Setiap akhir pekan, NJW akan memainkan pertandingan sebanyak 5 ronde per malamnya. Yang menang akan lanjut minggu depan dan yang kalah akan masuk ke tim cadangan, keluar juga boleh
NJW tidak memiliki aturan. Jadi para pesertanya boleh menggunakan cara bertarung apapun, bahkan menggunakan sihir hitam yang berbahaya sekalipun. Karena mereka dapat melakukan apapun untuk mendapatkan hadiahnya
NJW memiliki staf-staf rahasia yang selalu memakai topeng hewan. Tugas mereka ialah merekrut langsung siapa saja yang menurut mereka kuat. Tapi itu lewat penglihatan luar saja, contohnya seorang petinju yang sudah menang lomba berturut-turut
Mereka tidak pernah tau ada serigala yang bersembunyi diantara para domba
"Gale!."
"Ya bun?."
"Coba sini!."
Laki-laki bernama Galileo itu menaruh bukunya dan segera menemui bundanya di ruang tengah
"Minggu ini kamu ikut ke Korea kan buat ultahnya tante Hyunseo?."
Galileo diam
"Bun, dia mah gak bisa kemana-mana kalau akhir pekan. Ada pertandingan." Cicit Gia diakhir. Galileo menatap malas kakak perempuannya itu
"Ah betul juga. Gale, kenapa kamu gak keluar aja?. Keluarga kita itu sudah kaya, kamu gak perlu buat-."
"Kalian pergi saja tanpa aku." Ucap Galileo
"Eh mau kemana kamu?!."
"Ada kelas!."
Galileo membawa motor sportnya pergi. Tatapannya terus menajam. Alasan dia bergabung NJW bukanlah untuk hadiahnya. Bundanya benar, keluarga mereka sudah bercukupan jadi tak perlu lagi dia mengincar hadiahnya
Ada alasan tersendiri. Galileo bukannya menuju kampus, dia malah ke rumah sakit. Sebenarnya dia memang ada kelas tapi memilih untuk tidak masuk
"Sudah lama ya, Aslan." Ucapnya melihat sang sahabat yang belum sadarkan diri
Ya, itulah alasan dia masuk ke NJW untuk mencari bajingan yang sudah membuat temannya menjadi sekarat begitu
"Gale, kalau misalnya aku menghilang dari dunia ini. Apa yang akan kau lakukan?."
"Bicara apa kau?. Tentu saja aku akan ikut denganmu."
"Akan ku cari sampai ketemu."
~•~
"Hey Noah!. Noah!."
Noah melirik malas. Anak-anak BEM yang sudah biasa melihat itu tak menggubrisnya
"Apa?."
"Kau ingat perempuan bernama Lya waktu itu?!. Ternyata dia anak kampus kita!." Pekik Brian
"Kau terlihat seperti stalker pedo gila."
"Sialan kau. Hey, kita harus membuatnya nyaman di NJW dong. Mana bisa kita melepaskan anak berbakat seperti dia!. Ayo ikut denganku!."
Noah terpaksa mengikuti teman bodohnya satu ini. Mereka menuju sebuah kelas. Brian celingak-celinguk ke dalam kelas mencari keberadaan Lya
"Oh kalian?." Kaget Lya. Padahal dia baru saja hendak masuk kelas ternyata penglihatannya benar
Brian menengok senang
"Lya!. Haha sudah kuduga kita satu kampus!. Aku melihat wajahmu di deretan mahasiswi jurusan teknik." Ujar Brian
"Ah ya. Tak kusangka bertemu disini. Ada apa?."
"Tak apa. Kami hanya mau menemuimu. Kau sudah makan siang?." Lya mengangguk
"Kau hadir akhir pekan ini?." Tanya Noah
"Eh?. Bukannya tunggu panggilan?."
"Tapi terkadang ada pemain yang tak bisa hadir, kau datang saja. Siapa tau jadi tim cadangan." Ujar Brian
"Oke. Ah aku ada kelas. Senang bertemu kalian lagi, dah~." Lya masuk ke kelasnya dan dua laki-laki itu pergi
Waktu berlalu tak terasa sudah jam pulang. Lya keluar dan menatap langit yang berwarna jingga itu
"Huaa melelahkan. Kapan aku bisa lulus dari kampus teknik sialan ini?. Seharusnya dulu aku bekerja saja."
Gadis itu melangkahkan kakinya keluar dari kampus, sementara teman-temannya menuju parkiran membawa kendaraan mereka
"Oh?."
Keduanya saling tatap
"Kau-."
Noah cengo saat Lya melewatinya begitu saja, entah inisiatif atau bagaimana laki-laki itu justru mengejar dengan motor kerennya
"Kau jalan kaki?."
"Tak lihat?." Noah berkedip
"Kau tau, anak gadis tak baik diluar sendirian magrib begini." Ujar Noah. Dahi Lya berkerut
"Sejak kapan kita akrab?."
"Eh?."
"Sudahlah sana pergi aku tak butuh tumpungan. Fyi, aku paling anti dengan laki-laki tampan dan famous sepertimu."
Lya mengibas tangannya seolah mengusir kemudian berlalu begitu saja
"Kau puas?." Lirik Noah kesal pada temannya itu yang tertawa terbahak-bahak
"Hahaha!. Makanya kau harus humble sedikit lagi." Ujar Noah
"Ck terserahlah. Kau lambat ku tinggal."
"Eh tunggu!."
Brian dengan cepat duduk di kursi belakang dan keduanya pun pergi. Sementara itu rupanya Lya tak pulang, dia menatap datar apa yang terjadi pada kedua laki-laki itu tadi
Kring
"Halo?."
"LYA CEPAT PULANG!!."
"Aduh telingaku. Iya iya!."
Lya mematikan telpon dengan kesal kemudian segera pergi menuju rumah sebelum singanya itu marah
Tanpa tau ada seseorang yang memerhatikan
TO BE CONTINUE>>>