorang, tolong! SESEORANG!! TOLONG!!" Teriak Zaka sembari terus berlari dari para Junoi anjing yang terus mengejarnya itu.

Setelah beberapa saat berlari, Junoi yang membawa lesung tadi kembali muncul dari balik pepohonan menghalangi jalan Zaka. Zaka terpaksa mengerem dari larinya. Zaka sempat terjatuh saat berusaha berhenti dari lariannya. Namun dengan gesit, Zaka kembali bangun berlutut dengan satu kaki dan mengusap wajahnya dari kotoran yang menempel saat Zaka terjatuh tadi.

Setelah mengusap wajahnya, Zaka melihat Junoi yang membawa lesung itu mulai berjalan menghampirinya. Saat Zaka melihat ke arah sebaliknya, dia melihat ketiga Junoi anjing itu masih mengejarnya. Zaka tidak memiliki pilihan selain belok ke arah lain. Zaka pun berbelok ke arah kirinya. Di area itu, tanahnya cukup tidak rata dan banyak semak belukar yang tumbuh. Zaka terus berlari berharap bisa keluar dari hutan ini. 

Namun tidak lama kemudian, Zaka mendengar suara aneh, seperti pohon-pohon di sana ditabrak oleh sesuatu. Suara itu semakin dekat dan semakin dekat ke arahnya. Saat suara itu semakin dekat, Zaka akhirnya sadar bahwa suara itu berasal dari arah depannya. Tiba-tiba pepohonan yang di depannya hancur seperti tertabrak sesuatu. Tidak lama kemudian, muncul sebuah gubuk menyeramkan berkaki ayam yang berlari ke arahnya. Gubuk itu awalnya tidak terlihat namun gubuk itu menunjukkan dirinya ketika dia sudah cukup dekat dengan Zaka.

Gubuk itu dengan kaki ayamnya menerjang pohon-pohon yang ada di depannya dan menghancurkan semua pohon yang menghalangi. Zaka yang sangat terkejut langsung berhenti dan putar balik berlari dari Junoi gubuk berkaki ayam itu. Adrenalin Zaka terus naik dan memaksa Zaka untuk terus berlari. Selain karena adrenalin, Zaka juga harus memaksakan berlari atau dia tidak akan pernah keluar dari hutan ini.

"Seseorang! SESEORANG! TOLONG AKU!!" teriak Zaka.

Zaka terus berlari namun dia langsung mematung ketika melihat Junoi yang membawa lesung dan Junoi anjing tadi sudah ada di depannya sedang berlari ke arahnya. Saat dia melihat kebelakang, Junoi gubuk berkaki ayam tadi sudah dekat dan membuka pintu yang berfungsi sebagai mulutnya dan menjulurkan lidahnya yang sangat panjang untuk menangkap Zaka. Zaka benar-benar mati langkah saat itu.

Zaka hanya bisa mengeluarkan air mata dan berkata dengan nada lirih, "Kumohon... seseorang... tolong aku."

Tiba-tiba sesuatu yang tak terduga terjadi.