Keluarga Adiwira dikenal sebagai keluarga konglomerat di Nusantara. Yang paling terkenal ialah bunda Galileo yang dapat mendirikan perusahaan sendiri tanpa kehadiran sang kekasih
Ketika Galileo berusia 10 tahun, keluarganya tengah datang ke sebuah kafe yang akan dibuka disaat itulah pertemuan pertama mereka dengan Juan. Bunda Galileo yang merasa kasihan pun membawa Juan
Waktu itu kakak Galileo, Gia, masih menjadi hak asuh ayahnya. Galileo mencoba menarik hati Juan tapi dari awal dia sudah tau anak itu berbahaya
"Bahaya?." Celetuk Lino yang mulutnya yang langsung dibungkam Rania
"Biarkan dia cerita dulu!."
Lino mengatupkan mulutnya tak berani bicara membuat Lya melirik malas
"Iya. Jadi waktu itu sekitar dua tahun setelah Juan datang ke rumah kami, tingkahnya jadi aneh. Dia … hampir menyerang kakakku dengan pecahan vas kaca." Semuanya terkejut
"Beberapa bulan kemudian dia dikurung dan aku bolak-balik mengantarkan makanan. Tak seperti biasanya Juan jadi pendiam sejak itu. Dan seharusnya dari awal aku memang berada di pihaknya."
"Apa yang terjadi?." Tanya Aru mulai penasaran. Galileo menarik nafas
"Kak Gia rupanya dijadikan umpan ayahku untuk mencelakakan bunda."
Semuanya terdiam dan hanya terdengar suara Brian yang tengah mengunyah apel dan menjadi sorotan semuanya
"Apa?." Brian histeris saat Ethan mengambil alih apel tersebut. Sementara Aru bingung darimana buah itu datang hingga Ouzi menunjuk keranjang buah di nakas dekat kasur dengan datar
Aru terkekeh malu lalu juga ikut memakan jeruk
"Jadi kalian memutus hubungan dengan Juan?." Tanya Ouzi. Galileo mengangguk
"Dia anak yang baik. Hanya saja terlalu keras kepala."
Ruangan itu pun hening, semuanya kalut dalam pikiran masing-masing
"Aku mendengar langkah kaki." Ucap Noah
"Kak sembunyi!." Seru Lya
Lino segera menarik Rania yang panik bersembunyi dibawah kasur. Suara kode masuk dan orang-orang berjas itupun datang dengan seorang pria yang merokok
"Staf NJW?." Bisik Brian
"Kurasa bukan. Dia tak pakai topeng." Balas Aru
"Kalian, cepat ikut aku."
Lya melirik tempat kakaknya sembunyi dan mengangkat jempolnya diam-diam. Mereka berenam kemudian pergi. Rania dan Lino pun keluar
"Ugh, apa mereka akan baik'saja?. Sudah kuduga tempat ini neraka!." Pekik Rania
"Kau menonton pertandingan mereka kan?. Jangan khawatir. Sekarang ayo pergi dari tempat ini sebelum ketahuan."
Walau betul-betul khawatir Rania mau tak mau menurut dan pergi bersama Lino. Disisi lain mereka berenam dibawa pergi oleh orang-orang berjas misterius itu
Sampai di sebuah ruangan para bodyguard itu berbaris sementara pria yang merokok tadi memasukkan sidik jarinya dan pintu pun terbuka
"Juan!."
Pria itu membiarkan mereka berlari ke arah Juan yang belum juga siuman. Kecuali Lya, dia masih di tempatnya membuat pria itu bingung
"Jadi benar ya?. Minuman itu. Entah bagaimana, tapi sepertinya hanya orang tertentu yang dapat perubahan setelah meminumnya." Seringai pria itu muncul
Dia mengeluarkan sebuah pulpen dan menekannya hingga yang awalnya dinding menjadi ruangan lainnya dengan orang-orang penting didalamnya
"Sudah kuduga. Mereka bukan staf NJW. Tapi puncaknya." Gumam Ouzi yang didengar lainnya
"Apa yang kalian lakukan pada Juan?." Ketus Galileo
"Sangat to the poin ya. Pertama-tama perkenalkan aku Yuri dan ini Dara. Pria yang bersama kalian adalah pak Petra."
Lya dkk menatap waspada
"Ah lalu ada pak Eric, pak John, pak Kevin, pak Dope, pak Nowell, dan pak Justin. Kami adalah … pencipta Nusantara Juvenile War."
TO BE CONTINUE>>>