Kring
"Selamat datang. Oh Lya?. Tumben sekali, ada apa?."
Lya menengok ke televisi dan menunjuknya. Pria itu terkejut
"Kau bergabung NJW?!." Lya mengangguk
Namanya Lino, pelatih sekaligus senior di klub beladiri Lya dulu. Kini laki-laki yang seumuran dengan kakaknya itu mendirikan sebuah tempat gym, namun hanya orang-orang tertentu yang tau kalau disana juga ada tempat latihan untuk para petinju
Sayangnya Lino selalu menolak anak-anak yang ingin berlatih karena masuk NJW
"Kau tau aku tak akan melatihmu bukan?." Ketus Lino
"Ya, aku tau. Aku tak memintamu melatihku kok. Lawan aku."
Lino terdiam. Lya adalah satu-satunya murid perempuannya, gadis itu selalu menolak untuk diajak bertarung dan Lino memakluminya karena dia seorang perempuan
Hingga di suatu malam, dia melihat Lya berhasil menghabisi lima preman berbahaya di kompleksnya yang menggoda perempuan dengan tangan kosong. Saat itu Lino tau, Lya bukannya lemah justru dia lebih paham tentang dirinya sendiri, kalau sekali dia menggunakan kekuatannya dia akan lepas kendali
"Kau sungguh?."
"Ya. Jangan pikirkan kakakku, dia sudah tahu. Sekarang fokus, lawan aku."
Lino menelan ludahnya mendapat tatapan serius Lya yang belum pernah dia keluarkan sebelumnya
"Asal kau tau alasanku tak menerima anak-anak NJW itu karena aku tak mau mereka semakin kuat dan melenceng." Ujar Lino
"Tapi kau juga tau kan?. Tanpa datang ke latihan ini pun, aku sudah kuat."
~•~
Malam sabtu pun tiba. Tak hanya para pemain, para penonton juga sangat antusias. Tepat setelah magrib datang setiap keluarga pasti berkumpul didepan televisi sambil melakukan makan malam
"Yak selamat malam semuanya!!. Kembali lagi dalam acara kebanggaan kita semua, Nusantara Juvenile War!!!."
"HOO!."
"HOO!."
"Yak dengan saya pembawa acara favorit kalian, Tarot!. Malam ini kami menerima banyak pendaftaran baru. Untuk itu pertandingan kali ini amat spesial!!. Jadi bagaimana jika kita langsung ke pertandingan?. Eh nanti dulu, mari saksikan iklan baru NJW!."
Di belakang panggung, terhitung sekitar 250 anggota yang menunggu giliran mereka. Para laki-laki berotot tengah mengangkat beban melatih otot mereka, ada juga yang meditasi, sementara para perempuan ada yang mengunyah permen karet supaya terlihat keren ada juga yang menggunakan makeup
'Dalam situasi perang sekalipun, mereka tetaplah perempuan yang tak bisa jauh dari merek kecantikan'
Lya menengok pada layar tv yang menyiarkan siaran langsung NJW. Rupanya iklan terbaru tersebut adalah alat pengobatan baru yang menggunakan kecanggihan nano id. Alasan benda itu baru tiba karena sekarang ini banyak peserta baru yang masih dibawah umur. Mereka tentunya berasal dari keluarga kaya raya
"Kalau kakakku di posisi itu sih, dia bakal mengajakku kabur. Orang tua gila mana yang memasukkan anak dibawah umur mereka ke pertandingan mematikan ini?."
"Namanya orang kaya akan tambah kaya."
Lya melirik
"Hehe aku Brian, anggota baru ya?."
Lya mengangguk dan belum lagi memberitahu namanya, terdengar suara di speaker
"Baiklah lewat sudah iklan kita. Kalau begitu mari panggil pemain pertama kita!. Sang ketua BEM yang menggunakan kemampuan bertarungnya untuk mendukung para korban bully, ini dia NOAH!!."
"Wah si sialan itu kenapa terlihat sangat tampan?." Ketus Brian
"Temanmu?."
"Lalu lawannya ialah sang sahabat lama, kisah persahabatan dua lelaki dengan karakter berbanding terbalik. Mari kita sambut, BRIAN!!!."
"Yap, itu aku. See ya~." Brian melambai kemudian pergi
"Dia santai sekali." Gumam Lya
Brian dan Noah sampai di atas ring. Keduanya menunjukkan ekspresi berbeda, yang satu dingin dan datar sementara satu lagi menyeringai antusias
"PERTANDINGAN … DIMULAI!!."
Jam digital muncul dan menghitung mundur. Lya tersentak melihat kecepatan Brian dan dalam keadaan melayang dia langsung menyerang Noah. Sementara Noah belum mengeluarkan apapun dan hanya menahan serangan yang ada
Tepat ketika Brian melayangkan tendangan berputarny, Noah dengan cepat menahan kemudian memukul dengan telapak tangan
"Teknik mereka sama. Karate ya."
"Kenapa kau bergabung?." Pertanyaan Noah membuat Brian melompat mundur
"Apalagi?. Aku mau mendukungmu."
"Apa maksudmu?."
"Selama ini aku heran. Kau punya orang tua kaya, wajahmu tampan dan setiap perempuan pasti rela untuk menjadi mainanmu. Tapi aku tak pernah tau apa yang kau pikirkan. Kau mulai berkelahi itu waktu kita masuk kampus kan, dan malah bergabung di pertandingan mematikan ini. Kau hanya mencari pelampiasan kan?."
Noah tersentak membuatnya lengah hingga Brian meraih tangannya lalu dibanting ke lantai
"Ugh."
"Hehe kalau kau lengah, kau akan kalah tau."
"Tak akan." Noah meraih leher Brian kemudian menindihnya
"Hehe kita sudah bareng sejak kecil. Tapi kau selalu membuat ku iri tau. Dan entah kenapa aku malah terus-menerus mengikutimu. Jujur saja pertandingan ini membuatku berpikir dua kali untuk menghancurkan mu. Mungkin bagimu aku bukan apa-apa nya, tapi bagiku … kau tetaplah laki-laki kecil yang dulu menangis melihat seekor kucing terluka."
Noah terdiam, tangannya bergetar dan tiba-tiba melepaskan leher Brian. Dia kemudian berdiri dan meninggalkan ring begitu saja membuat suasana hening
"A-ahh…"
Orang-orang pun terdengar banyak yang tak terima. Lya tersenyum seraya menggeleng
"Hasilnya seri ya pak hehe." Ujar Brian kemudian turun dari ring
"Aku terharu." Sindir Lya. Brian tertawa dan mengaduh pada pinggangnya
"Nah sekarang giliranku bukan?."
TO BE CONTINUE>>>