Chereads / Master of LYNK / Chapter 12 - Bab 2, Chapter 12: Pertandingan Bola Basket

Chapter 12 - Bab 2, Chapter 12: Pertandingan Bola Basket

Aruta melanjutkan sekolah seperti biasa hingga pada jam tiga, bel sekolah berbunyi menandakan waktunya pulang sekolah. Aruta memasukkan barang-barangnya ke dalam tas, memakai jaketnya, dan bersiap pergi. Namun sebelum Aruta tepat sesaat setelah Aruta berdiri, seseorang menghampiri Aruta.

"Hey Aruta!" seru Orang itu.

Aruta menoleh. "Huh? Oh Kevin."

"Aruta, minta tolong dong~" ujar Kevin.

"Tolong apaan?" tanya Aruta.

"Aku sama yang lain lagi mau sparing basket nih sama kakak kelas. Minta tolong dong sekali-kali ngebantu kelas," ujar Kevin menepuk pundak Aruta.

"Gak ah malas," jawab Aruta memalingkan wajahnya.

"Hey ayolah sekali-kali. Kok kamu nolak terus?" tanya Kevin.

"Emangnya kenapa kok kau butuh aku? Kan ada yang lain. Ngajak yang lain aja sana. Ada Bryan juga. Ngajak dia aja," ujar Aruta kembali menatap Kevin.

"Bryan tadi habis kecelakaan motor, lagi di rumah sakit sekarang. Dia gabisa ikut," ujar Kevin.

"Oh? Dia kecelakaan?" tanya Aruta.

"Ya. Untung dia masih selamat. Tapi ayolah Aruta. Olahragamu jago loh," ujar Kevin dengan nada memohon.

"Gak ah," jawab Aruta sembari menyingkirkan tangan Kevin dari pundaknya dan berjalan pergi.

"Hey aku punya komik Ultra X volume zero yang langka. Kau bisa memilikinya jika kau-"

Belum sempat Kevin mengakhiri kalimatnya, Aruta langsung datang menggeret tangan Kevin dan membawanya keluar kelas.

"Gas, tendang pantat mereka," ujar Aruta.

"Yeh gitu. Giliran ada imbalannya langsung mau," gumam Kevin.

***

Aruta, Kevin dan tim sekelasnya tiba di lapangan. Di lapangan, tim kakak kelas sudah berada di sana. Aruta cukup terkejut saat melihat tim yang akan dia lawan adalah kakak kelas yang dikenal sebagai kelas "atlet". Di antara mereka juga ada seorang siswa bernama Katsuo, orang yang bisa disebut pimpinan geng kelas itu.

"Bukannya itu kelasnya Katsuo? Kau berani sekali menantang kelasnya," ujar Aruta kepada Kevin.

"Ya, kita ada sedikit masalah," jawab Kevin.

"Masalah?" tanya Aruta mengangkat salah satu alisnya.

"Ya, kami bentrok dengannya kemarin. Kami memperebutkan sesuatu yang penting dan itu dipertaruhkan dalam pertandingan ini," ujar Kevin dengan nada serius.

"Apa itu?" tanya Aruta.

"Kami... memperebutkan kupon terakhir promo paket combo dari Rumah Makan Terang Rembulan yang terkenal itu. Kapan lagi kita bisa membeli paket combo dengan diskon enam puluh persen ," ujar Kevin.

"Hah? Cuma perkara tiket doang?" tanya Aruta. "Tadi sudah kukira serius loh," gumam Aruta setelahnya.

"Hey kau tak tahu seberapa berharganya kupon itu!" ujar Kevin kepada Aruta.

"Yang penting bisa dapet komik Ultra X aja lah," gumam Aruta.

Setelah selesai bersiap-siap, tim Kevin memasuki lapangan bersama tim kakak kelas. Kevin berjalan maju berhadapap hadapan dengan Katsuo. Mereka berdua saling menatap dengan tatapan yang sangat tajam. Kedua tim ini terlihat sangat serius walau hanya untuk memperebutkan sebuah kupon.

"Boleh juga nyalimu menantangku," ujar Katsuo dengan tatapan mengintimidasi.

"Yang menang akan mendapatkannya," ujar Kevin dengan nada yang sangat serius.

"Baiklah, ayo nikmati pertandingan ini," ujar Katsuo.

Pertandingan akan dimulai dan para pemain mulai menempati posisi masing masing. Ketika Aruta bersiap, dia melihat Kevin yang menghampirinya.

"Ada apa?" tanya Aruta.

"Kau yang saja yang jump ball sana," ujar Kevin.

"Oh? ok," jawab Aruta.

Aruta berjalan ke dalam lingkaran tengah dan berhadapan dengan Katsuo. 

"Aku belum pernah melihatmu. Kau cukup berani juga beradu jump ball denganku," ujar Katsuo.

Wasit berada di tengah mereka sudah siap melempar bola. Pertandingan dimulai dan wasit melempar bola itu keatas. Katsuo langsung melompat meraih bola itu. Namun secara mengejutkan, Aruta mampu melompat lebih tinggi dari Katsuo dan berhasil mengambil bola terlebih dahulu.

Aruta melakukan passing kepada Kevin dan berlari sangat cepat melewati pemain pemain tim kakak kelas. Kevin melakukan passing atas ke arah Aruta. Pemain tim kakak kelas melompat berusaha merebut bola itu namun Aruta melompat lebih tinggi dari mereka yang membuat Aruta berhasil menerima bola itu. Aruta men-dribble bola itu dan berlari sangat cepat. Aruta melakukan lay-up dan berhasil mengantarkan bola basket itu masuk ke dalam ring. Seluruh orang di lapangan itu pun langsung terbelalak dengan kemampuan Aruta.

"Apa itu barusan?" gumam Katsuo yang terkejut.

"Nice Aruta. Gila jago banget kau," ujar Kevin menghampiri Aruta dan menepuk pundaknya.

Aruta menepuk balik pundak Kevin sembari berkata, "Jangan lupa komiknya."

"Hehe iya-iya," Jawab Kevin dengan senyum tipis.

Pertandingan berlanjut dan Aruta tanpa ampun mengobrak-abrik tim Katsuo. Aruta terus mencetak poin dengan lemparan-lemparan yang tidak biasa. Setelah pertandingan selesai, Tim Kevin berhasil menang telak. Aruta mencetak paling tidak 40 poin di setiap kuarternya.

"Gila Aruta!" ujar tim Kevin yang langsung menyerbu dan memeluk Aruta.

Kevin sendiri berjalan kearah Katsuo dan menagihnya, "Mana kuponnya?"

"Tidak! Ini masih belum selesai. Aku memang sengaja tidak serius kepada kalian. Ayo lanjut satu kuarter lagi," ujar Katsuo.

"Loh apa ini kok lanjut-lanjut. Kalau sudah kalah ya terima aja lah," ujar Kevin mengerutkan dahinya.

"Kau takut?" ejek Katsuo. "Kupon ini berada ditanganku. Kau menginginkan kupon ini kan?" Katsuo mulai mengambil kupon itu dari sakunya. Namun saat Katsuo memasukkan tangannya ke sakunya, dia tak menemukan kupon itu. "Huh? Loh kuponnya mana?"

Tiba tiba ada tangan seseorang yang memegang pundak Katsuo dan terdengar suara seorang perempuan, "Sudahlah, kau itu sudah kalah."

Katsuo seketika berkeringat dingin saat mendengar suara itu. Dia menoleh kebelakang dan langsung ketakutan setelah melihat orang yang berada di belakangnya. "M-M-M-Mona? Kenapa kau disini?"

"Kau ini selalu mencari gara gara ya," ujar Mona.

"Ketua Osis Mona?" ujar Kevin.

Mona berjalan menghampiri Kevin dan memberinya kupon itu. "Maafkan temanku ya," ujar Mona.

"Omong omong kau yang disana," seru Mona menunjuk Aruta. "Mainmu tadi luar biasa sekali. Siapa namamu?"

"Aku?" Aruta bertanya dan Mona menganggukinya. "Aku Aruta."

"Aruta ya. Kau tidak ikut di klub olahraga kan. Kenapa kau tidak ikut saja? Aku melihat pertandinganmu tadi luar biasa loh," ujar Mona.

"Uh... sepertinya tidak dulu," jawab Aruta.

"Begitu ya. Yasudah, senang berkenalan denganmu," ujar Mona dengan senyuman lebar. Mona menghampiri Aruta dan mengulurkan tangan. Aruta pun berjabat tangan dengan Mona.

Di pinggir lapangan ada Mono yang berjalan melewati lapangan itu. Mono melihat ke lapangan dan melihat kakaknya sedang berbicara dengan Aruta.

"Oh kakak. Kenapa dia tak ke mansion?" gumam Mono. Mono menyipitkan matanya dan melihat Mona sedang berbicara dengan Aruta, orang yang tadi berlari melewatinya. Mono ingat dia merasakan aura benda yang dia cari muncul dari Aruta ketika dia berlari melewatinya. "Orang itu, aku harus menemuinya!" gumam Mono.

Beberapa saat kemudian beberapa anak di lapangan itu sudah pergi. Mona juga sudah pergi karena ada urusan OSIS. Di lapangan itu hanya tersisa Aruta dan Kevin yang sedang duduk di bangku pinggir lapangan. Kevin mulai membuka tas-nya dan mengeluarkan sebuah buku.

"Ini komiknya." Kevin memberikan komiknya ke Aruta. "Terima kasih ya udah mau bantu."

"Loh kamu udah bawa komiknya? Sama-sama," ujar Aruta sembari menerima komik itu. "Tapi apa kau yakin memberikan komik ini untuk sebuah kupon? Ini komik langka loh," ujar Aruta.

"Tidak apa. Aku sudah jarang membacanya. Kau boleh memilikinya," ujar Kevin dengan nada rendah. Aruta sendiri hanya bisa tersenyum setelah Kevin mengatakan itu.

"Kau mau ikut makan sama yang lain? Kau sudah membantu kami untuk mendapat kupon ini," tawar Kevin.

"Terima kasih, tapi kayaknya enggak dulu. Ini saja sudah cukup," jawab Aruta.

"Begitu ya. Yasudah ayo keluar sekolah. Sudah mau gelap ini.

"Oke," ujar Aruta.

Aruta dan Kevin berjalan keluar dari sekolah bersama. Namun Aruta merasa tak nyaman karena sepanjang perjalanan, Aruta melihat beberapa makhluk-makhluk aneh di area gelap dan tempat-tempat sempit di sekolah itu. Dan tentunya dengan wujud yang tak normal dan aneh.

"Banyak sekali. Biasanya jarang ada mereka. Pura pura gak lihat aja dah," gumam Aruta.

Ketika aku dan Kevin keluar dari sekolah, kami berpisah dan berjalan pulang kearah yang berbeda. Hari ini aku libur dari pekerjaan sampinganku. Karena tadi Kevin menawariku makan bersama aku jadi lapar. Aku jadi ingin memakan sesuatu. Aku memutuskan untuk pergi ke rumah makan favoritku sebelum pulang. Ketika aku sampai, tempat itu lebih ramai dari biasanya. Aku mengantri berjam-jam disana. Aku sekalian makan malam saja di sana. 

Saat Aruta keluar dari rumah makan itu, hari sudah gelap dan matahari telah digantikan oleh bulan. Aruta pun langsung berjalan kembali menuju apartemennya. Namun di tengah perjalanan, tiba-tiba ada yang memanggilnya. "Hey kau!" seru seseorang.

Aruta berbalik dan dia melihat seorang laki-laki di belakangnya. "Iya? ada perlu apa?"

"Apa kau Aruta dari SMA Starmind?" tanya orang itu.

"Iya," jawab Aruta.

"Namaku Mono, murid satu sekolah denganmu. Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan. Aku meminta waktumu sebentar," ujar Mono dengan nada serius.