Chereads / Master of LYNK / Chapter 8 - Bab 1, Chapter 8: Rumor Pencuri bagian 2

Chapter 8 - Bab 1, Chapter 8: Rumor Pencuri bagian 2

"Hey Aruta, ayo kita pulang saja. Aku merasa sesuatu yang tidak beres. Kita sudah menemukan petunjuk itu. Akan berbahaya jika kita terus berada disini," minta Juriko kepada Aruta. Juriko sudah mulai merasa takut berada di sana.

"Sepertinya kau ada benarnya juga. Yasudah, ayo kita pulang," ujar Aruta yang sebenarnya juga takut.

Mereka berdua mulai berjalan kembali. Namun saat sudah hampir sampai di pintu keluar ladang jagung itu, tiba-tiba dua orang petani yang sedang berpatroli malam datang memasuki pintu ladang jagung itu. Aruta dan Juriko langsung mengerem langkah mereka dan segera berputar balik.

"Itu hampir saja," ujar Aruta berusaha mempercepat langkahnya berusaha menghindari Petani tadi.

"Kita tidak bisa keluar melalui jalan itu," ujar Juriko yang sama-sama mempercepat langkahnya. "Kalau begitu, satu-satunya jalan yang tersisa adalah jalan keluar di ladang padi."

"Aduh jauhnya," keluh Aruta.

Namun mereka tidak memiliki pilihan lain selain menuju jalan keluar itu. Aruta dan Juriko mulai berjalan ke arah pintu keluar yang berada di ladang padi. Beberapa saat mereka berjalan dan akhirnya mereka keluar dari sektor ladang jagung dan tiba di ladang padi.

"Fiuh, sepertinya kita hampir sampai," ujar Aruta.

Mereka meneruskan perjalanan namun di tengah perjalanan, mereka mendengar suara aneh seperti suara orang-orangan sawah yang roboh.

"Hmm? suara apa itu?" tanya Juriko.

"Heh mungkin gagak lagi menjatuhkan orang-orangan sawah?" jawab Aruta.

Mereka pun menoleh ke belakang dan melihat tikus tanah raksasa dengan ukuran tak biasa berdiri di belakang mereka. Tikus itu memiliki ukuran setinggi manusia dewasa. Matanya merah menyala. Cakarnya panjang nan tajam. Dan kedua tangan tikus itu merupakan tangan manusia. Mulutnya mengeluarkan banyak sekali busa dan darah.

"Ka~lian melihatku?" tanya makhluk itu. Makhluk itu tiba tiba menutupi mukanya dengan kedua tangan-tangannya tangannya. Kuku makhluk itu yang begitu tajam mulai menyayat wajahnya sendiri. "Ti~dak bisa! Ka~li~an MELIHATKU!!"

Makhluk itu berteriak lalu mengejar Aruta dan Juriko. Aruta dan Juriko pun langsung berlari dari makhluk itu.

"Woahhh makhluk ini lagi!!" teriak Juriko.

Aruta dan Juriko pun bermain kejar-kejaran dengan makhluk itu. Tidak lama kemudian, makhluk tikus tanah itu mulai menggali tanah yang ada di bawahnya dan masuk ke lubang galian itu. Aruta dan Juriko berusaha berlari secepatnya menuju ke pintu keluar ladang itu. Setelah beberapa saat berlari, akhirnya jalan keluar dari ladang itu terlihat. Namun tiba-tiba makhluk tikus tanah tadi muncul di hadapan Aruta dan Juriko, menghalangi jalan mereka.

Aruta dan Juriko pun terpaksa berbalik lari dari makhluk itu. Makhluk itu sendiri kembali menggali tanah dan masuk ke dalam lubang galiannya.

Mereka terus berlari dan sampai di sebuah lumbung padi. Mereka terpojok di lumbung itu. Tidak lama kemudian, makhluk tikus tanah tadi muncul kembali dari bawah tanah menutup jalan keluar Aruta dan Juriko. Aruta berfikir jika mereka berdua hanya pasrah, maka mereka berdua akan menjadi mayat malam itu juga. Hanya ada satu cara untuk bertahan pada malam itu: melawan.

"Hey Juriko, kaburlah. Aku yang akan menghadang makhluk itu. Jika kita berdua hanya pasrah disini, kita berdua dapat dipastikan mati disini," ujar Aruta.

"Huh? Bagaimana denganmu?" tanya Juriko

"Tenang saja. Aku berjanji akan pulang. Kita pasti akan bertemu lagi di rumah," ujar Aruta memberi senyuman kepada Juriko. Setelah memberi senyuman hangat kepada Juriko, Aruta kembali menatap ke arah makhluk itu dengan tatapan tajam dan dengan tegas berkata, "Aku tidak takut kepadamu. Hadapi aku!"

"Paling tidak, jika aku tidak selamat, Juriko bisa selamat sampai di rumah," gumam Aruta.

Makhluk itu mulai melompat mencoba menerkam Aruta. Aruta dengan cepat melompat menghindar dari makhluk itu. Makhluk itu mulai menebaskan kuku-kukunya namun dengan sigap, Aruta berhasil menghindari semua tebasan makhluk itu.

Di sisi lain, Juriko mencoba untuk mengendap-endap keluar dari area pertarungan.

"Untung kakek Hans mengajarkan teknik bela diri," batin Aruta.

Sekali lagi, makhluk itu menerjang Aruta sembari menebas-nebaskan cakarnya. Aruta dengan sigap melompat ke atas tepat ketika makhluk itu hampir mengenainya. Ketika makhluk itu berada tepat di bawah Aruta, dengan cepat Aruta mendaratkan bogeman mentah ke atas kepala makhluk itu. Makhluk itu pun jatuh tersungkur terkena bogeman Aruta. Setelah mendaratkan bogeman itu, Aruta mendarat dengan aman di depan makhluk itu.

Juriko terkejut dengan kemampuan bertarung dari Aruta. Juriko menjadi percaya dengan perkataan Aruta "Aku berjanji akan pulang" dan mulai berlari menjauh.

Di sisi lain, tiba-tiba makhluk itu bangun dan menggali tanah di bawahnya. Dengan cepat, makhluk itu memasuki lubang yang dia gali dan entah bagaimana caranya, lubang yang digali oleh makhluk tadi tertutup kembali oleh tanah.

"Apa?! cepat sekali," gumam Aruta. "Dimana dia? apa dia kabur?"

Tiba-tiba sebuah lubang muncul di bawah Aruta. Aruta pun terjatuh ke dalam lubang itu. Dari dalam lubang itu, munculah makhluk tadi menerkam Aruta dengan kedua tangannya.

Juriko yang melihat itu langsung berhenti dari larinya. Juriko melihat Aruta yang berada di genggaman makhluk itu. Aruta sendiri berusaha memberontak dan melepaskan dirinya dari cengkraman makhluk itu. Namun kuku-kuku panjang makhluk itu yang mengelilingi tubuhnya begitu keras.

"A-Aruta?" Pikiran Juriko sedang berada di ambang kebingungan sekarang. Makhluk itu mulai membuka mulutnya lebar-lebar memperlihatkan gigi-giginya yang super tajam. Mulutnya sangat lebar bahkan lebih besar dari kepala Aruta. Makhluk itu mendekatkan mulutnya dan siap menyantap Aruta.

Juriko berhenti dan langsung memutar balik ke arah Aruta. Juriko benar-benar panik, melihat teman satu-satunya akan menemui ajalnya. Mulut dari makhluk itu sangat dekat dan benar-benar persis berada di depan wajah Aruta.

"BERHENTI!!" teriak Juriko. Tiba tiba pupil mata kanan Juriko berubah berbentuk jam bewarna biru. Jam itu berputar sangat cepat namun kecepatannya semakin lambat seiring jam itu berputar. Dan ketika jam itu selesai berputar, tiba-tiba makhluk itu kembali ke posisi saat dia belum menerjang Aruta. Makhluk itu kebingungan dengan apa yang terjadi. Aruta sendiri juga kebingungan dengan apa yang terjadi.

"Huh? apa yang terjadi?" tanya Aruta.

Juriko langsung menerjang dan dengan mendaratkan tendangan super keras ke kepala makhluk itu. Makhluk itu terpental kearah belakang dimana di tepat di belakang makhluk itu, ada Aruta. Aruta kembali fokus dan bersiap mendaratkan tendangan pada makhluk itu. Kali ini muncul aura merah di kaki kanan Aruta . Aruta dengan cepat menendang makhluk itu dengan kaki kanannya membuat makhluk itu kembali terpental dan menerima luka parah.

"Terima kasih, Juriko!!" saut Aruta.

Hati Juriko merasa senang sekali setelah menyelamatkan Aruta dan mendapat pujian itu.

"Benar, aku ingin menjadi kuat. Aku ingin menjadi orang yang kuat. Aku ingin menjadi kuat agar dapat melindungi orang orang yang kusayangi. Aku tidak bisa terus menjadi penakut seperti ini. Aku... harus menjadi kuat!" gumam Juriko.

Juriko mulai mengepalkan tangan kanannya. Tangan kanan Juriko tiba-tiba dipenuhi dengan aura merah yang menyala-nyala. Juriko melesat dan mendaratkan pukulan tepat di perut makhluk itu. Pukulan Juriko diikuti dengan energi merah di tangan kanannya yang ikut meledak, melubangi perut makhluk itu. Setelah Juriko mendaratkan pukulan itu, makhluk itu pun jatuh tersungkur ke tanah. Tubuh makhluk itu perlahan berubah menjadi aura bewarna merah dan menghilang.

Setelah makhluk itu menghilang sepenuhnya, Juriko pun berbalik ke arah Aruta.

"Aruta..." panggil Juriko.

"Hmm?"

"Maaf aku terus menjadi penakut selama ini. Aku... akan menjadi lebih kuat agar aku bisa balik melindungimu," ujar Juriko dengan sedikit meneteskan air mata dan langsung melompat memeluk Aruta.

"Hehe, terima kasih ya." Aruta pun memeluk balik Juriko dengan senyuman di bibirnya.

"Ayo pulang," ajak Aruta. 

Juriko mengangguk menerima ajakan Aruta. Aruta pun menggandeng Juriko dan pulang bersama.

Di sisi lain, terdapat dua orang yang melihati mereka. Salah satunya adalah orang yang menggunakan perban di tangannya dan adalah orang yang menyelamatkan Aruta, Juriko, dan Luna kemarin. Salah satu orang lainnya membawa sebuah pedang katana.

"Untung mereka selamat. Mereka kuat juga ya," ucap orang yang tangannya diperban.

"Mangkanya jangan kebanyakan belok beli makanan." ujar orang yang membawa katana.

"Tapi mereka orang yang kuat. Mereka berhasil mengendalikan energi 'LYNK' mereka. Padahal mereka masih 8 tahun loh. Sepertinya aku kemarin menyelamatkan harta karun," ujar orang yang menggunakan perban.

"Ya. Mereka juga mampu mengalahkan 'junoi' dengan usia semuda itu," ujar orang yang membawa katana.

"Sepertinya kita bisa mengajak mereka menjadi penyihir juntoshi."