Beberapa saat berlalu. Uika berhasil lari dari kepungan makhluk-makhluk aneh itu dan bersembunyi di toilet. Uika mengunci erat pintu toiletnya. Uika tak berani keluar sama sekali dan hanya bisa bersandar lemas di pintu toilet itu.
Beberapa saat berlalu dan selama Uika berada di dalam toilet, dia mendengar banyak sekali suara aneh. Suara rantai, suara tapak kaki yang basah, suara nafas yang seolah tepat berada di sebelah telinga Uika, dan masih banyak sekali.
***
Tidak lama kemudian, Uika mendengar suara Vins dari luar toilet.
"Uika... dimana kau?" suara Vins.
Uika yang mendengar itu dan lega karena dia fikir Vins baik-baik saja.
"Aku disini. Tunggu sebentar, aku akan keluar," ujar Uika mulai membuka kunci toiletnya.
Tepat ketika dia membuka pintu toiletnya, Uika melihat Vins yang berada terhimpit di lubang yang berada di makhluk berbulu aneh yang memiliki badan yang cukup besar. Makhluk itu memiliki bulu lebat yang menutupi sekujur tubuhnya dan memiliki perut buncit. Di tengah-tengah perutnya itu terdapat sebuah lubang yang berbentuk seperti resleting. Di situlah tempat Vins terhimpit.
"Tolong... aku," ujar Vins dengan suaranya yang lemah.
"Ayo~ pakai~ aku," ujar makhluk itu.
Uika langsung berteriak histeris dan berlari keluar dari toilet itu. Di luar, dia berlari di sepanjang lorong. Larinya pun terhenti ketika dia melihat gadis mengerikan tadi menghalangi jalannya di lorong itu. Uika langsung memutar balik namun makhluk berbulu lebat tadi sudah ada di belakangnya dan berlari ke arahnya. Ketika Uika menoleh lagi ke arah gadis aneh tadi, gadis itu juga sudah mulai berlari ke arahnya. Melihat itu, Uika menjadi sangat lemas bahkan tak mampu menggerakkan kakinya lagi.
"Ayo~ paka-." Uika terkejut karena makhluk berbulu tebal itu tiba-tiba terpental dan menabrak dinding di sebelahnya dengan sebuah pedang yang tertancap di kepala makhluk itu.
"Ehh?"
Mono muncul dengan melompat ke koridor itu. Mono langsung melesat dan mencabut paksa Vins yang ada di perut makhluk itu. Setelah membebaskan Vins, Mono mencabut pedangnya dan langsung melempar keluar makhluk itu dari koridor dengan satu tangan. Karena koridor itu berada di lantai dua, makhluk itu pun jatuh ke lantai bawah.
Mono langsung berjalan sembari menggendong Vins ke Uika. "Apa ini temanmu?" tanya Mono.
"I-iya," jawab Uika.
Mono langsung menyerahkan Vins kepada Uika dan berkata, "Cepat bawa temanmu pergi dari sini!"
"B-baik!" Uika langsung menggendong Vins dan berlari pergi dari sana.
Saat Uika akan berlari, dia dihadang oleh gadis aneh tadi yang masih berlari ke arahnya. Mono dengan cepat langsung melempar pedangnya kearah gadis itu. Pedang yang dilemparnya mengeluarkan aura aneh bewarna merah. Pedang itu mengenai kepala gadis aneh itu dan seketika menembus dan meledakkan kepalanya. Gadis itu pun tergeletak di lantai dan menghilang menjadi asap bewarna merah.
Uika sempat berhenti terkejut sebelum berlari lagi.
"Terima kasih banyak!" saut Uika kepada Mono.
Mono berbalik dan melihat banyak makhluk-makhluk itu sedang menerjang ke arahnya. Mono melihat kesekeliling dan melihat sebuah sapu di dekatnya. Mono mengambil nafas panjang dan mengambil sapu itu. Seketika sapu itu berubah menjadi sebuah pedang ketika disentuh oleh tangan Mono.
"Baiklah, ayo mulai."
Mono langsung menerjang balik makhluk-makhluk itu. Mono melompat dan menebas kepala salah satu makhluk itu. Mono lanjut melompat dan menjepitkan kakinya ke kepala makhluk yang lain. Sembari menjepitkan kakinya ke makhluk tadi, Mono mendaratkan tusukan ke kepala makhluk lain yang ada di belakang makhluk tadi.
Pedang Mono menancap di kepala makhluk itu dan makhluk itu pun meraung kesakitan. Mono pun memindahkan tumpuannya dari kakinya ke tangannya. Dengan tenaga penuh, Mono melakukan salto ke depan sembari mengangkat makhluk yang dijepit kedua kakinya tadi. Mono pun membanting dengan keras makhluk yang dijepit kakinya.
Mono pun mendarat sembari berpegangan erat dengan pedangnya yang masih tertancap di salah satu makhluk itu membuat makhluk itu pun terbelah menjadi dua. Namun tiba-tiba, salah satu makhluk yang ada di sana menerjang dan menyeruduk Mono hingga terpental keluar dari koridor.
Saat Mono akan terjatuh ke lantai bawah, Mono melihat makhluk berbulu tadi masih belum mati dan membuka lubang yang ada di perutnya lebar-lebar. Mono langsung menggenggam gagang pedangnya dengan kedua tangannya dan seketika, pedang itu memunculkan energi merah yang menyelimuti seluruh pedang itu. Mono pun mengarahkan tusukan pedangnya ke arah makhluk itu dan ketika tusukan Mono mengenai makhluk itu, makhluk itu meledak seketika.
Mono berhenti sejenak dan mengambil nafas. Ketika Mono melihat ke sekitar, masih ada cukup banyak junoi yang ada di area itu.
"Tcih, mereka banyak sekali. Ini pasti karena batu itu," gumam Mono. "Tunggu dulu, mereka terpancing oleh batu itu kan? Dan sekarang batunya berada di... " Mono yang sadar langsung berlari mencari Uika. "Sialan aku lupa menanyakan soal batunya."
Mono berlari ke arah kemungkinan Uika akan lewat. Mono menuju ke sebuah tangga dan benar saja, Mono melihat Uika yang akan menuruni tangga. Namun dia juga melihat ada salah satu dari makhluk-makhluk aneh itu melompat ke arah Uika, siap untuk menerkamnya.
"Sial, aku tidak akan sempat!" gumam Mono yang masih berusaha berlari secepatnya.
Tiba tiba, Aruta datang dan menendang makhluk itu sangat keras hingga membuat makhluk itu terpental.
"Aruta?" ujar Uika yang terkejut karena Aruta tiba-tiba muncul.
"Mono! hadang makhluk makhluk aneh itu untuk kami!" saut Aruta kepada Mono.
"Huh? Kau... oke!" Mono berbalik dan melihat banyak junoi yang sedang berlari ke arah Uika. Mono pun langsung menerjang para makhluk aneh itu.
Di sisi lain, Aruta menghentikan Uika sebentar.
"Uika, dimana batu yang kuberikan tadi siang?" tanya Aruta kepada Uika.
"Dibawa Vins," jawab Uika.
Aruta melihat kearah Vins yang pingsan dan melihat saku di dadanya menonjol. Aruta meraba saku Vins dan menemukan batu itu.
"Baiklah aku menemukannya. Sekarang bawa Vins keluar dari sekolah," ujar Aruta.
"Baik." Uika menggendong Vins dan berlari keluar dari sekolah.
Di sisi lain, Mono sedang bertarung dengan makhluk-makhluk mengerikan itu. Mono lengah karena banyaknya makhluk makhluk itu dan melihat di belakangnya ada salah satu dari makhluk itu yang akan menerkamnya. Namun Aruta langsung melesat memukul makhluk itu dengan sangat keras. Mono dan Aruta melompat mundur dan melihat beberapa makhluk itu yang masih tersisa.
"Kau bisa melihat mereka juga?" tanya Mono.
"Ya, memangnya kenapa?" jawab Aruta.
"Tidak apa-apa. Terima kasih sudah membantuku," ujar Mono.
"Baiklah. Ayo hajar mereka."